oleh: Joko Wahyono
“Kreativitas kami telah lama tertidur, dan kegiatan ini mampu membangunkan
tidur kami”, kata Tatik Sulistyaningsih Guru SD Negeri 019 Desa Purwajaya
Kecamatan Loa Janan Kabupeten Kutai Kertanegara Kaltim. Hal senada juga
disampaikan Bambang Susilo,S.Pd, Guru SD Negeri 002 Loa Janan. Bambang
mengatakan, “Semua yang disampaikan sebenarnya sudah ada di benak semua
guru, namun saat ini banyak guru yang masih tertidur, dengan adanya kuliah
umum ini akan menggugah teman-teman untuk bangkit kembali”. Demikian dua
buah *feedback *dari sekitar 102 peserta yang mengikuti kuliah umum ; “Kiat
Menjadi Guru Kreatif, Inovatif dan Sejahtera” dimana saya (Joko Wahyono,
Ketua Umum IGI Kota Samarinda) menjadi nara sumbernya.
Kuliah umum ini diselenggarakan atas inisiatif dari Ibu Dra. Insyiah M.Psi
dari Lembaga Psikologi Terapan Kaltim yang kebetulan juga sebagai
penilik/pengawas sekolah Kantor Kementrian Pendidikan Kaltim yang
bertanggung jawab terhadap pembinaan 86 sekolah di Kaltim. Beliau merasa
perlunya memberi motivasi kepada para guru, niat ini semakin kuat setelah
beliau membaca buku “Sekolah Kaya Sekolah Miskin,Guru Kaya Guru Miskin”
karangan saya. Untuk langkah pertama kegiatan ini dimulai dengan 100 orang
guru SD perwakilan 25 sekolah @ 4 orang, bertempat di Balai Desa Purwajaya
Loa Janan Kutai Kertanegara pada tanggal 22 Desember 2010 yang baru lalu.
Program berikutnya dijadwalkan tanggal 29 Desember 2010 di Pesantren
Syaichona Cholil di Jalan Batu Besaung Samarinda Utara.
Dalam kuliah umum tersebut, Saya menyampaikan bahwa sebelum kita semua
menjadi kreatif, inovatif dan sejahtera, kita harus memiliki KOMITMEN
terlebih dahulu. Komitmen adalah adalah kesepakatan/ janji untuk melakukan
suatu kegiatan atau pekerjaan disertai dengan loyalitas berdasarkan kesamaan
nilai/visi pribadi dan visi organisasi. Para guru Indonesia harus memiliki
kekuatan yang berasal dari keyakinan, nilai-nilai, dan kepercayaan diri.
Sikap yang lahir dari keyakinan kuat, optimis dan totalitas akan membentuk
pribadi dengan sikap komitmen tinggi. Sikap ini memiliki kedekatan emosional
yang erat terhadap organisasi, yang berarti bahwa individu tersebut akan
memiliki motivasi dan keinginan untuk berkontribusi secara berarti terhadap
organisasi sekolah tempat di mana guru tersebut mengabdikan dirinya.
Setelah Berkomitmen, lakukan TEROBOSAN, Guru Indonesia bisa menjadi guru apa saja sesuai dengan kompetensi pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Termasuk menjadi guru kreatif, inovatif dan guru Indonesia berhak untuk menjadi sejahtera. Membicarakan kreativitas selalu saja apa seperti yang
disebutkan oleh King dan Anderson sebagai orang kreatif *(the creative
person*), proses kreatif (*the creative process*) dan produk kreatif *(the
creative product*). Orang kreatif membiasakan diri untuk bersikap terbuka
terhadap sesuatu yang baru, fokus kepada kekuatan yang dimiliki, menyukai
tantangan dan berani mencoba, mengerjakan sesuatu dengan cara yang berbeda,
imaginatif dan Antusias. Orang kreatif melahirkan proses kreatif dan proses
kreatif lazimnya menghasilkan produk kreatif.
Inovatif adalah kemampuan untuk menemukan nilai komersil dari kreativitas.
Inovasi membuat kreativitas tidak cukup untuk meraih sukses. Kreatif hanya
membuat perbedaan, inovasi membuat perbedaan tersebut memiliki nilai
komersil. Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan contoh-contoh produk
kreatif yang diharapkan menjadi inspirasi para guru, misalnya menggambar
tokoh kartun yang digemari anak-anak pada media buah-buahan (pisang), membuat kerangka robot dari bahan sederhana, contoh lainnya mengisi suara (dubber) pada film kartun menggunakan bahasa daerah, dll.
Bila guru memiliki komitmen yang tinggi, ditambah kreativitas dan inovatif,
maka guru tersebut tidak perlu mengejar kesejahteraan. tapi yakinlah bahwa
kesejahteraanlah yang akan mengejarnya. Kesejahteraan guru kreatif akan
berdatangan dari segala arah mata angin. Begitulah saya meyakinkan para
guru. Semoga bermanfaat.
Salam,
sumber: www.jokowahyono.com
“Kreativitas kami telah lama tertidur, dan kegiatan ini mampu membangunkan
tidur kami”, kata Tatik Sulistyaningsih Guru SD Negeri 019 Desa Purwajaya
Kecamatan Loa Janan Kabupeten Kutai Kertanegara Kaltim. Hal senada juga
disampaikan Bambang Susilo,S.Pd, Guru SD Negeri 002 Loa Janan. Bambang
mengatakan, “Semua yang disampaikan sebenarnya sudah ada di benak semua
guru, namun saat ini banyak guru yang masih tertidur, dengan adanya kuliah
umum ini akan menggugah teman-teman untuk bangkit kembali”. Demikian dua
buah *feedback *dari sekitar 102 peserta yang mengikuti kuliah umum ; “Kiat
Menjadi Guru Kreatif, Inovatif dan Sejahtera” dimana saya (Joko Wahyono,
Ketua Umum IGI Kota Samarinda) menjadi nara sumbernya.
Kuliah umum ini diselenggarakan atas inisiatif dari Ibu Dra. Insyiah M.Psi
dari Lembaga Psikologi Terapan Kaltim yang kebetulan juga sebagai
penilik/pengawas sekolah Kantor Kementrian Pendidikan Kaltim yang
bertanggung jawab terhadap pembinaan 86 sekolah di Kaltim. Beliau merasa
perlunya memberi motivasi kepada para guru, niat ini semakin kuat setelah
beliau membaca buku “Sekolah Kaya Sekolah Miskin,Guru Kaya Guru Miskin”
karangan saya. Untuk langkah pertama kegiatan ini dimulai dengan 100 orang
guru SD perwakilan 25 sekolah @ 4 orang, bertempat di Balai Desa Purwajaya
Loa Janan Kutai Kertanegara pada tanggal 22 Desember 2010 yang baru lalu.
Program berikutnya dijadwalkan tanggal 29 Desember 2010 di Pesantren
Syaichona Cholil di Jalan Batu Besaung Samarinda Utara.
Dalam kuliah umum tersebut, Saya menyampaikan bahwa sebelum kita semua
menjadi kreatif, inovatif dan sejahtera, kita harus memiliki KOMITMEN
terlebih dahulu. Komitmen adalah adalah kesepakatan/ janji untuk melakukan
suatu kegiatan atau pekerjaan disertai dengan loyalitas berdasarkan kesamaan
nilai/visi pribadi dan visi organisasi. Para guru Indonesia harus memiliki
kekuatan yang berasal dari keyakinan, nilai-nilai, dan kepercayaan diri.
Sikap yang lahir dari keyakinan kuat, optimis dan totalitas akan membentuk
pribadi dengan sikap komitmen tinggi. Sikap ini memiliki kedekatan emosional
yang erat terhadap organisasi, yang berarti bahwa individu tersebut akan
memiliki motivasi dan keinginan untuk berkontribusi secara berarti terhadap
organisasi sekolah tempat di mana guru tersebut mengabdikan dirinya.
Setelah Berkomitmen, lakukan TEROBOSAN, Guru Indonesia bisa menjadi guru apa saja sesuai dengan kompetensi pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Termasuk menjadi guru kreatif, inovatif dan guru Indonesia berhak untuk menjadi sejahtera. Membicarakan kreativitas selalu saja apa seperti yang
disebutkan oleh King dan Anderson sebagai orang kreatif *(the creative
person*), proses kreatif (*the creative process*) dan produk kreatif *(the
creative product*). Orang kreatif membiasakan diri untuk bersikap terbuka
terhadap sesuatu yang baru, fokus kepada kekuatan yang dimiliki, menyukai
tantangan dan berani mencoba, mengerjakan sesuatu dengan cara yang berbeda,
imaginatif dan Antusias. Orang kreatif melahirkan proses kreatif dan proses
kreatif lazimnya menghasilkan produk kreatif.
Inovatif adalah kemampuan untuk menemukan nilai komersil dari kreativitas.
Inovasi membuat kreativitas tidak cukup untuk meraih sukses. Kreatif hanya
membuat perbedaan, inovasi membuat perbedaan tersebut memiliki nilai
komersil. Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan contoh-contoh produk
kreatif yang diharapkan menjadi inspirasi para guru, misalnya menggambar
tokoh kartun yang digemari anak-anak pada media buah-buahan (pisang), membuat kerangka robot dari bahan sederhana, contoh lainnya mengisi suara (dubber) pada film kartun menggunakan bahasa daerah, dll.
Bila guru memiliki komitmen yang tinggi, ditambah kreativitas dan inovatif,
maka guru tersebut tidak perlu mengejar kesejahteraan. tapi yakinlah bahwa
kesejahteraanlah yang akan mengejarnya. Kesejahteraan guru kreatif akan
berdatangan dari segala arah mata angin. Begitulah saya meyakinkan para
guru. Semoga bermanfaat.
Salam,
sumber: www.jokowahyono.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar