Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.
REPUBLIKA.CO. ID, JAKARTA – Pakar pendidikan asal Jepang terkesan dengan
pelaksanaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Indonesia. Para
pakar tersebut yang tergabung di Asia Pacific Cultural Center for Unesco
(ACCU) dan National Institute for Education Policy (NIEP), memuji
kemandirian, kegiatan dan peran serta masyarakat yang besar dalam mengikuti
program pendidikan di PKBM.
Para pakar ini rencananya akan lebih mendalami program PKBM, sehingga dapat
dijadikan model pembelajaran Community Learning Center (CLC) di kawasan Asia
Pasifik. "Saya pernah menjadi Atase Pendidikan di Indonesia selama empat
tahun sewaktu menterinya Profesor Wardiman, namun saya baru sekali ini
melihat dari dekat PKBM di Indonesia," ungkap Tatsuya Otsuki, Wakil Direktur
NIEP ketika Mengunjungi PKBM di Mall Blok M Jakarta.
Selain Tatsuya, pakar lain yang ikut serta antara lain, Sasai Hiromi,
Peneliti Senior NIEP, Kamiyo Hirosi, Direktur Kurikulum NIEP, Taka Hasyiko,
peneliti senior NEIP dan Guru Besar Pendidikan Aomori Choi University dan
Takatari Ayuko, peneliti senior ACCU. Mereka selama tiga hari sejak tanggal
9 hingga 11 Febuari berada di Indonesia mengunjungi sejumlah PKBM seperti
PKBM Bina Insani Lembang, Jawa Barat dan PKBM Bina Terampil Desa Kerta Wangi
Bandung Selatan.
Menurut Tatsuya, di Jepang juga ada pusat kegiatan yang disebut Kominkan.
Akan tetapi saat ini Kominkan lebih banyak dipenuhi kaum lanjut usia,
artinya kurang diminat kaum muda. "Kami mau belajar dari Indonesia bagaimana
membuat orang muda mau datang lagi ke Kominkan. Mungkin program kesenian dan
keterampilan kerajinan tangan khas Indonesia akan membuat orang muda mau
kembali lagi ke Kominkan," ungkap Tatsuya.
Padahal bagi Tatsuya Kominkan memiliki arti besar bagi sejarah kemajuan
bangsa Jepang. "Kominkan 50 tahun lalu, mirip seperti PKBM sekarang. Saat
itu setelah jepang porak poranda akibat bom atom, Kaisar dan pemerintah
Jepang langsung membuat Kominkan dan mendorong seluruh masyarakat untuk
belajar di Kominkan," paparnya. Hasilnya melalui dorongan, kerja keras dan
semangat belajar tinggi, Jepang bisa bangkit kembali.
Akan tetapi bedanya jika Kominkan dibuat Pemerintah dan dipayungi
undang-undang, maka maka PKBM di Indonesia didirikan oleh masyarakat meski
difasilitasi oleh pemerintah pusat. Dalam hal ini Direktorat Pendidikan
Masyarakat Kementerian Pendidikan Nasional. Direktur Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan Nasional, Ella Yulaelawati mengatakan, PKBM Indonesia
juga harus belajar dari Jepang dalam program penanggulangan kebencanaan yang
sangat terencana serta komitmen pemerintah daerah dalam pengembangan PKBM,
yakni dimasukannya PKBM dalam UU pemerintah daerah.
Dalam kesempatan itu, Ella menjelaskan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) adalah suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat
diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang
sosial, ekonomi dan budaya. Tujuan PKBM, memperluas kesempatan warga
masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan
bekerja mencari nafkah.
Dalam upaya menyamakan persepsi dan menyelaraskan penyelenggaraan PKBM,
dengan ide dasar PKBM sebagai pusat kegiatan pendidikan luar sekolah, PKBM
yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kepentingan dan kemampuan
masyarakat. Dalam waktu dekat sejumlah PKBM juga akan mendapat kunjungan
dari sejumlah pakar dan tokoh pendidikan di kawasan Asia seperti Vietnam,
Bangladesh dan India.
Red: Djibril Muhammad
Rep: Ichsan Emrald Alamsy
sumber: http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/11/02/11/163784-pusat-kegiatan- belajar-masyarak at-di-lirik- jepang
Senin, 09 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar