Membangun era Kreatifitas Digital berbasis Enterpreneur untuk Pendidikan Indonesia
Era pembelajaran 2.0 (yang
pertama kali diungkapkan oleh Stephen downing) telah dimulai sejak lama, sejak
Blog, jejaring sosial, media bagi, menguasai sebagian besar trafik Internet
dunia, namun di Indonesia hal ini sepertinya baru akan dimulai. Pembelajaran
2.0 merupakan sebuah konteks pembelajaran elektronik (e-learning) yang lahir dari era web 2.0. Awalnya seperti website
itu sendiri, e-learning yang
dirancang secara online hanya dianggap sebagai publikasi pembelajaran online
semata oleh sebuah perusahaan komersial atau institusi pendidikan tertentu
untuk akses pembelajaran umum atau untuk pengguna khusus. Namun, pandangan itu
sekarang telah berubah. Dengan perkembangan web
2.0 - content based user development,
atau secara sederhana dapat diartikan bahwa website yang ada sekarang hanya
merupakan sebuah portal, atau hanya sebuah kerangka pembungkusnya saja, dimana
“isi” dari website itu sendiri merupakan hasil kerja kolaboratif berbagi (sharing) dari penggunanya.
Pembelajaran 2.0 menawarkan
kerangka pembalajaran khusus yang menggunakan perangkat jadi yang sudah
disediakan oleh para pengambang portal-portal website sekarang ini seperti
Blog, jejaring Sosial, Media Sharing dan
lain-lain. Satu jenis yang terakhir yaitu media
sharing, dalam konteks pendidikan sekarang ini, telah bergitu berkembang
dengan munculnya berbagai portal website yang sangat potensial untuk digunakan
sebagai sumber belajar, YouTube, Vimeo, SlideShre, Scribd dan lain-lain. Walaupun
contoh-contoh diatas memuat “isi” yang lebih umum (bukan pendidikan secara
khusus), namun jenis portal website ini masih memberikan peranan yang potensial
dalam pengembangan akses, kekayaan jenis media yang dapat digunakan untuk
pembelajaran yang tentunya berbasis dari sharing
framework pengguna dari portal website tersebut. Melalui portal ini, setiap guru (atau siapapun
itu yang bisa membuat atau mengembangkan dokumen pembelajaran berbasis
perangkat lunak, seperti teks, gambar, video, animasi digital) dapat saling bertukar dokumen dengan mudah.
Tidak dapat dipungkiri untuk
kalangan guru atau dosen (yang dianggap memiliki kewenangan dan kemampuan dalam
pembuatan berbagai jenis dokumen/perangkat pembelajaran), pembentukan paradigma
sharing kolaboratif bukanlah perkara
yang mudah. Selain jadwal tugas utama mengajar konvensional di kelas yang
dilaksanakan setiap hari lumayan padat, kesibukan guru yang “Nyambi” mengajar di tempat lain seperti
bimbingan belajar untuk mengejar setoran
bulanan merupakan masalah yang membuat guru lebih bersifat sebagai konsumen
shared media daripada sebagai aktor
yang aktif dalam sharing media. Namun
bagaimana jika kerangka sharing media ini dikembangkan ke arah e-comerece? Tentunya, ini merupakan
sebuah lahan potensial membagun tiga sisi yang berbeda namun akan saling
berkaitan erat nantinya yaitu, (1) pengembangan kekayaan materi/dokumen
penmbelajaran digital, (2) pembangunan jiwa enterpreneurship guru dan tentu
saja (3) pembentukan kreatifitas guru.
Tiga aspek yang dikemukaan
diaatas, dicoba untuk dirangkum Indismart
Store (www.Indi-smart.com) yang dikembangkan oleh PT Indismart Kreatif Idea
sebagai sebuah portal berbagi dokumen pembelajaran yang berbasis e-comerce. Secara sederhana tujuan
diatas dapat digambarkan dengan mengembangkan portal jual-beli online dokumen
pembelajaran untuk guru Indonesia. Pilihan ini tentunya akan menjadi alternaif
yang lebih baik untuk guru yang “nyambi”
dalam mencari penghasilan tambahan selain gaji guru yang diterimanya. Selain
itu, Indismart Store juga dirancang untuk dapat mengakomodasi berbagai jenis
tipe dokumen yang diunggah seperti teks (rangkuman materi, rencana pembelajaran
atau latihan soal), animasi atau video, slide presentasi dan gambar. Indismart
store juga memberikan keleluasaan jenjang materi yang dapat diunggah oleh para
pengguna dari mulai kebutuhan pembelajaran PAUD, SD, SMP, SMA atau SMK bahkan
Universitas.
Ungkapan Indismart Store
untuk Guru kreatif Indonesia memang masih mebutuhkan waktu yang panjang dimana
masing-masing dibagun secara bersamaan. Portal Indismart store yang terus
dikembangkan agar lebih mempermudah guru atau siapapaun itu dalam peunggahan
dokumen yang ingin dishare.
Peningkatan kreatifitas guru merupakan output jangka panjang dari peran seta
kolaboratif guru dalam pengembangan kekayaan dokumen digital online di
Indonesia dan juga peningkatan kuantitas dokumen yang layak untuk digunakan
siswa dalam prosespembelajaran. Dengan hal ini maka Indismart Store diharapkan mampu untuk menjadi bagian dalam
pengembanagn era pembelajaran 2.0 di Indonesia yang akhirnya melahirkan
pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar