Segera bergabung di www.indi-smart.com dan www.goesmart.com
Medina Warda Aulia. Siswi SMPN 1 Bekasi ini baru saja menorehkan prestasi yang luar biasa. Dalam sebuah kompetisi catur internasional, Singapore International Chess Championship 2011, Medina berhasil meraih dua gelar sekaligus.
Ia meraih gelar Women International Master (WIM) dan Norma Grand Master setelah mengalahkan pecatur dari Vietnam, untuk kategori SMP, dalam kompetisi yang berlangsung pada 26-31 Desember lalu.
Awalnya, ia tak pernah terpikir untuk menjadi seorang pecatur. Seperti remaja putri lainnya, Medina juga menggemari bermain boneka Barbie.
"Awalnya saya suka bermain Barbie. Kemudian ayah mengenalkan saya dengan catur," kata Medina..
Sejak duduk di kelas 4 SD, sang ayah mulai mengajarinya "bermain" dengan bidak-bidak catur. Tak disangka, tiga bulan kemudian, Medina berhasil menjadi juara satu pada kejuaraan daerah provinsi DKI Jakarta. Atas prestasinya itu, ia berkesempatan mengikuti Sea Games. Hasilnya tak buruk. Ia berhasil membawa pula medali perak.
Sadar akan kemajuan pesat putrinya, sang ayah kemudian mendorongnya untuk mengasah talenta Medina di sebuah sekolah catur kenamaan di Indonesia. Pada tahun 2008, untuk pertama kalinya ia mengikuti kompetisi catur antarpelajar internasional di Yunani. Saat itu ia berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan peserta dari Rusia.
Ke depannya, Medina berharap dapat meraih gelar Grand Master. Selain itu, ia bermimpi, kelak dapat melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran.
Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mudjito mengatakan, apa yang diraih Medina merupakan buah kerjasama pembinaan yang terprogram antar berbagai pihak.
"Medina sudah terprogram, terjaring di nasional, kita latih, kita fasilitasi, dan kita kirim ke ajang internasional. Keuntungan catur adalah kita tidak akan terbentur hambatan fisik," ujar Mudjito.
Ia meraih gelar Women International Master (WIM) dan Norma Grand Master setelah mengalahkan pecatur dari Vietnam, untuk kategori SMP, dalam kompetisi yang berlangsung pada 26-31 Desember lalu.
Awalnya, ia tak pernah terpikir untuk menjadi seorang pecatur. Seperti remaja putri lainnya, Medina juga menggemari bermain boneka Barbie.
"Awalnya saya suka bermain Barbie. Kemudian ayah mengenalkan saya dengan catur," kata Medina..
Sejak duduk di kelas 4 SD, sang ayah mulai mengajarinya "bermain" dengan bidak-bidak catur. Tak disangka, tiga bulan kemudian, Medina berhasil menjadi juara satu pada kejuaraan daerah provinsi DKI Jakarta. Atas prestasinya itu, ia berkesempatan mengikuti Sea Games. Hasilnya tak buruk. Ia berhasil membawa pula medali perak.
Sadar akan kemajuan pesat putrinya, sang ayah kemudian mendorongnya untuk mengasah talenta Medina di sebuah sekolah catur kenamaan di Indonesia. Pada tahun 2008, untuk pertama kalinya ia mengikuti kompetisi catur antarpelajar internasional di Yunani. Saat itu ia berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan peserta dari Rusia.
Ke depannya, Medina berharap dapat meraih gelar Grand Master. Selain itu, ia bermimpi, kelak dapat melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran.
Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mudjito mengatakan, apa yang diraih Medina merupakan buah kerjasama pembinaan yang terprogram antar berbagai pihak.
"Medina sudah terprogram, terjaring di nasional, kita latih, kita fasilitasi, dan kita kirim ke ajang internasional. Keuntungan catur adalah kita tidak akan terbentur hambatan fisik," ujar Mudjito.
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar