dikutip oleh: Siti Nurdiana
Jangan Marahi anak anda hanya karena tak masuk peringkat 10 besar di kelasnya…..
Kebanyakan di antara orang tua yang mempunyai anak di usia sekolah selalu menanyakan kepada anak yang dijumpainaya….. sekolah dimana, dapat rangking berapa? pertanyaan yang sering keluar ketiga bertemu dengan kawan atau saudara. Orang tua pasti bangga jika anaknya selalu dapat rangking , juara kelas atau jadi bintang di kelasnya, gengsi inilah yang membuat sebagian orang tua siswa menempuh segala macam cara agar anaknya jadi juara mulai dari les privat, iku bimbel dan lain sebagainya hanya terkadang hal ini terlihat kebablasan. Kebablasan yang bagaimana? Anak dipaksa selalu mengikuti keinginan orang tua tanpa diberikan kebebasan untuk memilih.
Ketika sesuatu muncul dan jadi trend di masyarakat orang tua sibuk berbondong-bondong mendaftarkan anaknya taruhlah contoh Sepak Bola misalnya, ketika Sepak Bola jadi sebuah trend baru atau idola baru, tanpa melihat bakat dan minat anak ramailah sekolah sepak bola dibanjiri ortu yang ingin menyekolahkan anaknya di tempat tersebut.
Atau yang sering saya temui di antara anak didik saya adalah anak belajar dengan beban yang sangat berat dikarenakan oleh tuntutan orangtua yang mengharuskan anaknya pandai dan selalu dapat nilai bagus , akhirnya anak jadi takut salah dalam mengerjakan soal dan kurang konsentrasi dalam menerima dan memahapi pelajaran. Selalu terbayang jika pulang bukunya dibuka mama atau papa kalau nilai tak diatas 8 habislah aku………. nyanyian atau ocehan papa/mama akan keluar bagaikan senapan mesin….
Kecerdasan dan kesuksesan karir anak tak hanya diukur melalui intelektualitas saja , ada 7 kecerdasan yang bisa dimaksimalkan dalam diri anak anda untuk meraih masa depan gemilang….
APA SAJA TUJUH KECERDASAN ITU ?
Apa yang tersirat dalam pikiran anda jika mendengar kata cerdas? Profesor linglung? Kutu buku? Juara Kelas? atau mungkin anak yang selalu berkacamata yang dapat membelah atom, tetapi sulit mendapat teman kencan? atau seorang kutu buku yang membosankan, yang mengajak tamu-tamu pesta ke sudut ruangan untuk diajak berbincang tentang perkembangan terbaru dunia Cyber? Apakah kecerdasan hanya berarti cerdas di sekolah? Tentu saja tidak….
Disekitar kita banyak orang yang sukses padahal selama kuliah mereka sama sekali tidak masuk hitungan, bahkan mungkin kebanyakan orang -orang ini gagal di sekolah, tetapi saat ini mereka sukses dalam bidang pekerjaan mereka. Contohnya seorang montir yang dapat mendiagnosis kerusakan mobil dalam waktu singkat, Seorang terapis yang berhasil menyelamatkan keluarga dari satu kehancuran dan seorang penyanyi tenor yang mampu membuat anda menitikkan air mata. Orang-orang tersebut termasuk orang-orang cemerlang, apa pun prestasi mereka di sekolah.
Sejarah dipenuhi oleh nama-nama terkenalyang tidak pernah berprestasi disekolah. Ilmuwan dan matematikawan Isaac Newton, pengarang Leo tolstoy, dan perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, pernah gagal disekolah mereka. Thomas Edison bahkan pernah dikeluarkan dari kelas oleh gurunya karena dianggap terlalu bodoh untuk menerima dan mempelajari pelajaran apapun. Albert Enstein baru bisa membaca saat umur tujuh tahun……..saya yakin anda akan mnemukan mereka dikelompok anak berprestasi rendah di sekolah. Tapi nyatanya orang-orang tersebut mampu memberikan kontribusi yang amat penting di dunia ilmu pengetahuan, politik, sastra, walaupun prestasi mereka di kelas buruk.
Howard gardner dalam teori Kecerdasan Majemuk mengatakan, Kecerdasan tidak hanya berupa angka IQ yang kita kenal selam ini. Kecerdasan merupakan kumpulan kepingan kemampuan yang ada di beragam bagian otak. Semua kepingan ini saling berhubungan, tetapi juga bekerja sendiri - sendiri. Dan yang terpenting mereka tidak statis atau ditentukan saat lahir. Seperti otot, kecerdasan dapat berkembang sepanjang hidup asal terus dibina dan ditingkatkan. Artinya dalam lingkungan yang tepat orang bisa menjadi semakin cerdas.
Gardner percaya bahwa dalam diri manusia, sedikitnya ada tujuh potensi kecerdasan utama atau tujuh cara manusia mengetahui sesuatu. Tujuh jenis kecerdasan ini adalah :
KECERDASAN VISUAL / SPASIAL
Orang yang memiliki tingkat kecerdasan visual/spasial tinggi memiliki mata “super”. Mereka biasanya memiliki daya pengamatan yang tinggi dan kemampuan berpikir dalam bentuk gambar. Mereka mampu menciptakan mahakarya atau memecahkan permasalahan rumit dibidang fisika, kadang-kadang tanpa perlu susah payah.
Anak-anak yang masuk dalam kategori ini biasanya senang bermain dengan balok kayu, membuat bangunan dari lego atau mainan konstruksi yang lain, membuat benteng dari ranting pohon atau kardus, menciptakan bentuk dengan menggunakan cat, tanah liat, atau program komputer. Mereka suka merancang poster, merangkai bunga dan menata perabot rumah tangga. Anak dengan kecerdasan visual akan dengan mudah menemukan wajah seseorang ditengah kerumunan orang banyak, mereka ahli membuat teka-teki silang dan senang mengantung gambar pada dinding.
Apabila dewasa, mereka akan senang jika menjadi arsitek, seniman, dsigner, insinyur, ahli dsign grafis, kartunis, dsign interior, kurator musium, atau ahli tofografi , dll.
KECERDASAN VERBAL/LINGUISTIK
Di dalam budaya kita, kecerdasan di bidang bahasa atau linguistik sangat umum dijumpai dan sangat dibutuhkan. Kita semua suka bicara, Akan tetapi hanya sedikit dari kita yang mampu memanfaatkan kata dan bahasa layaknya tongkat ajaib, atau apabila perlu seperti pedang. Kecerdasan bahasa bekerja bagaikan generator kata dan bahasa, ini termasuk kepekaaan dalam memahami struktur, arti, dan penggunaan bahasa, baik tertulis maupun lisan.
Anak yang memiliki kecerdasan di bidang bahasa biasanya bicara lebih cepat dan lebih sering.Mereka suka mengumpulkan kata-kata baru dan suka memamerkan perbendaharaan kata mereka pada orang lain. Mereka menyukai lelucon dan kalimat plesetan, Anak-anak dalam kelompok ini suka memutar kaset cerita berulang-ulang, sampai mereka hafal diluar kepala kalimat-kalimat panjang dari penulis favorit mereka.
Anak-anak yang punya kecerdasan di bidang bahasa bisa menjadi pengarang buku, guru, presenter, penyiar, penulis buku, pengacara, pemandu wisata, penyusun kamus, ahli hubungan masyarakat, editor, penerjemah pelawah dan yang jelas JAGO NULIS DI BLOG.
KECERDASAN MUSIK
Kecerdasan musik merupakan gabungan dari kemampuan mengenali pola nada, tinggi rendahnya nada, melodi dan irama, ditambah dengan kepekaan dalam menangkap aspek-aspek bunyi dan musik secara mendalam atau penuh perasaan. Mega bintang dalam kelompok ini termasuk komposer Beethoven, Group musik The Beatles, pemain biola YO Yo Ma, dll. Anak-anak yang pandai dibidang musik senang menyanyi, mereka suka bersenandung mengubah lirik lagu yang mereka kenal atau mengubah kata-kata mengikuti pola musik yang teratur. mngetuk-ngetuk atau menjentik-jentikkan jari tangan, mengangguk-anggukkan kepala, merupakan tanda-tanda awal kecerdasa dibidang musik. Kecerdasan dibidang musik sudah bisa tampak ketika anak-anak masih sangat kecil sekalipun, anda mungkin pernah melihat seorang anak yang masih pakai popok berdansa dalam acara keluarga, seolah-olah hanya dia yang bisa mendengar irama.
Apabila anda memupuk kecerdasan musik pada anak anda sejak dini kelak mereka dapat membina karir sebagai penyanyi, penggubah lagu, pemusik dan segala sesuatu yang berhubungan dengan seni musik dan budaya yang lain.
KECERDASAN KINESTETIS
Keahlian dalam mengolah tubuh, kecerdasan olah tubuh merangsang kemampuan seseorang untuk mengolah tubuh secara ahli, atau untuk mengekspresikan gagasan dan emosi melalui gerakan. Ini termasuk kemampuan menangani suatu benda dengan cekatan dan membuat sesuatu. Pebasket Michael Jordan, penari dan penyanyi Josephine Baker, Ahli Kungfu Jet lee , bintang-bintang papan atas olahraga dan lain-lain.
Anak-anak yang pandai mengolah tubuh biasanya banyak bergerak dan menyentuh segala sesuatu, anak-anak ini mengenal dunia melalui otot-otot mereka. Mereka suka membuat model, menjahit dengan jari tangan, atau belajar bahasa isyarat, anak-nak dalam kelompok ini ahli dalam olah tubuh/koreografer atau olahragawan andal.
Anak-anak dengan kecerdasan di bidang olah tubuh mungkin memilih karier sebagai penari, atlrt, pencipta tari, pematung/pemahat, ahli tenun, tukang las, montir, guru olahraga, aktor, ahli terapi dll.
KECERDASAN LOGIS/MATEMATIS
Kecerdasan matematis biasa dikaitkan dengan “otak” kecerdasan ini mengatur pola pikir deduktif dan induktif, bekerja dengan angka dan pola abstrak, serta mampu berpikir logis. Ilmuwan Albert Enstein, ahli tumbuh-tumbuhan dan ahli kimia tanaman George Washington Carver, Ahli matematika dan ahli astronomi Benyamin Bannaker, adalah orang yang memiliki kecerdasan logis dan matematis yang tinggi.
Anak-anak dalam kelompok ini biasanya menukai teka-teki, bagi mereka bilangan layaknya benda hidup, atau seperti tokoh dalam buku cerita. Mereka suka berfikir secara otomatis, mengira-ngira mengukur, dan menghitung, mereka fasih bicara masalah komputer serta menyukai segala jenis alat pertukangan. Setelah dewasa anak-anak dengan kecerdasan logis /matematis bisa menjadi ahli matematika, ahli astronomi, pencipta, ahli pikir, ahli forensik, ilmuwan, ahli filsafat, ahli tata kota, akuntan, analis komputer, dan masih banyak lagi.
KECERDASAN INTERPERSONAL
Kecerdasan interpesonal terkait dengan kepandaian untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Kecerdasa ini menuntun orang lain untuk memahami, bekerjasama dan berkomunikasi, serta memelihara hubungna baik dengan orang lain. anak dengan kecerdasan in biasanya pandai bergaul dan memiliki banyak teman. Di tempat bermain mereka dikenal sebagai anak-anak yang cinta damai, suatu acar aakan tidak lengkap tanpa kehadiran mereka. Anak-anak ini tidak selalu menjadi pusat perhatian. Mereka pengamat yang baik, berdiri tenang dan menepi, sementaran tak satu hal pun luput dari perhatiannya. Mereka suka membaca buku riwayat hidup dan selalu ingin tahu apa yang memotivasi orang lain dalam bersikap dan berperilaku.
Anak-anak dengan emosi tenang ini bisa menjadi ulama, pendeta, guru, pedagang, ahli terapi, pekerja sosial, pengelola panti asuhan, ahli melobi, juru runding, psikiater, dll.
KECERDASAN INTRAPERSONAL
Anak dengan kecerdasan intrapersonal biasanya tidak cepat puas dengan hasil pekerjaan mereka. Mereka memiliki pengethua tentang dirinya, terutama kepekaan terhadap nilai, tujuan dan perasaan mereka. Sifat tersebut membuat mereka mandiri, penuh percaya diri, punya tujuan dan disiplin. Penyair emily Dickinson adalah contoh orang yang yandai mengenal dirinya sendiri. Pada saat benar-bear menyendiri Emily pernah hampir menulis 500 sajak, salah satunya berbunyi Surat ini ditujukan kepada Dunia/Yang tak pernah menyurati saya. Jane goodall seorang perintis pengamat perilaku Simpanse, mampu menciptakan sutu kehidupan di suatu daerah Afrika yang liar, yang kemudian membagi pengalamannya kepada dunia dan masih banyak lagi.
Anak yang panda pada diri sendiri senang bekerja sendiri tetapi juga tidak ragu-ragu untuk berpartisipasi dalam kelompok, anak dengan kemampuan khusus ini senang mengingat dan mencatat mimpi mereka, dan selalu ingin tahu tentang leluhur mereka. Mereka bisa duduk berjam-jam mengamati album keluarga. Sebagai anak yang suka membaca mereka tertarik pada buku biografi, filsafat dan buku yang memiliki kualitas spiritual.
Kecerdasan ini mungkin menuntun mereka ke arah karier sebagai filosof, peneliti, ahli kearsipan, ahli agama, pengamat, ahli kebudayaan, purbakala dll.
Kenali anak kita arahkan bakat dan minatnya dan jangan sampai anak dipaksa mengikuti semua keinginan kita atau disuruh menggapai cita-cita kita yang mungkin dulu tak pernah tercapai oleh ayah atau ibunya ….kasihan kan……..
Sumber dikutip dari Buku Perpustakaan koleksi YPKM Mentari ….Jalan Pintas Menjadi 7 kali lebih Cerdas LAUREL SCHMIDT Th 2002