Senin, 18 Oktober 2010

89 Persen Siswa Bersemangat Belajar Berkat Ujian Nasional

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar





Jakarta, 4/10/2010 (Kominfo-Newsroom) Kepala pusat Penilaian Pendidikan,
Kemendiknas, Nugaan Yulia Wardhani mengungkapkan dari hasil kajian empirik
dengan beberapa universitas di Indonesia bahwa dampak positif Ujian Nasional
(UN) sebanyak 89 persen siswa lebih semangat belajar, semangat menambah
wawasan, dan meningkat masuk sekolah.


“Rata-rata nilai UN SMP relatif ada peningkatan, ada penurunan namun
tidak begitu berarti. Begitu juga pada level SMU, ada peningkatan. Secara
umum terjadi peningkatan dan penurunan tidak siginifikan. Dari kesimpulan
kajian itu bahwa sebanyak 89 persen siswa lebih semangat belajar,” kata
Nugaan Yulia Wardhani saat rapat dengar pendapat dengan Komisi X di Gedung
DPR RI Jakarta, Senin (4/10).


Menurutnya, peningkatan semangat belajar siswa harus diimbangi dengan
perhatian orang tua secara lebih maksimal dengan memberi dorongan belajar,
atau menambah fasilitas belajar pada anak-anaknya.


Namun rupanya siswa memiliki respon atau opini yang beragam tentang
pelaksanaan UN. Nugaan Yulia Wardhani menjelaskan hal ini berdasarkan studi
IKIP Padang pada 2004.



“Opini siswa tentang UN terbagi pada tidak stres, sedikit stres, sangat
stres, dan tidak menanggapi. Yang tertinggi adalah sedikit stress dan sangat
stres sedikit yang memilih jawabannya,” jelasnya.


Sementara itu, anggota Komisi IX DPR dari FPG, HM Nasrudin mengatakan, patut
dipahami bahwa setiap sistem ada kelebihan dan kekurangan. Maka kita perlu
mengkaji sejauh mana UN bisa menjadi parameter bagi para siswa.


“Di berbagai negara tidak melaksanakan UN. Maka sebaiknya keputusan tentang
UN harus komprehensif dan sangat berhati-hati. Karena tidak semua sekolah
dapat kita survei. Pembanding negara lain diperlukan sebagai komparasi
tentang penerapan UN,” tukasnya.


Anggota Komisi X DPR lainnya, Dedi Wahidin turut mengapresiasi paparan
Nugaan Yulia Wardhani. Tapi menurutnya, hal tersebut kontra dengan kondisi
di daerah. Ebtanas kata dia, lebih baik dari pada UN, kembalikan lagi UN ke
Ebtanas. Untuk pemetaan, tidak untuk alat kelulusan, tidak untuk alat
melanjutkan. Dengan pemetaan, kalau ada sekolah yang hasilnya jelek, ini
yang harus diperhatikan serta ditelusuri penyebabnya.


“Di negara-negara yang juga melaksanakan UN, di sisi lain kedisiplinan
mereka lebih bagus. Maka kita tidak bisa membandingkan diri dengan mereka,”
tegasnya. (T.wd)


Sumber: http://www.bipnewsr oom.info/ index.php? &newsid=66803& _link=loadnews. php

Mendeteksi Anak Kecanduan Pornografi

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.




JAKARTA, KOMPAS.com — Tanda-tanda anak atau remaja yang mengalami kecanduan pornografi tidak sepenuhnya kasat mata. Para orang tua wajib mewaspadai tanda-tanda tersebut supaya dapat segera dilakukan penanganan dan pencegahan.


Menurut psikolog keluarga Elly Risman, Psi, di sela-sela acara "Mengenali dan Mengatasi Adiksi Pornografi pada Anak dan Remaja" di Universitas Paramadina, Kamis (30/9/2010) kemarin, setidaknya ada delapan tanda seorang anak atau remaja yang keranjingan gambar, film atau materi berbau pornografi.



Inilah ciri-ciri anak yang sudah teradiksi:
1. Suka menyendiri
2. Bicara tidak melihat mata lawan bicara
3. Prestasi di sekolah menurun
4. Suka berbicara jorok
5. Berperilaku jorok (menarik tali bra, menyenggol dengan sengaja bagian-bagian tubuh tertentu, dll)
6. Suka berkhayal tentang pornografi
7. Banyak minum dan banyak pipis
8. Suka menonton, bila dihentikan akan mengamuk (tantrum)


Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Randall F Hyde, PhD, pakar penanganan adiksi pornografi, memberikan beberapa cara mendeteksi anak atau remaja yang telah teradiksi pornografi.
"Yang pertama adalah catatan history (di komputer) menunjukkan banyak web yang berhubungan dengan pornografi," ujarnya.



Para orang tua juga dapat menggunakan teknik yang disebut "tinta tumpah". "Kita sengaja menumpahkan tinta di kertas dan meminta anak menyebutkan gambar apa yang tercipta melalui tumpahan tinta tersebut. Karena hal yang ia jelaskan merupakan asosiasi dari realita yang ia ketahui," terangnya.


Cara lain adalah dengan meminta anak untuk menggambar dirinya (laki-laki atau perempuan). Randall bilang, orang tua patut curiga kalau seorang anak mampu menggambar dan menerangkan dengan baik bagian-bagian tubuh tertentu di luar pengetahuan seksual anak seusianya.


Untuk mencegah adiksi pornografi, Randall sangat menyarankan para orang tua untuk menjalin komunikasi yang lebih dekat. "Bermain merupakan cara efektif menimbulkan ikatan batin yang membuat anak terproteksi dari hal buruk," kata Randall.

Sumber: Kompas.com

Remaja AS Susah Bangun Pagi, Sekolah Dianjurkan Mulai Lebih Siang

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.




REPUBLIKA.CO. ID, NEW YORK--Menurut survei *National Sleep Foundation*,
sekitar 50 persen remaja di AS kurang tidur selama duduk di bangku sekolah.
Para pakar mengatakan, remaja secara biologis terprogram untuk tidur dan
bangun terlambat, sehingga irama alami tubuh mereka tidak sesuai dengan jam
sekolah pagi.


Kurangnya waktu tidur ini berdampak negatif pada semua segi kehidupan
remaja. Sekarang, semakin banyak guru berusaha menyesuaikan kondisi itu
dengan jadwal sekolah pada pagi hari.


Danny, 16 tahun, adalah remaja aktif yang suka berolahraga dan mendengarkan
music rock. Tetapi, seperti halnya remaja lainnya, ia juga kurang tidur.
“Setiap bangun pagi, saya selalu masih mengantuk. Rasanya tidak ingin pergi
sekolah. Selama pelajaran pertama dan kedua saya hampir tidak bisa membuka
mata,” tutur Danny.


Sementara banyak yang yakin bahwa remaja biasanya malas bangun pagi. Namun
para pakar mengatakan, hal itu tidak benar sepenuhnya.


Michael Breus, pakar psikologi klinis yang ahli dalam masalah kelainan
tidur, mengatakan, “Kita tahu orang yang kurang tidur, mudah uring-uringan.
Jadi, jika anak yang seharusnya tidur 8-9 atau bahkan 9-10 jam, hanya tidur
tujuh jam semalam, mereka akan mengalami sejenis depresi yang dapat
mempengaruhi keseluruhan aktivitas mereka,“ jelasnya.
Irama biologis remaja, kata Breus. adalah tidur dan bangun terlambat. Tetapi
karena sekolah dimulai jam tujuh pagi, remaja seperti Danny pergi ke sekolah
dengan setengah mengantuk.



Breus mengakui, meskipun ada faktor-faktor lain yang turut menyebabkan
remaja kurang tidur, sekolah merupakan tempat di mana perubahan-perubahan
kecil yang dilakukan dapat memberikan hasil yang luar biasa.


“Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perubahan dimulainya jam sekolah yang
memungkinkan anak-anak masuk sedikit lebih siang membuat nilai mata
pelajaran pertama dan kedua lebih baik,” ungkap Breus lebih lanjut.


Puluhan sekolah di seluruh AS mengamati penelitian itu dan sedang
mempertimbangkan cara untuk menyesuaikan jadwal jam pelajaran mereka.


Sumber: www.republika.co.id

Anak Berbakat Belum Tentu Sukses

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.

Professor Joan Freeman (sebelah kiri)



(ANTARA News)- Anak-anak dengan bakat luar biasa ternyata sama besar  kemungkinannya untuk gagal maupun sukses pada masa dewasa. Dalam salah satu penelitian terpaling luas yang pernah diadakan, ditemukan bahwa dari 210 anak berbakat, hanya tiga persen yang akhirnya "jadi orang". Professor Joan Freeman mengatakan dari 210 anak-anak yang dia teliti, hanya setengah lusin yang bisa dikatakan meraih 'kesuksesan konvensional' . "Pada usia enam atau tujuh tahun anak berbakat memiliki potensi yang mencengangkan, tetapi banyak dari mereka terjebak dalam situasi potensi terpasung," kata Freeman seperti yang dikutip Daily Mail, Senin.


Professor Freeman melacak anak-anak yang berbakat di bidang matematika, seni, dan musik sejak tahun 1974 hingga sekarang. Kebanyakan dari mereka tidak sukses pada masa dewasa karena perlakuan yang mereka alami dan dalam beberapa kasus direngut dari masa kanak-kanak. Dalam beberapa kejadian, orang tua menekan anaknya begitu keras atau malah dipisahkan dari kelompok sebayanya, sehingga akhirnya hanya mempunyai  sedikit teman. Ia juga menambahkan 'menjadi istimewa berarti lebih bisa menghadapi hal-hal yang bersifat intelektual tapi tak selalu bisa menghadapi hal-hal emosional.


Freeman juga cenderung menekankan bahwa anak-anak berbakat sama rapuhnya dengan anak biasa bahkan mungkin "punya kekuatan emosi yang lebih besar". "Saya ingin menegaskan bahwa mereka yang berbakat juga hanya manusia biasa tapi menghadapi tantangan-tantangan , khususnya harapan yang tidak sesuai kenyataan, biasanya dipandang aneh dan tak bahagia," tegas Freeman. "Orang tua dan guru bisa merasa terancam dengan kehadiran mereka dan bereaksi  meredam kemampuan mereka. Yang mereka inginkan hanya diterima apa adanya, kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi, dan mendapatkan dukungan moral yang memadai," papar Freeman lebih jauh.


Salah satu contoh anak berbakat yang kemudian gagal untuk berkembang adalah Andrew Halliburton, yang ketika masih berusia delapan tahun telah memahami matematika untuk sekolah menengah tetapi kini hanya bekerja di warung cepat saji McDonald. Contoh lain yang menarik adalah Anna Markland dan Jocelyn Lavin yang telah menjadi bintang sekolah musik Chetham, Manchester, Inggris, ketika berusia 11 tahun. Markland  yang kini berusia 46 tahun, berasal Princes Risborough, Buckinghamshire, Inggris dan pada 1982 dinobatkan sebagai Pemusik Termuda Terbaik pleh BBC. Ia kemudian belajar musik di Oxford selama dua tahun dan sekarang menjadi seorang pemusik profesional, yang menurutnya merupakan profesi terbaik di dunia. 


Sebaliknya, Lavin berbalik dari musik dan berpindah menekuni ilmu pengatahuan alam. Ia kemudian memperoleh nilai A dalam bidang itu di antara 210 anak berbakat tadi. Tetapi setelah masuk University College London, ia gagal dalam matematika dan astronomi pada usia 17 tahun. Ia kemudian keluar tanpa meraih satu gelarpun. "Saya tak tahu yang ingin saya tekuni kecuali terbang ke luar angkasa," katanya. Setelah 20 tahun berprofesi sebagai guru matematika, ia kini masih harus bermasalah dengan rumahnya yang dililit masalah kredit.


Menurut Professor Freeman, permasalahan lain bagi anak-anak istimewa, mereka sering kali cemerlang di bidang apa saja sehingga mereka cenderung ingin mencoba bidang lain padahal bidang yang terdahulu belum dikuasai betul. Pada dasarnya anak cerdas akan gagal jika mereka ditempatkan di bawah tekanan untuk berkembang. "Kepuasan dan kreatifitas dari masa anak-anak adalah dasar untuk semua pekerjaan besar," pungkas Freeman.
(Ber/A038/BRT)

Sumber: Antara

Permainan untuk Balita Anda (klik play, pilih lagu di kiri, lalu tekan sembarang tuts)