oleh: Diana Yuliastuti
TEMPO Interaktif, Jakarta - Aneka kuliner Indonesia tak kalah lezatnya dibandingkan kuliner luar. Agar lebih dikenal dan menarik, pembuat kuliner harus mengubah kemasan dan tampilan penyajiannya. "Warna, kemasan, penyajian ini sering tidak diperhatikan. Kita hanya perhatikan rasa dan aroma saja," ujar Bondan Winarno, Pendiri Komunitas Jalan sutera, disela-sela acara Sahid Festival di Hotel Grand Sahid Jaya, Ahad, 26 Juni 2011.
Bondan mengatakan dengan rasa yang lezat ditunjang penampilan atau penyajian yang menarik, tentu akan menggugah selera. Jika penyajian tak mengundang selera, maka orang yang belum mengetahui tak akan ikut tertarik.
Selain bisa menggugah selera, juga menimbulkan rasa ingin tahu yang besar dari calon penikmatnya. "Anak-anak juga akan makin berselera untuk makan sehingga mereka makin doyan dan kenal makanan tradisional kita," ujar pembawa acara kuliner di sebuah stasiun swasta ini.
Bondan juga merasa prihatin karena makin banyak anak-anak tidak mengenal makanan dan minuman atau masakan tradisional. Apalagi saat ini keberadaan kuliner Nusantara makin jarang ditemui. Dia menyayangkan karena para orang tua tidak berusaha mengenalkan kuliner Nusantara kepada anaknya sehingga anak-anak merasa asing dan lebih banyak mengenal makanan cepat saji dari luar negeri.
Dia juga merasa prihatin kepada pemerintah, terutama pemerintah daerah, yang tidak punya visi mengembangkan kuliner Nusantara. Menurutnya, pemerintah tidak menghargai kuliner sebagai budaya. "Padahal, kalau digali, dikembangkan, dikemas, untuk turisme sangat banyak," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar