Kamis, 23 Desember 2010

Apa saja yang perlu disampaikan dalam Pendidikan Seks?

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.





Sumber: www.dailypsychology.net

Pendidikan seks bisa diberikan sejak anak masih usia dini. Para orangtua, jangan panik dulu! Materi apa yang sebaiknya disampaikan kepada anak disesuaikan juga dengan usia dan kebutuhannya kok. Dari keseluruhan perkembangan seorang anak, kesulitan terbesar akan dihadapi para orangtua ketika harus memberikan pendidikan seks kepada anaknya yang remaja? Kenapa?
Karena pada tahap perkembangan tersebut, mereka akan mulai berpikir kritis dan mempertanyakan, atau menantang ajaran Anda. Jangan salah, mereka mempertanyakan atau menantang bukan untuk membantah. Namun, mereka sedang mempraktekkan berpikir kritis, dimana remaja mulai memiliki keinginan dan dorongan untuk memahami dan mengerti dunianya. Oke, berikut saya berikan panduan umumnya tentang pendidikan seks apa yang sebaiknya orangtua berikan pada anak, disesuaikan dengan rentang usia anak.

1. Usia TK
Dalam usia ini, cukup sering kita mendapati anak yang bertanya pada orangtuanya atau guru, “Aku itu datengnya dari mana?” atau “Bayi itu dari mana sih?” Yang bila dijawab oleh orangtua dengan perkataan seperti “Dari perut mama..” anak biasanya akan melanjutkan pertanyaan dengan “Kok bayi bisa ada di perut mama?” Nah, cukup sering saya menemui orangtua yang kemudian hanya menjawab dengan perkataan seperti “Nanti kalau sudah besar, kamu mengerti sendiri.” Saya ingat, dulu waktu kecil jawaban seperti itulah yang saya dapatkan dari orangtua saya. Bahkan sampai sekarang saya masih melihat banyak orang, seperti sepupu-sepupu saya yang sudah berkeluarga menjawab dengan kalimat yang persis sama. Ini adalah kesempatan terbesar dan termudah bagi para orangtua untuk berlatih memberikan pendidikan seks kepada anak. Kenapa termudah? Coba saja bayangkan bagaimana sulitnya Anda menjawab pertanyaan anak usia remaja (akan kita bahas nanti) seperti, “Hubungan seks itu bagaimana sih?"

Oke, jadi materi pertama yang sebaiknya diajarkan kepada anak di usia dini adalah tentang asal muasal bayi. Anda tidak perlu menjelaskan secara teknis bagaimana bayi bisa ada di perut ibu. Anak Anda juga belum mengerti bila Anda menjelaskan secara teknis. Cukup berikan penjelasan seperti “Mama dan papa saling menyayangi dan mencintai, dan ingin ada kamu di tengah-tengah kita untuk bisa berbagi rasa saying itu. Jadi, papa meletakkan kamu di perut mama.” Respon yang sangat mungkin untuk muncul dari anak adalah ia akan mempertanyakan masalah ukuran, seperti “Masak aku segede ini bisa muat di perut mama?” Nah, untuk meresponnya, Anda bisa saja menjawabnya dengan mengatakan “Awalnya kamu tidak sebesar ini sayang. Keciiil sekali. Tapi karena mama dan papa saling menyayangi satu sama lain, kamu yang kecil akhirnya tumbuh dan berkembang sampai sebesar sekarang.” Pilihan kata bisa dimodifikasi sesuka Anda, namun tekankan bahwa anak adalah hasil kasih sayang dan cinta kedua orangtuanya.

Materi berikutnya, adalah tentang perbedaan anak laki-laki dan perempuan. Anda pernah menonton filmnya John Travolta yang Look Who’s Talking? Dalam salah satu adegan dimana John dan istrinya memandikan kedua anaknya, si sulung (laki-laki) melihat badan adiknya (perempuan) dan bertanya “Dimana penis Julie?” Di usia TK ini adalah kesempatan pertama bagi orangtua untuk mulai mengajarkan perbedaan mendasar antara laki-laki dan perempuan. Berikan pemahaman kepada mereka bahwa laki-laki memiliki penis dan perempuan memiliki vagina. Sekali lagi, untuk memudahkan Anda nantinya memberikan pendidikan seks pada anak usia remaja, sebaiknya biasakan sejak dini untuk menggunakan istilah ilmiah, seperti penis, vagina, dan payudara. Kebiasaan dari kecil untuk mengganti istilah tersebut dengan sebutan yang imut, seperti burung untuk pengganti penis, hanya akan membiasakan diri Anda sendiri untuk tidak nyaman berbicara seks dengan anak. Dan juga mengajarkan kepada anak bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan seks tidak boleh disebut.



2. Usia SD
Dalam usia SD ini, pendidikan seks kembali ditekankan pada aspek perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan. Berikan pemahaman kepada mereka bahwa alat kelamin mereka adalah salah satu hal mendasar yang menentukan siapa diri mereka. Terutama sekali, ajarkan mereka bahwa tidak sembarang orang boleh menyentuh alat kelamin tersebut, sehingga mereka pun diminta untuk menghargai orang lain, terutama lawan jenisnya, dengan menjaga diri dan tidak menyentuh area sensitif tersebut. Salah satu pendidikan yang sebaiknya ditekankan sekali oleh para orangtua adalah apa yang seharusnya anak lakukan bila alat kelamin mereka disentuh oleh orang dewasa, atau bila mereka disentuh yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Ajarkan kepada mereka tentang sentuhan-sentuhan yang wajar (seperti orangtua menggandeng tangan anak saat menyeberang jalanan atau memeluk anak saat anak sedang menangis) dengan sentuhan yang tidak wajar (seperti orang dewasa yang menyentuh alat kelamin atau meminta anak menyentuh alat kelamin mereka). Hal ini sangat penting untuk diajarkan kepada anak agar anak pun bisa melindungi dirinya dari para paedophilia (salah satu jenis kelainan seksual dimana orang dewasa mencari dan mendapatkan kepuasan seksual dari hubungan seksual dengan anak kecil).

3. SD Akhir – SMP
Dalam kelompok usia ini, berikan pendidikan seks kepada anak seputar pubertas. Berikan mereka informasi tentang perubahan-perubahan apa yang akan terjadi secara fisik saat mereka menjalani proses pubertas. Dan khusus untuk anak laki-laki, berikan penjelasan kepada mereka tentang mimpi basah. Ketika anak mulai mengalami pubertas, banyak orangtua yang memberikan penjelasan kepada anak sebatas pada aqil balik (ajaran agama Islam) dimana hal ini berarti anak sudah harus menanggung dosanya sendiri. Namun, sebaiknya disampaikan pula bahwa ketika laki-laki sudah mengalami mimpi basah dan perempuan sudah menstruasi, hal ini berarti mereka secara seksual sudah matang dan sudah bisa menghamili ataupun dihamili. Oleh karena itu, tekankan sekali lagi kepada mereka tentang pentingnya menjaga alat kelamin agar jangan sampai dipegang oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

4. SMA – Kuliah
Dan sampailah kita kepada tahap terberat dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Dalam tahap ini, orangtua sebaiknya sudah mempersiapkan diri (secara mental dan materi) dalam memberikan pendidikan kepada anaknya seputar hubungan pacaran, perilaku seksual (mulai dari berpegangan tangan – berpelukan – berciuman – sampai hubungan seksual), konsep keperawanan, alat kontrasepsi, dampak hubungan seksual seperti kehamilan dan Infeksi Menular Seksual.

Jadi bagaimana para orangtua? Masih membayangkan sulitnya memberikan pendidikan seks kepada anak sejak usia dini? Bila ya, ingat saja kata kuncinya, MEMBAYANGKAN. Untuk tahu pasti tentang sulit/tidaknya, silakan dicoba. After all, experience is the best teacher right?

*Sumber ada pada penulis
Nadya Pramesrani, seorang perempuan berusia 24 tahun yang saat ini sedang menempuh pendidikan Magister Profesi di Fakultas Psikologi UI, berharap bisa lulus dalam waktu sebulan lagi. Sebelumnya, perempuan ini juga lulus sebagai Sarjana Psikologi dari universitas yang sama pada tahun 2007. Dalam psikologi, Nadya ini tertarik dalam bidang seksualitas dan perilaku seksual manusia. Sebelumnya, ia aktif dalam kegiatan Sex Education kepada kelompok remaja yang akan kembali dilanjutkan setelah berhasil lulus pendidikannya.
Di luar psikologi, hobinya ada di bidang kuliner (penyantap, bukan pembuat) dan interior design. Kalau ada kesempatan, Nadya ini ingin meneruskan impiannya sebagai interior designer yang harus tertunda. Bila sedang stres, her personal disneyland is ikea store dan index. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Permainan untuk Balita Anda (klik play, pilih lagu di kiri, lalu tekan sembarang tuts)