Selasa, 10 November 2009
Jardiknas Berbasis "Schoolnet"
Jardiknas Berbasis "Schoolnet"
SISWA mencoba "live demo" mengenai Indismart dan Speedy Schoolnet disaksikan Arif Yahya selaku Direktur Enterprise & Wholesale PT Telkom (berdasi) dan Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat Ketua Panitia se-Indonesia Inisiatif Forum 2009 dari ITB (ketiga kiri), menyaksikan uji coba program tersebut di Aula Timur ITB, Jln. Ganeca, Kota Bandung, Rabu (24/6).* DUDI SUGANDI/"PR"
BANDUNG, (PR).-
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) menghadirkan Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) dengan memanfaatkan program Speedy Schoolnet Indonesia. Jardiknas zona sekolah merupakan program pemerintah menyediakan jaringan informasi dan komunikasi antarsekolah di seluruh Indonesia.
Saat ini, sekitar 17.500 sekolah telah memiliki schoolnet serta 6.000 schoolnet lainnya sedang ongoing. "Untuk mengisi Schoolnet Indonesia dengan sesuatu yang bermanfaat bagi sekolah, kami bekerja sama dengan Inkubator Industri dan Bisnis ITB untuk menyediakan konten pembelajaran di lingkungan sekolah yang diberi nama Indismart," ujar Arief Yahya, Director Enterprise and Whole Sales PT Telkom ketika ditemui dalam peluncuran Schoolnet Indonesia di Aula Barat ITB, Rabu (24/6).
Konten edukasi ini disesuaikan dengan kurikulum belajar sekolah yang akan terus di-update setiap bulannya. Indismart ini telah dapat diakses melalui jaringan Telkom yang merupakan backbone Schoolnet Indonesia,"
Dikatakan, target Schoolnet Indonesia hingga akhr tahun ini bisa mencapai 30.000 sekolah se-Indonesia dimana 65%-nya berada di Pulau Jawa. Meski begitu, penyediaan Schoolnet Indonesia masih ditujukan untuk kota-kota besar atau daerah lain yang sudah memiliki jaringan Telkom.
Sementara itu, staf khusus Menkominfo, Suhono Harso Supangkat mengatakan, program Schoolnet Indonesia baik untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap teknologi informatika dan komunikasi (TIK). "Saat ini peran TIK dalam masyarakat masih berupa alat pelengkap. Tidak pernah diikutkan dalam proses aksi sedari awal. Padahal, TIK memiliki posisi penting dalam kemajuan pembangunan," katanya seraya mengatakan saat ini masih sekitar 30-40% penduduk Indonesia yang melek TIK. (A-176)***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar