Kamis, 28 Februari 2013

Pendidikan Kunci Pembangunan

Segera bergabung di www.goesmart.com, dan dapatkan ratusan konten pendidikan online interaktif untuk pelajar.

Barangkali tak ada di antara kita yang tak setuju bahwa pendidikan punya peran besar dalam pembangunan suatu bangsa. Namun, sering kali kita berhenti di situ, pada tataran abstrak dan menerimanya sebagai kebenaran mutlak yang tidak perlu lagi dikaji dan dirinci.
Berdasarkan keyakinan itu, kita melaksanakan percepatan dan perluasan pendidikan melalui aneka program pendidikan. Negara sebagai penjurunya dan masyarakat berpartisipasi aktif.
Semangat ini sudah benar. Namun, sebenarnya ada satu hal penting yang ”hilang”, yaitu tentang ”apa” yang seyogianya diajarkan untuk menyiapkan manusia-manusia Indonesia yang mampu berkontribusi maksimal bagi kemajuan bangsanya. Barangkali sekarang sudah waktunya kita memikirkan secara lebih mendalam masalah yang teramat penting ini.
Belum punya konsep yang jelas
Saya harus menyatakan bahwa sampai saat ini kita belum punya konsepsi yang jelas mengenai substansi pendidikan ini. Karena tak ada konsepsi yang jelas, timbullah kecenderungan untuk memasukkan apa saja yang dianggap penting ke dalam kurikulum. Akibatnya, terjadilah beban berlebihan pada anak didik. Bahan yang diajarkan terasa ”berat”, tetapi tak jelas apakah anak mendapatkan apa yang seharusnya diperoleh dari pendidikannya.
Substansi dasar yang memberikan isi pada kebijakan pendidikan kita perlu dibakukan. Rumusan substansi yang jelas dan cermat akan dapat menjadi kompas dan perajut bagi begitu banyak kegiatan dan inisiatif pendidikan di Tanah Air sehingga mengurangi segala macam kemubaziran. Rumusan substansi tersebut haruslah mengacu dan diturunkan dari konsepsi yang jelas mengenai bagaimana kemajuan bangsa terjadi dan apa peranan pendidikan di dalamnya.
Saya tak akan mengulang apa yang telah dikatakan oleh para pakar mengenai peran strategis pendidikan dalam menyiapkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) bangsa, serta dengan demikian mendorong kemajuan bangsa. Kita semua sepakat mengenai hal ini. Di sini saya ingin mengangkat sisi penting lain dari pendidikan, yaitu perannya dalam mendukung kemajuan bangsa melalui dukungannya dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik.
Berikut ini adalah butir-butir yang terkait dengan itu, yang saya sarikan dari hasil-hasil riset di bidang ekonomi-politik dan sejarah (Daron Acemoglu & James A Robinson, 2012). Penelitian-penelitian itu mencoba mengidentifikasi faktor-faktor penentu utama kemajuan bangsa sebagai suatu entitas sosial, ekonomi, politik berdasarkan analisis pengalaman sejarah bangsa-bangsa.
Beberapa kesimpulan penting adalah sebagai berikut. Bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh mutu institusi-institusinya, terutama institusi politik dan ekonominya. Proses kemajuan suatu bangsa terjadi dan berlanjut bila terjadi interaksi positif antara institusi politik dan institusi ekonominya. Bangsa-bangsa yang gagal maju—karena insiden sejarah atau barangkali karena kelalaiannya sebagai bangsa—umumnya terperangkap dalam interaksi negatif dari kedua kelompok institusinya tersebut.
Dari dua kelompok institusi penentu kemajuan bangsa, sejarah bangsa-bangsa menunjukkan, institusi politik adalah yang lebih mendasar. Kelompok institusi inilah yang pada akhirnya menentukan aturan main yang mengondisikan efektif tidaknya institusi-institusi lain. Pembenahan dan penataan institusi politik merupakan kunci pembuka kemajuan bangsa.
Selanjutnya riset sejarah menunjukkan, institusi politik akan mendukung proses kemajuan suatu bangsa apabila memenuhi dua persyaratan utama. Pertama, harus ada suatu tingkat konsentrasi kekuasaan politik di tingkat nasional yang cukup untuk menjamin penegakan law and order. Somalia dan Afganistan adalah contoh ekstrem kekuasaan terlalu tercerai-berai sehingga ketertiban umum dan hukum tidak bisa dijalankan.
Syarat kedua adalah sebaliknya, yaitu kekuasaan politik tak boleh terkonsentrasi di tangan satu kelompok atau beberapa kelompok saja (oligarki), tetapi harus terbagi sedemikian rupa sehingga elemen- elemen utama bangsa terwakili di dalamnya. Konstelasi politik harus inklusif karena dengan demikian sistem checks and balances dapat berjalan efektif. Tidak terlalu terkonsentrasi dan tidak terlalu tercerai-berai.
Dengan kata lain: sistem demokrasi! Riset tersebut menarik kesimpulan kuat dari analisis empiris sejarah bahwa demokrasi merupakan sistem politik yang paling menjanjikan bagi bergulirnya proses kemajuan bangsa. Tentu, yang dimaksud adalah demokrasi dalam arti substantif, bukan sekadar bentuk formalnya.
Riset menunjukkan bahwa makin tinggi pendapatan per kapita, makin besar peluang demokrasi berhasil dan berlanjut (Fareed Zakaria, 2003). Bangsa-bangsa yang sedang membangun dan sedang mengonsolidasikan demokrasinya sangat penting untuk menghindari krisis ekonomi. Sebab, di situ ada risiko tinggi sendi- sendi demokrasi yang sedang dibangun ikut rontok. Konsolidasi demokrasi berpeluang tinggi berhasil bila ditopang oleh perekonomian yang tumbuh dan manfaatnya makin terbagi merata.
Apabila demokrasi berhasil dikonsolidasikan, semakin besar pula institusi-institusi ekonomi akan berfungsi lebih baik lagi. Pada gilirannya meningkatkan kinerja perekonomian dan selanjutnya akan memperkuat demokrasi. Demikianlah seterusnya: terjadi proses interaksi positif antara politik dan ekonomi.
Peran pendidikan
Satu hal penting dari hasil riset mutakhir: institusi memegang peran kunci dalam proses kemajuan bangsa. Kualitas institusi penentu utama kemajuan bangsa. Oleh karena itu, upaya pembangunan bangsa semestinya memberikan prioritas tertinggi pada pembangunan institusi.
Kualitas kinerja institusi pada akhirnya ditentukan oleh kualitas manusia-manusia yang melaksanakan fungsi institusi itu, terutama dalam sikap dan kompetensinya. Di sinilah kita melihat jelas peran sentral pendidikan dalam pembangunan dan kemajuan bangsa. Melalui pendidikan kita dapat menanamkan sikap yang pas dan memberikan bekal kompetensi yang diperlukan kepada manusia-manusia yang menjalankan fungsi institusi-institusi yang menentukan kemajuan bangsa.
Di sini penting dibedakan dua sasaran pendidikan. Pertama, membentuk sikap dan kompetensi dasar yang perlu dimiliki oleh setiap warga negara di mana pun mereka berkarya. Ini merupakan tugas dari pendidikan umum. Adapun sasaran kedua: mendidik sikap dan kompetensi khusus yang diperlukan bagi mereka yang bekerja di bidang-bidang tertentu. Ini adalah bidang tugas dari pendidikan khusus. Pendidikan umum membekali anak didik soft skills untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Pendidikan khusus memberikan hard skills untuk menjadi pekerja yang baik.
Pada hakikatnya pendidikan umum wajib diberikan kepada semua anak didik di semua jenjang, mulai dari SD hingga perguruan tinggi (S-1). Tentu materi di setiap jenjang disesuaikan dengan umur dan tingkat kematangan anak didik. Adapun substansi pendidikan khusus diberikan sesuai vokasi atau profesi yang dipilih oleh siswa atau mahasiswa dalam kariernya nanti. Materi pendidikan khusus diberikan sebagai tambahan materi pendidikan umum. Dalam pendidikan khusus inilah dibangun, antara lain, kemampuan iptek manusia Indonesia.
Dalam strategi pendidikan yang utuh, kedua komponen pendidikan ini dirumuskan secara rinci, konsisten, dan seimbang. Keduanya membentuk kurikulum minimal pada tiap jenjang pendidikan dengan standar yang berlaku, dan diberlakukan secara nasional. Tentu ruang untuk muatan lokal harus tetap diberikan sesuai kekhasan setiap daerah dan kelompok masyarakat. Inilah yang saya maksud dengan benang merah substansi pendidikan nasional yang perlu kita rumuskan secara lebih jelas dan cermat.
Apabila kita menerima bahwa konsolidasi demokrasi adalah simpul kritis penentu kemajuan bangsa, strategi pendidikan perlu diarahkan sepenuhnya dan secara nyata mendukung sasaran ini. Pintu masuk kita adalah melalui pendidikan umum. Substansi pendidikan umum harus mencakup semua hal yang diperlukan untuk membekali anak didik agar jadi pelaku demokrasi yang efektif, yang tahu hak dan tanggung jawabnya, yang punya komitmen untuk menyukseskan proses konsolidasi demokrasi. Apabila ini kita lakukan, kita dapat optimistis, risiko-risiko kegagalan demokrasi dalam masa konsolidasi ini dapat diminimalkan. Demokrasi kita akan makin mantap dan institusi-institusi ekonomi akan makin efektif, yang selanjutnya akan makin memperkuat demokrasi.
Delapan kemampuan
Apa yang perlu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan umum yang memenuhi tuntutan tersebut? Ini adalah tantangan bagi para ahli untuk merumuskannya. Di sini saya ingin menyampaikan satu contoh substansi pendidikan umum dari negara lain untuk jenjang perguruan tinggi (S-1). Substansi bagi jenjang-jenjang di bawahnya tentu perlu penyesuaian-penyesuaian, termasuk harus memasukkan kekhasan budaya dan sejarah kita.
Profesor Derek Bok, Presiden Emeritus Universitas Harvard, mengatakan, pendidikan S-1 di Amerika Serikat bertujuan memberikan bekal delapan kemampuan kepada mahasiswanya. Pertama, kemampuan berkomunikasi. Semua mahasiswa S-1 perlu punya kemampuan ini secara efektif dengan berbagai pihak. Mereka harus mampu menulis dengan presisi dan menarik juga mengungkap secara lisan idenya dengan jelas dan persuasif. Ketidakmampuan berkomunikasi antara warga negara atau antara pemerintah dan publik adalah kegagalan demokrasi.
Kedua, kemampuan berpikir jernih dan kritis. Kemampuan ini mencakup kemampuan mengajukan pertanyaan yang relevan, mengenali dan mendefinisikan masalah, menyadari dan mempertimbangkan argumentasi dari berbagai sisi dari suatu permasalahan, serta mencari dan menggunakan secara efektif data dan informasi yang relevan. Akhirnya, mengambil sikap dan kesimpulan setelah mempertimbangkan semuanya dengan cermat.
Ketiga, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan. Hampir tiap isu publik punya sisi moral. Mahasiswa perlu dilatih menganalisis dengan jernih dan mengambil sikap mengenai aspek baik-buruk, benar-salah dari segi moral dalam menghadapi permasalahan.
Keempat, kemampuan untuk menjadi warga negara yang efektif. Mahasiswa harus disiapkan menjadi peserta aktif dalam proses demokrasi dan mampu mengambil sikap yang rasional mengenai berbagai masalah politik dan isu-isu publik.
Kelima, kemampuan untuk mencoba mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda. Di AS yang terdiri atas banyak kelompok etnis dan kelompok agama, pengajaran toleransi memperoleh perhatian khusus dan dianggap sebagai tugas penting dari universitas.
Keenam, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal. Mahasiswa diharapkan punya pengetahuan dasar masalah-masalah internasional dan apresiasi mengenai kultur yang berbeda.
Ketujuh, memiliki minat luas mengenai hidup. Mahasiswa harus dibangkitkan minat intelektualnya, seperti mengenai sejarah, filsafat, dan minat di bidang-bidang lain, seperti musik, seni, dan olahraga.
Kedelapan, memiliki kesiapan untuk bekerja. Ini sebenarnya bukan bagian dari kurikulum pendidikan umum, tetapi bagian dari kurikulum pendidikan khusus yang memang harus diajarkan pada tingkat S-1 sesuai dengan fakultasnya.
Kedengaran terlalu idealistik, tetapi itulah yang jadi sasaran ideal universitas-universitas di sana. Dan, tampaknya mereka sangat serius dalam mencapai sasaran tersebut. Tentunya kita tak boleh puas diri dengan apa yang kita punya sekarang. Taruhannya terlalu besar untuk bersikap seperti itu. Marilah kita lakukan sesuatu yang substantif bagi pendidikan kita.***
By Dadan Sutisna in Forum Peduli Bahasa Daerah Nusantara (Files)

Noot : tulisan ini Posting Pak Gus Manz di Grup Padepokan Guru Indonesia
Best Regarts,
Yudi Riswandy,
www.goesmart.com

Rabu, 27 Februari 2013

Tips Cara Merawat Komputer Agar Awet dan Tahan Lama

Segera bergabung di www.goesmart.com, dan dapatkan ratusan konten pendidikan online interaktif untuk pelajar.

Supaya awet dan tidak cepat rusak coba  tips ini :

  1. Defrag harddisk secara berkala. Fungsi defrag adalah untuk menata dan mengurutkan file-file harddisk berdasarkan jenis file/data sedemikian rupa sehingga akan mempermudah proses read/write sehingga beban kerja akan lebih ringan yg akhirnya dapat memperpanjang umur harddisk. Caranya klik menu Start > Program > Accesories > System Tool > Disk Defragmenter. Saat menjalankan fungsi ini tidak boleh ada program lain yg berjalan termasuk screensaver karena akan mengacaukan fungsi defrag ini.
  2. Aktifkan screensaver Selain bersifat estetis, screensaver mempunyai fungsi lain yg penting. Monitor CRT juga televisi menggunakan fosfor untuk menampilkan gambar. Kalau monitor menampilkan gambar yg sama untuk beberapa saat maka ada fosfor yang menyala terus menerus. Hal ini dapat mengakibatkan monitor bermasalah yaitu gambar menjadi redup/kurang jelas. Lain halnya jika monitor anda adalah LCD, LED yg sudah dilengkapi dengan energy saving, maka screensaver tidak terlalu dibutuhkan lagi. Cara+ mengaktifkan screensaver dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya klik Start > Control Panel > Display > klik tab screensaver, kemudian pilih sesuai selera . 
  3. Ventilasi yang cukup Tempatkan monitor maupun CPU sedemikian rupa sehingga ventilasi udara dari dan ke monitor / CPU cukup lancar. Ventilasi yg kurang baik akan menyebabkan panas berlebihan sehingga komponen/rangkaian elektronik di dalamnya akan menjadi cepat panas sehingga dapat memperpendek umur komponen tsb. Oleh karena itu usahakan jarak antara monitor/CPU dengan dinding/tembok minimal 30 cm. Kalau perlu pasang kipas angin di dalam ruangan. 
  4. Pakailah UPS atau stavolt.Pakailah UPS untuk mengantisipasi listrik mati secara tiba-tiba yg dapat mengakibatkan kerusakan pada harddisk. Kalau terpaksa tidak ada UPS, pakailah Stavolt untuk mengantisipasi naik turunnya tegangan listrik.
  5. Tutup / close program yg tidak berguna Setiap program yg diload atau dijalankan membutuhkan memory (RAM) sehingga semakin banyak program yg dijalankan semakin banyak memory yg tersita. Hal ini selain dapat menyebabkan Kompie berjalan lambat (lelet) juga beban kerja menjadi lebih berat yg akhirnya dapat memperpendek umur komponen/Kompie.
  6. Install program antivirus dan update secara berkala Untuk dapat mengenali virus/trojan2 baru sebaiknya update program antivirus secara berkala. Virus yg terlanjur menyebar di komputer dapat membuat anda menginstall ulang Kompie. Hal ini selain membutuhkan biaya juga akan menyebabkan harddisk Ente akan lebih cepat rusak dibanding apabila tidak sering diinstall ulang.
  7. Bersihkan Recycle Bin secara rutinSebenarnya file/folder yg kita hapus tidak langsung hilang dari harddisk karena akan ditampung dahulu di Recycle Bin ini dengan maksud agar suatu saat apabila anda masih membutuhkannya dapat mengembalikan lagi. Recycle Bin yg sudah banyak juga akan menyita ruang harddisk yg dapat menyebabkan pembacaan harddisk jadi lelet.Caranya jalankan Windows Explorer > klik Recycle Bin > klik File > klik Empty Recyle Bin Atau  dapat menjalankan fungsi Disk Cleanup Caranya Klik Start > Program > Accessories > System Tool > Disk Cleanup > kemudian pilih drive yg mau dibersihkan > setelah itu centangilah opsi Recycle Bin kalau perlu centangi juga yg lain (seperti temporary file, temporary internet file), setelah klik OK.
  8. Jangan meletakkan Speacker Active terlalu dekat dengan monitor Karena medan magnet yang ada pada speaker tersebut akan mempengaruhi monitor yaitu warna monitor menjadi tidak rata atau belang-belang.
  9. Uninstall atau buang program yg tidak berguna Ruang harddisk yg terlalu banyak tersita akan memperlambat proses read/write harddisk sehingga beban kerjanya akan lebih berat sehingga harddisk akan cepat rusak.
  10. Bersihkan motherboard & periferal lain dari debu secara berkala. Setidaknya enam bulan sekali hal ini harus dilakukan. Buka casingnya terlebih dahulu kemudian bersihkan motherboard dan periferal lain (RAM, Video Card, Modem, Sound Card, CDR/CDRW/DVRW, TV Tuner) dengan sikat halus. Pada saat komputer tidak digunakan tutuplah komputer (monitor, CPU, keyboard/mouse) dengan cover sehingga debu tidak mudah masuk ke dalam Kompie.
  11. Pasang kabel ground. Apabila casing nyetrum, ambil kabel dengan panjang seperlunya, ujung satu dihubungkan dengan badan CPU (pada casing) sedangkan ujung yg lain ditanam dalam tanah. Hal ini akan dapat menetralkan arus listrik yg nyasar sehingga dapat membuat komponen elektronik lebih awet.



Output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digolongkan ke dalam empat macam bentuk sebagai berikut.  
·                     Tulisan
·                     Image
·                     Suara
·                     Bentuk yang dapat dibaca oleh mesin (machine-readable form).

Tiga golongan pertama merupakan output yang digunakan langsung oleh manusia Unit keluaran antara lain terdiri atas: monitor, printer, plotter, dan speaker 


a.Monitor
Monitor merupakan unit keluaran yang memberikan informasi kepada pengguna komputer. Tipe-tipe monitor yang sudah dikenal adalah : 

  1. CGA (Color Graphic Adapter) Tipe monitor standar IBM yang mempunyai kualitas resolusi rendah. Monitor ini hanya mampu menampilkan 4 warna dalam mode grafis.
  2. EGA (Enhanced Graphic Adapter) EGA merupakan tipe monitor yang tingkatannya di atas CGA. Monitor ini mampu menampilkan 16 warna dalam mode grafis.  
  3. EPGA (Enchanced Professional Graphic Adapter) Monitor ini mampu menampilkan 256 warna pada mode grafis. Monitor ini disebut juga sebagai monitor PEGA atau PGA  
  4. VGA (Visual Graphic Adapter) VGA merupakan tipe monitor yang sekarang banyak digunakan. Gambar yang dihasilkan mempunya warna sampai jutaan. Mode grafisnya tampak lebih nyata di mata.  
  5. LCD (Liquid Crystal Display) LCD dikenal sebagai monitor flat atau latar data dengan resolusi rendah, yang memiliki kemampuan menampilkan warna sampai jutaan. LCD menggunakan persenyawaan cair yang mempunyai struktur molekul polar dan diapit oleh dua elektode yang transparan  
b. Printer
Printer adalah sebuah peralatan dari komputer yang dapat mencetak teks atau gambar ke media kertas atau media lainnya seperti kertas transparansi. Perinter berdasarkan alat mekanik atau prose kerjanya yang digunakan, adalah.  

·                     Impact, printer secara bekerja dengan kertas dimana proses cetaknya dengan menggunakan jarum yang menghasilkan titik kotak (dot matrix).
·                     Non Impact, printer yang bekerja secara mekanik, yaitu penyemprotan; dan elektronik pada media cetaknya.
Berdasarkan pekembangan teknologinya :
·                     Pin Dot matrix
·                     Ink jet
·                     Laser
·                     Thermal
Pin dot matrix diklasifikasikan berdasarkan jumlah pin yang dimiliki oleh head printer, yaitu 9, 18 dan 24. Transmisi yang digunakan, yaitu transmisi paralel (byte-by-byte) dan transmisi serial (bit-by-bit transmission). Metode pencetakan terdiri dari huruf per huruf (characeter by character), baris per baris (line by line), atau halaman per halaman (page by page). Secara umum printer yang umum digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu.   
·                     Dot matrix, contohnya Epson LX-300, LX-800, LQ-1170
·                     Inkjet, contohnya Hp Deskjet, Cannon Buble jet
·                     Laser jet, contohnya HP Laser jet 1000, 1010, 1020
c. Plotter
Plotter digunakan untuk mencetak gambar ukuran yang cukup besar, seperti gambar mesin dan konstruksi bangunan.   
d. Speaker
Speaker akan memberikan informasi dalam bentuk suara. Apabila Anda mendengarkan lagu melalui komputer yang terhubung Internet dan terhubung pada saluran pemancar radion online, maka unit keluaran yang diperlukan adalah speaker.


Best Regarts,
Yudi Riswandy,
www.goesmart.com

Selasa, 26 Februari 2013

Sejarah dan Perkembangan Internet

Segera bergabung di www.goesmart.com, dan dapatkan ratusan konten pendidikan online interaktif untuk pelajar.


Tahukah Anda apa itu Internet? Apa itu Jaringan Internet? Bagaimana Internet bekerja? Mungkin beberapa orang pernah berpikir dan pertanyaan-pertanyaan di atas terlintas pada saat Anda di depan komputer dengan terkoneksi internet. Saya pun juga demikian adanya.

Sejarah Internet
Internet singkatan dari Interconnection-networking. Penjelasan secara umum yaitu suatu sistem global dari semua jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain menggunakan standard Internet Protocol Suite (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) untuk bisa melayani milyaran lebih user di seluruh jagat raya. Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1969 berhasil membangun sebuah jaringan komputer yang disebut Internet dengan sebuah proyek ARPA yang disebut Advanced Research Project Agency Network atau disingkat ARPANET. Dengan sebuah saluran telepon dan media hardware serta software yang ber-platform UNIX, kita dapat melakukan komunikasi dalam radius jarak yang tak terbatas.
Proyek internet pada mulanya hanya untuk keperluan Departemen Pertahanan Amerika. Pada saat itu militer membuat sistem jaringan komputer yang terpencar dengan cara menyambungkan beberapa komputer di wilayah-wilayah penting untuk mencegah terjadinya masalah ketika terjadi serangan dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat. Pada awalnya ARPANET hanya menyambungkan empat situs, yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah, di mana mereka membentuk suatu jaringan terpadu pada tahun 1969. Dan pada Oktober 1972, ARPANET secara umum diperkenalkan. Beberapa lama kemudian, ternyata proyek ini mendapat dukungan dan berkembang pesat di seluruh wilayah negara tersebut. Karena banyaknya universitas yang ingin bergabung di negara Amerika, maka ARPANET dibagi menjadi 2, yaitu MILNET dan ARPANET kecil. MILNET khusus untuk pengguna militer, dan ARPANET digunakan untuk pengguna non militer, seperti sekolah-sekolah universitas yang akan bergabung. Gabungan MILNET dan ARPANET ini akhirnya dikenal dengan sebutan DARPA Internet, yang kemudian disebut Internet agar lebih mudah diingat.

Perkembangan Internet
Dalam perkembangannya yang hanya terbatas di negara Amerika Serikat, sekarang Internet bisa digunakan di seluruh dunia. Di dalam penggunaan Internet, terdapat beberapa protokol-protokol Internet yang digunakan, antara lain, TCF, DNS, IP, SSL, FTP, Telnet, HTTPS, SSH, HTTP, POP3, UDP, IMAP, dan SMTP. Beberapa layanan-layanan populer Internet yang menggunakan protokol-protokol tersebut adalah surel(surat elektronik) atau biasa di sebut email, Newsgroup, Usenet, File Sharing, IRC, WWW, dan sebagainya. Beberapa yang disebutkan diatas, yang paling sering digunakan yaitu email dan WWW. Selain yang disebut diatas, Internet dapat digunakan untuk berhubungan antara dua pengguna atau lebih melalui aplikasi pengiriman pesan secara instan seperti YM, MSN, Camfrog, Facebook, Twitter, dan Pidgin atau beberapa aplikasi sejenis yang sekarang ini berkembang pesat.
Internet secara tidak langsung memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ilmu pengetahuandan pandangan dunia. Sekarang ini dengan hanya menggunakan Internet dan mengakses Google, pengguna dapat memperoleh berbagai macam informasi yang sangat lengkap bila dibanding mencari informasi di buku perpustakaan.
Bagaimana menurut Anda tentang Internet setelah tahu sejarah dan perkembangan Internet?


Best Regarts,
Yudi Riswandy,
www.goesmart.com

Senin, 25 Februari 2013

Dunia pendidikan dan blusukan

Segera bergabung di www.goesmart.com, dan dapatkan ratusan konten pendidikan online interaktif untuk pelajar.


Belakangan ini istilah “blusukan” menjadi sedemikian populer. Jokowi berperan besar dalam menasionalisasikan terminologi bahasa Jawa tersebut.  Bahkan tatkala banjir bandang menggenangi ibukota, mantan walikota Solo tersebut tetap berkeliling menyapa warganya di barak-barak pengungsian.

Menurut Wijayanto Samirin, asal kata blusukan dari kata ”keblusuk” alias ”tersesat”. Jadi “blusukan” sinonim dengan ”sengaja menyesatkan diri untuk mengetahui sesuatu.” Pertanyaannya, apakah blusukan dapat diterapkan juga di ranah pencerdasan kehidupan bangsa?
Ternyata ada beberapa guru yang telah mempraktikkannya, salah satunya  bernama Herman Joseph Sriyanto. Selain aktif mengajar subjek Matematika di SMA Kolese de Britto Yogyakarta, alumnus Advanced Teacher Program (ATP) di St. Ignatius College Riverview Australia tersebut pernah berkunjung ke Colegio De Sao Jose. Letaknya jauh di pelosok Timor Leste sana.

Dalam perjalanan ke daerah Maubara,  ia menyaksikan pemandangan menggetarkan. Para guru duduk berdesak-desakan di bak terbuka di belakang truk yang melaju kencang. Selama 3 jam nonstop mereka terpanggang terik sinar matahari. Syahdan, H.J Sriyanto teringat kepada para koleganya di pulau Jawa. Mereka acap kali berkeluh-kesah meski pergi ke sekolah dengan naik sepeda motor atau mobil ber-AC. Padahal wajah para guru di Dilli itu, tak sekilas pun menyiratkan rasa keputusasaan (Sekolah itu Surga, 2012).

Praktisi pendidikan lain yang “hobi” blusukan ialah St. Kartono. Dosen bahasa Indonesia dan Jurnalistik di PBSID (Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah) Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta tersebut intens berbagi semangat dan teknik menulis. Buah pena-nya antara lain Menebus Pendidikan Yang Tergadai (2002), Reformasi Pendidikan (2003, dkk), Seri Pendidikan Budi Pekerti (2003-2004, dkk), Sekolah Bukan Pasar (Juni, 2009), dan Menulis Tanpa Rasa Takut (Juli, 2009).

Tatkala melawat ke pesisir utara daerah tengkuk kepala burung di bumi Papua, St. Kartono pernah ditanya seorang murid bernama Paul, “Pak guru, saya sudah mencoba menulis, tetapi sering tersendat atau berhenti, bagaimana usaha mengatasi itu?” Paul berasal dari daerah pedalaman, desanya berjarak 7 hari jalan kaki dari asrama sekolah.

Pak guru menjawab, “Paul, menulis tersendat itu karena bahan di kepala kita habis. Bisa juga pikiran tidak mampu mengaitkan masalah yang kita bahas dengan lentur.” Senada dengan pendapat Romo Baker, menulis ibarat membongkar tabungan berupa bacaan di kepala (Menjadi Guru Untuk Muridku, 2011).

Semangat Muda

Lantas dari generasi muda Ryan Singgih Prabowo (23) membagi ilmu di SDN 10 Dusun Mak Dewa, Pulau Rupat, Bengkalis, Riau. Jaraknya 11 jam perjalanan darat dan laut dari kota Pekanbaru. Setahun penuh ia menjadi pengajar muda yang diutus Yayasan Indonesia Mengajar besutan Anies Baswedan.

Ternyata yang memotivasi Ryan ialah anak-anak didiknya. “Mereka membuat saya piawai melewati titik jenuh. Tugas saya sekadar menjembatani orang miskin yang berpotensi luar biasa menjadi semakin luar biasa.” Ia lebih suka mengajar sambil bermain. Bahkan terkadang ia menggunakan alam sekitar sebagai media mengajar. Intinya, pakai apa saja yang bisa dijadikan media, sehingga anak tak menyadari ternyata yang sedang dilakukan adalah proses belajar, bukan sekadar bermain (Psikologi Plus, Desember 2012).

Kemudian ada juga kisah siswa SMA Kolese de Britto yang menjadi relawan gempa di seputaran Jateng - DIY pada Mei - Agustus 2006 silam. Di tengah kesibukan sekolah, ia masih bisa menyempatkan diri berbagi dengan sesama yang menderita. Wahyu Purwawijayanto merasakan pengalaman magis ketika berada di rumah sakit (RS), “Bau yang sangat tidak enak berasal dari luka yang membusuk. Aku merasa ragu. Nuraniku berkata untuk segera menolong kakek itu. Namun, indra penciumanku tidak tahan dengan bau busuk. Belum sempat mundur satu langkah ada seorang relawan yang meminta bantuanku untuk memindahkan sang kakek ke tempat tidur. Entah kekuatan apa yang menggerakkanku, yang jelas seketika aku mengabaikan rasa takutku dan berani mendekati kakek itu” (Sekolah Gempa - Sekolah Hati, 2008).

Akhir kata, blusukan tak harus bepergian secara fisik ke luar kota ataupun turba (turun ke bawah). Tapi dapat juga dilakukan di lingkungan sekolah kita masing-masing. Sekadar menyapa, meluangkan waktu, dan bercakap-cakap dengan anak didik ialah jurus mujarab untuk mengetahui situasi konkrit mereka. Sehingga bisa lebih menunjang proses pembelajaran. Menyitir pendapat Winston Churchill, “Kita hidup dari apa yang kita dapatkan, tapi manusia bahagia dari apa yang ia berikan kepada sesama.” Salam Pendidikan.


Best Regarts,
Yudi Riswandy,
www.goesmart.com

Jumat, 22 Februari 2013

Sekilas Catatan Akhir Tahun Dunia Pendidikan Indonesia

Segera bergabung di www.goesmart.com, dan dapatkan ratusan konten pendidikan online interaktif untuk pelajar.


Tahun 2012 segera berakhir. Telah banyak catatan yang ditorehkan, termasuk di bidang pendidikan. Ada yang menilai dunia pendidikan Indonesia di tahun ini sedang penuh dengan ‘cobaan’. Berbagai lembar hitam satu persatu bermunculan ketika kita mencoba mengingat apa yang sudah terjadi.
Tetapi, tidak semua lembar cerita tentang dunia pendidikan Indonesia hanya berwarna hitam bak jelaga. Ada juga kisah-kisah membanggakan yang patut kita jadikan dorongan untuk bisa melesat lebih jauh lagi.
Inilah beberapa catatan kecil tentang dunia pendidikan di Indonesia selama setahun ini. Ada suka yang mengharukan, ada pula kisah duka yang memilukan dan menyayat hati. Walaupun hanya berupa catatan, tapi peristiwa-peristiwa yang telah terjadi tersebut akan membuat kita menjadi bijak, jika kita benar-benar mampu mengambil hikmah darinya.

Fenomena tawuran yang tak kunjung berhenti
Seperti tahun-tahun sebelumnya, dunia pendidikan di Indonesia pada tahun 2012 ini juga dipaksa untuk kembali meneteskan air mata karena ulah para pelajar dan mahasiswanya yang melakukan perkelahian massal atau tawuran. Seakan-akan, fenomena tawuran ini sudah menjadi tradisi turun-temurun. Walau fakta di lapangan jelas menunjukkan banyaknya korban yang cedera maupun tewas, tampaknya tradisi tawuran belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.
KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) merilis ada sekitar 150 kasus tawuran dengan jumlah korban tewas mencapai 37 orang yang terjadi di sepanjang tahun 2012 ini. Tentu data ini belum termasuk tawuran yang terjadi di daerah yang jauh dari pantauan media massa.
Tawuran sendiri adalah merupakan bentuk kekerasan yang dilakukan secara berkelompok. Akar tawuran sendiri adalah sistem pelestarian kekerasan yang ada di kalangan para pelajar. Pertanyaannya, bagaimana bisa sistem pelestarian kekerasan macam ini terus berlangsung?
Menurut Arist Merdeka Sirait dari KPAI ,salah satu penyebab mendasar dari maraknya kasus tawuran pelajar ini adalah karena buah dari kegagalan sistem pendidikan di sekolah. Pria dengan julukan ‘pak brewok yang ramah’ ini mengungkapkan bahwa pelajar terlalu ditekan dengan berbagai hal yang mengatasnamakan kedisiplin, sehingga mereka memunculkan sebuah bentuk perlawanan yang salah satu diantaranya adalah membentuk komunitas-komunitas (baca: geng).
Komunitas inilah yang nantinya paling sering menjadi awal mula dari peristiwa tawuran. Loyalitas buta yang tertanam di benak semua anggota komunitas serta perasaan ingin eksis khas remaja membuat sering komunitas-komunitas ini menyerang kelompok lainnya dengan alasan yang mungkin bisa dikatakan sepele.
Parahnya, walau para senior di kelompok tersebut sudah lulus, semangat untuk membenci kelompok lainnya tetap tertanam kuat. Akibatnya tawuran pun menjadi seakan sebuah tradisi. Tentu jika ini dibiarkan, maka generasi penerus bangsa sebenarnya sedang berada dalam bahaya.
Selain membahayakan generasi muda penerus bangsa secara fisik, tawuran yang makin marak terjadi ini juga akan mengganggu perkembangan psikis dan karakter para pelajar Indonesia. Mereka berpotensi untuk tumbuh menjadi generasi yang menyukai kekerasan dan memilih mendahulukan otot daripada otak.
Tawuran yang paling menghebohkan tahun ini, terjadi pada pertengahan bulan September. Saat itu para pelajar dari dua SMA di Jakarta, SMAN 6 dan SMAN 70 saling menyerang. Seperti sebuah pertandingan gladiator, para pelajar yang ironisnya masih memakai seragam sekolah itu seperti manusia-manusia yang sudah kesetanan. Batu-batu bertebaran, ikat pinggang mengayun ke sana ke mari dan jeritan serta makian yang keluar dari mulut mereka membuat seakan mereka adalah sekumpulan manusia barbar yang lupa bahwa ini adalah negara beradab.
Dalam tawuran tragis itu, Alawy Yusiantro, seorang pelajar yang baru duduk di kelas sepuluh, harus meregang nyawa karena dadanya ditusuk oleh belati. Tangis keluarga pun pecah. Indonesia pun kembali berduka. Alawy, remaja yang mungkin nanti dapat menjadi dokter, insinyur atau pengusaha, harus terpupus impiannya karena hidupnya terenggut secara paksa.
Tentu masih banyak pelajar naas lainnya yang bernasib sama seperti Alawy. Jumlah mereka akan makin bertambah jika mata rantai tawuran ini tidak segera diputus. Jangan biarkan calon-calon penerus negeri dengan asa dan masa depan yang masih panjang harus tewas sia-sia.
Tidak hanya di kalangan pelajar, tawuran juga dilakukan oleh mereka yang menyandang predikat mahasiswa. Kota Makassar masih menjadi pusat pemberitaan akibat ulah beberapa mahasiswanya yang saling mempertontonkan amarah dan kebencian mereka tanpa rasa malu. Tidak jarang fasilitas kampus menjadi korban, baik dibakar maupun dirusak.
Sebegitu parahkah  pelajar dan mahasiswa di negeri ini, sehingga karena masalah yang sebenarnya dapat diatasi dengan kepala dingin harus diselesaikan dengan jalan kekerasan. Akankah jumlah pelajar kita yang tewas makin bertambah di tahun-tahun mendatang. Semoga saja tidak.

Jurang kesenjangan yang makin menganga lebar
Tahun 2012 ini juga menjadi tahun yang tak terlupakan bagi sebagian orang, termasuk bagi mereka yang lulus ujian sertifikasi guru. Bagaimana tidak, dengan menggenggam predikat sebagai guru sertifikasi, praktis mereka pun mendapat tunjangan yang bisa dikatakan cukup besar.
Besarnya tunjangan yang biasa dinamakan tunjangan profesi guru ini sendiri bervariasi. Walau begitu, pada umumnya besarnya Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta per bulan. Jelas ini merupakan sebuah “hadiah” yang cukup membuat si penerima tersenyum.
Tetapi ada sebuah fakta yang cukup menyesakkan dada di balik itu semua. Harian Suara Merdeka memberitakan bahwa tingkat perceraian di kalangan guru yang sudah naik tingkat kesejahteraannya karena mendapat tunjangan profesi ini meningkat secara drastis.
Bahkan di beberapa daerah, hal ini sudah sampai pada taraf yang cukup spektakuler. Kebanyakan rumah tangga keluarga guru sertifikasi itu harus berakhir karena alasan hadirnya orang ketiga. Sungguh sangat ironis.
Pemberian tunjangan profesi ini sendiri juga makin membuat jurang sosial semakin besar, antara guru sertifikasi dan guru non-sertifikasi. Apalagi jika pemerintah mau membuka matanya sedikit saja, ada banyak sekali mereka yang mengajar dengan sangat luar biasa, tapi dengan gaji yang besarnya hanya cukup untuk ongkos naik angkot.
Partiyah misalnya. Guru kelas 1 di SD Kristen 2 Kota Magelang ini hanya menerima gaji yang besarnya tidak pernah lebih dari Rp 600.000,00 per bulannya. Secara logika, sangat sulit untuk bertahan dengan gaji seperti itu. Tapi bagi beliau, mengajar bukan hanya masalah uang. Membuat anak dapat membaca, mengenalkan budi pekerti serta melatih siswanya menjadi lebih disiplin adalah sebuah panggilan hati.
Memang ada semacam fenomena di mana tiba-tiba saja banyak orang terkena demam guru. Fakultas keguruan pun sontak kebanjiran pelamar. Tapi sayangnya banyak orang ingin jadi guru agar bisa mendapat banyak uang. Jelas ini adalah sebuah tragedi. Mau ditaruh di mana masa depan negeri ini jika motivasi para gurunya sangat picik seperti itu?
Memang tidak mungkin untuk mengangkat semua guru yang jumlahnya jutaan orang itu menjadi PNS atau guru tersertifikasi. Tapi jika kesenjangan ini makin menganga maka lama kelamaan akan timbul kecemburuan sosial antara mereka yang bergelimangan tunjangan dengan mereka yang gajinya hanya cukup dibuat beli sabun mandi. JIka itu terus terjadi,   jangan harap negeri ini mampu memiliki kualitas pendidikan yang baik.

Menyabung Nyawa Untuk Ke Sekolah 
Ada sebuah fenomena lain yang juga akan menyayat hati. Di dusun Pintu Gabang, Desa Batu Busuk, Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Padang, anak-anak setiap paginya harus menyeberangi sungai yang arusnya cukup deras menggunakan sebuah jembatan. Tapi tunggu dulu, jangan bayangkan sebuah jembatan beton kokoh dengan tiang pancang baja yang kuat di setiap sisinya. Jembatan yang di maksud adalah seutas kawat yang membentang di kedua tepi sungai.
Sungguh ironis. Setiap paginya anak-anak itu, mulai dari pelajar SD hingga SMA, harus menyabung nyawa demi mendapat ilmu melalui jembatan itu. Memang jembatan itu bukan satu-satunya akses. Akses lain yang bisa ditempuh adalah menyeberangi sungai tersebut dengan berjalan kaki. Biasanya ini dilakukan oleh pelajar perempuan. Merekapun harus melepas sepatu dan seragam kemudian membungkusnya dan menaruhnya di atas kepala agar tidak basah. Sungguh mengenaskan.
Tidak hanya di Sumatera Barat, di Banten para pelajar juga meniti jembatan kayu yang sudah bobrok dan benar-benar tak pantas disebut jembatan. Dengan mengandalkan seutas tali yang masih membentang, anak-anak dengan semangat luar biasa itu berangkat mencari ilmu ke sekolah.
Kabar ini pun sampai di telinga para wartawan asing. Adalah Daily Mail, sebuah kantor media yang berbasis di Inggris yang akhirnya mengekspos hal itu ke seluruh dunia. Saking kagumnya akan keterampilan para siswa menyeberangi jembatan tersebut, mereka pun menyamakan para pelajar peniti jembatan maut itu dengan aksi berbahaya dalam film Indiana Jones.
Sebegitu miskinkah negeri ini? Sebegitu melaratkah bangsa ini, hingga tak mampu membangun sebuah jembatan yang benar-benar layak disebut jembatan? Kita pun mulai bertanya, apakah para pejabat yang bermobil mewah dan hobi plesir ke luar negeri itu adalah manusia, atau iblis yang sudah buta mata batinnya? Lalu ke mana larinya uang negara yang ada di APBN? Ataukah memang rasa belas kasihan dan akal sehat sudah hilang di benak mereka yang kini duduk di pemerintahan? Semoga Tuhan yang Maha Pengasih mengampuni pemerintah kita.

Buku ajar bikin galau
Tahun ini dunia pendidikan Indonesia juga diwarnai peristiwa yang cukup konyol, buku ajar tak layak pakai. Di beberapa daerah, di temukan bahan ajar, baik berupa buku paket maupun lks (lembar kerja siswa) yang ternyata memuat beberapa materi yang tidak pantas dan tidak nyambung.
Salah satu kasus yang pernah mencuat di media adalah kasus istri simpanan. Dalam sebuah LKS mata pelajaran muatan lokal pendidikan lingkungan dan budaya Jakarta, disajikan sebuah cerita dengan judul “Bang Maman dari Kali Pasir”. Dalam cerita tersebut, banyak ditemukan hal yang belum layak untuk disajikan bagi anak usia SD. Yang paling menuai kontroversi adalah masalah “istri simpanan”.
Kontan saja dinas pendidikan kebakaran jenggot. LKS yang sudah beredar di tangan siswa seharusnya sudah mengalami proses seleksi yang ketat. Maka publik pun bertanya, apa sebenarnya kerja dari dinas, hingga keteledoran fatal ini bisa terjadi.
Belum mereda isu LKS ”istri simpanan”, di Kebumen muncul kasus yang hampir mirip. Buku berjudul “Ada Duka di Wibeng” malah lebih mengerikan lagi. Buku yang dicetak sebagai bahan pengayaan mata pelajaran bahasa Indonesia itu secara gamblang menjelaskan cara melakukan hubungan seks yang baik agar terhindar dari risiko penyakit kelamin dan kehamilan. Luar biasa bukan.

BOS bocor? Tanya kenapa?
Salah satu kebijakan pemerintah yang cukup mendapat acungan jempol adalah menaikkan pos pendidikan dalam APBN. Setelah itu, kucuran dana untuk sekolah pun mengalir lumayan deras. Kucuran bantuan dana dari pemerintah untuk penyelenggaraan pelayanan pendidikan gratis inilah yang di sebut BOS atau Bantuan Operasional Sekolah.
Tapi sayangnya, sering BOS tidak tepat sasaran. Hanya sekolah-sekolah itu saja yang mendapat BOS. Sedang sekolah lain, terutama yang berada di pedalaman merasa masih kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat.
BOS pun ternyata menciptakan potensi untuk dikorupsi. Dalam sepanjang tahun ini, beberapa kali muncul isu penyelewengan dana BOS. Tersangkanya bisa dari berbagai pihak, mulai dari Kepala Sekolah, Kepala UPT Dinas Pendidikan, hingga Bupati/walikota.
Menurut Ade Irawan, Kepala Divisi Monitoring Pelayanan Publik dari ICW (Indonesian Corruption Watch), tingkat kebocoran BOS tahun 2012 ini mencapai hingga 20%. Ini terjadi karena kurang matangnya sistem penyaluran dari pusat ke sekolah.
Padahal dana BOS sangat dibutuhkan untuk menunjang terlaksananya proses belajar mengajar di sekolah. Melihat fakta ini, sudah sepantasnya jika pemerintah mulai membenahi sistem, agar dana BOS yang mulanya berasal dari niat yang baik untuk kemajuan pendidikan, tidak menjadi sasaran tembak para koruptor.

Dari video porno hingga arisan seks ala pelajar  
Satu lagi headline news yang pernah membuat semua merinding. Pada awal Oktober negeri ini dihebohkan dengan beredarnya isu arisan seks yang dilakukan oleh para pelajar di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Berita yang sempat membuat seluruh jajaran dinas pendidikan hingga aparat kepolisian Situbondo kalang kabut ini, hingga kini terus ditelusuri lebih lanjut.
Memang kasus penyelewengan seks yang terjadi di kalangan para remaja dan pelajar di Indonesia bukanlah hal yang baru lagi. Ratusan bahkan mungkin ribuan video porno yang diperankan oleh para pelajar kita sudah menyemarakkan dunia maya sejak beberapa tahun lalu.
Alhasil, kasus aborsi dan pernikahan dini pun semakin meningkat. Itu tidak lepas dari pengaruh pornografi yang menjangkiti para pelajar Indonesia. Padahal seorang pelajar yang sudah tersandung kasus seperti itu, prestasi akademik pun pasti terganggu.
Ada yang menyalahkan mudahnya teknologi informasi didapat. Ada pula yang menuduh sistem pendidikan di sekolah kurang berhasil. Menyalahkan memang mudah, tetapi akan lebih baik lagi untuk turut bersama mengurangi dan bahkan menghapus pornografi dari bumi pertiwi.

Kurikulum baru bikin sakit jantung
Kalau yang ini diperkirakan akan menjadi berita heboh hingga tahun depan. apalagi jika bukan rencana pemerintah menerbitkan kurikulum baru. Kurikulum 2013 nanti, menurut versi pemerintah, akan menjadi solusi bagi peningkatan moral dan karakter untuk pelajar. Apa pasal? karena dalam kurikulum ini, bobot pendidikan karakter dan budi pekerti, lagi-lagi menurut versi pemerintah, akan jauh lebih banyak.
Tapi lain pihak pasti lain pendapat. Justru banyak pengamat pendidikan, praktisi hingga guru, merasa perubahan kurikulum dapat menjadi bumerang. Selain karena minimnya guru dilibatkan, penyusunan kurikulum ini sendiri terkesan terlalu dipaksakan.
Apakah kurikulum yang saat ini masih dalam tahap uji publik ini akan berhasil dengan gilang gemilang? Atau pemerintah harus menundanya karena perlawanan yang begitu besar terhadapnya? Biarlah waktu yang menjawab.

Kabar baik dari SMK
Memang banyak sekali hal yang membuat kita mengelus dada ketika membicarakan apa yang sudah terjadi selama setahun ini terhadap pendidikan di Indonesia. Tapi sebenarnya masih ada hal baik yang patut membuat kita berbangga.
Kabar baik nan membanggakan itu datang dari adik-adik SMK. Dengan berbagai inovasi yang keren, mereka membuat warga bangsa sedikit bisa tersenyum. Ketekunan serta keberanian laskar pelajar SMK ini, berpotensi mengangkat nama bangsa menjadi lebih berkibar.
Setelah membuat produk kebanggaan nasional, Mobil ESEMKA, anak-anak SMK di negeri ini ternyata menolak untuk berhenti berinovasi. Produk-produk susulan pun bermunculan. Mulai dari sepeda motor, hingga pesawat terbang.
Sungguh sesuatu yang sangat membanggakan. Tapi anehnya masih ada beberapa pihak yang memandang sinis pencapaian awal ini. Patut dicurigai mereka adalah orang-orang yang tidak ingin bangsa ini maju sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Seiring dengan berjalannya waktu, anak-anak SMK harus terus mendapat berbagai support, baik dari pemerintah, pengusaha hingga seluruh lapisan masyarakat. Inilah kesempatan yang baik untuk kembali menunjukkan taji kita sebagai bangsa yang besar.Maju terus SMK!

Pejuang-pejuang muda di pedalaman
Hal lain yang patut diacungi jempol adalah keberanian dan ketulusan ratusan sarjana yang memillih untuk mengikuti program SM3T. Program SM3T sendiri adalah sebuah program yang digagas pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh pelosok negeri. Melalui program ini, sarjana-sarjana kita akan diberi kesempatan untuk mengabdi kepada Ibu Pertiwi, dengan cara mendidik anak-anak sekolah di daerah terdepan, terluar dan tertinggal.
Prabowo Mujiarto, seorang sarjana SM3T dari Kota Magelang,  mengaku ini adalah sebuah tantangan tersendiri baginya. Pemuda yang juga anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini memang adalah salah satu dari sedikit sarjana yang berani untuk mengambil langkah berbeda.
Berbekal ilmu yang didapat semasa kuliah, ia ingin turut serta mencerdaskan anak bangsa. Walau sadar keadaan di tempat kerjanya nanti jauh berbeda dari tempat asalnya, lelaki tampan berbadan tegap ini tidak gentar. Bersama dengan korps sarjana SM3T lainnya, ia berangkat meninggalkan pulau Jawa pada pertengahan Desember kemarin untuk turut membangun negeri.
Itulah sekilas catatan singkat mengenai dunia pendidikan Indonesia selama setahun ini. Ada hal yang perlu kita jaga dan tingkatkan, tetapi ada pula yang harus kita cegah agar tidak terjadi lagi di tahun mendatang. Mari dengan langkah tegap kita buka tirai yang baru dengan semangat yang membara untuk semakin meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini. Karena pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak. Goodbye 2012, welcome 2013 .

kompasiana.com, korantempo.com, wikipedia.com, antaranews.com, tribunjambi.com

Best Regarts,
Yudi Riswandy,
www.goesmart.com

Permainan untuk Balita Anda (klik play, pilih lagu di kiri, lalu tekan sembarang tuts)