Jumat, 25 Februari 2011

Kemendiknas Tata ulang Sistem Perbukuan Nasional

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.





REPUBLIKA.CO. ID,JAKARTA- -Kementerian Pendidikan Nasional akan melaksanakan reformasi sistem perbukuan nasional melalui penataan sistem bahan baku, sumber daya intelektual, teknologi, dan distribusi. Untuk itu, Mendiknas Mohammad Nuh meminta Ikatan Penerbit Indonesia sebagai mitra Kementerian Pendidikan Nasional agar memetakan dengan baik tentang sistem perbukuan itu. "Reformasi dilakukan mulai dari sistem bahan baku, sumber daya intelektual, teknologi hingga distribusinya harus ditata ulang," kata Mendiknas saat membuka Kongres Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) ke-17 di Jakarta, Rabu.

Kongres yang berlangsung mulai 24-26 November 2010 ini mengambil tema Buku Mempercepat Kemandirian Bangsa. Mendiknas menyampaikan selain pentingnya ketersediaan dan kualitas bahan baku, yang harus ditumbuhkan adalah sumber daya intelektual.

Kekayaan buku, kata Mendiknas, terletak pada sumber daya intelektualnya. "Oleh karena itu, harus ditradisikan agar pikiran yang ada di dalam benak sang intelektual bisa dituangkan dalam bentuk tulisan-tulisan, " katanya. Mendiknas mengharapkan kongres dapat menghasilkan rumusan yang baik dan jelas sehingga bisa membantu pemerintah yang sedang melakukan reformasi dalam sistem perbukuan di Indonesia.

Ia menekankan bahwa perbukuan bukan menjadi bagian dari kegiatan bisnis kelompok tertentu, tetapi semua orang dapat ambil bagian dari usaha bisnis maupun usaha mencerdaskan anak bangsa. Menurut Mendiknas, meskipun bahan bakunya bagus, kandungan intelektualnya menggunakan teknologi khusus, sehingga bukunya bagus dari perspektif akademik, tetapi kalau sistem bisnis yang berlaku ada faktor ketidakadilan maka buku yang bagus tadi tidak akan menjadi oksigen dalam volume yang besar. "Oleh karena itu, ranah bisnis juga harus ditata. Kita tidak ingin urusan oksigen itu dimonopoli oleh perusahaan X, Y, atau Z," ujarnya.

Menurut dia, sumbatan ada di mana-mana dan salah satu keruwetan yang dihadapi dalam dunia perbukuan adalah menyangkut kebijakan yang tidak ada hubungannya langsung dengan dunia buku. Namun kebijakan ini jelas sangat berpengaruh dalam pengadaan buku, seperti kebijakan dalam pengadaan bahan baku kertas.



Untuk hal ini, menurut Menteri, sebagai pengguna bahan baku yang mutlak dalam hal ini kertas, salah satu pilihan adalah dengan menggunakan pendekatan-pendekat an atau affirmative dengan pihak terkait lainnya.
"Jadi, jelas bahwa buku adalah domain publik sehingga siapa saja bisa memproduksinya. Apalagi buku tidak lagi sebagai suplemen tetapi sudah merupakan kebutuhan untuk hidup dalam masyarakat sehingga harus diberikan kemudahan-kemudahan untuk mendapatkannya, " ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum IKAPI Setia Dharma Madjid menyarankan agar buku diberikan gratis ke siswa. Pemerintah, kata dia, membeli buku lalu dibagikan ke seluruh Indonesia. Dia menjelaskan, kebijakan buku pelajaran dapat dihitung antara APBN dan APBD Provinsi/Kabupaten/ Kota. "Satu anak satu buku," katanya. Ia menyebutkan, saat ini terdapat 50 juta siswa, jika dalam satu tahun kebutuhan belanja buku per siswa Rp300 ribu maka dibutuhkan dana Rp15 triliun.

"Buku pelajaran tersebut berlaku selama lima tahun. Dana buku untuk mencerdaskan anak bangsa itu tidak besar sehingga guru-guru tidak usah menagih ke orang tua untuk membeli buku. Kalau buku masih diperdagangkan di sekolah akan timbul hal-hal negatif," katanya.

http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/11/24/148759-kemdiknas-tata-ulang-sistem-perbukuan-nasional

Lima Jurus Jitu Meng-Hypnosis Anak

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.




Banyak rekan dan sahabat mengeluh bagaimana mengatasi perilaku anak mereka, seakan-akan anak merupakan bumerang bagi orang tuanya, loh.. kok bisa tanya saya? “AIya, saya bilang jangan lari-lari, eh.. malah lari” keluh bapak Kodir. Tentunya banyak teman atau saudara kita yang memiliki anak kecil yang mengalami hal serupa. Ada beberapa hal yang tidak diketahui oleh orang tua, bagaimana seorang anak memproses informasi yang dia peroleh. Otak yang berada pada diri anak kecil sangatlah jauh berbeda dengan otak yang ada di kepala orang dewasa, loh.. apa bedanya? Bedanya, seorang anak terutama usia 5 tahun ke bawah memiliki daya serap informasi yang sangat tinggi, mudah sekali mempelajari segala sesuatu. Bahkan beberapa ahli mengatakan usia 0-3 tahun adalah Golden Age. Baiklah, ada beberapa cara ampuh untuk memodifikasi perlaku anak (dibawah 12 tahun), yang bisa saya bagikan.

A. Beritahu Langsung (Direct Suggestion)
Tehnik ini sungguh mudah dan gampang, Anda hanya perlu memegang kedua bahu atau ke dua tangan sambil mata melihat ke anak anda dengan tatapan datar, tidak bermaksud memarahi ataupun bercanda, dan mengatakan hal yang Anda inginkan misal “mulai besok dan seterusnya belajar adalah kegiatan yang menyenangkan”, katakan dengan nada yang tegas (bukan di bentak), sambil mata orang tua dan anak saling bertatapan. Ulang saja kata tersebut tiga kali setelah itu biarkan anak Anda melakukan aktivitasnya kembali, mudah bukan? Hanya tingal panggil anak Anda, pegang kedua bahu atau kedua tangannya (pertanda Anda mengajaknya berbicara secara serius) dan ucapkan kalimat saktinya  ”makin hari kamu makin baik”. Satu hal penting yang harus diperhatikan saat menggunakan tehnik ini yaitu penggunaan kalimat negatif. Penjelasan penggunaan kalimat negatif akan saya jelaskan pada jurus kedua, Bioskop Ajaib.

B. Bioskop ajaib
Nah ini jurus yang juga sangat mudah sekali, Bioskop Ajaib adalah jurus untuk memasukan sugesti dengan cara yang cepat dan akurat. Sebagai orang tua kita sebaiknya belajar memiliki kemampuan bercerita ala dongeng kesukaan anak kita, serta kita sesuaikan cerita yang kita buat tersebut dengan nilai-nilai atau aturan yang anak kita butuhkan. Sebaiknya dalam bercerita :
* Hindari penggunaan kalimat negatif (tidak, jangan) karena otak tidak mengenal kalimat negatif. Misalnya, jika saya minta Anda bayangkan jeruk, apa yang keluar dalam imajinasi Anda? Tulisan J-E-R-U-K atau gambar buah jeruk? Pasti seperti kebanyakan orang lainnya, gambar buah jeruk yang keluar. Kalo saya berkata “tidak” apa yang ada didalam imajinasi Anda? Seperti kebanyakan orang pula, sesaat mereka mencari-cari lalu jawabannya adalah kosong, tidak ada apa-apa.
* Ungkapkan keinginan Anda secara langsung, misalnya: jangan lari-lari, sebenarnya keinginan Anda duduk tenang. “Jangan nakal ya” sebenarnya maksud Anda anak yang baik. Sebaiknya pilih kata yang tepat saat kita ingin berkomunikasi dengan anak.
* Ceritakan secara konsisten dengan penuh variasi. Seandainya Anda ingin menenanamkan tentang bagaimana sikap mendengarkan yang baik, ulangi cerita tersebut pada waktu yang berbeda sampai perilaku ini benar-benar sudah menjadi kebiasaannya (biasanya 3-5 kali cerita), dengan tokoh yang berbeda (Pooh, Barney, Teletubies, dll) atau membuat cerita yang bersambung.
Instruksinya mudah, kita bisa minta kepada anak “nah, coba papa / mama akan ajak kamu nonton bioskop ajaib, ini hanya bisa dilihat jika kamu memejamkan mata. Kemudian tokoh kesayanganmu akan muncul disana, coba tutup mata kamu”. Nah setelah anak menutup mata maka kita tinggal mengarahkan saja, perilaku apa yang perlu di perbaiki dengan mengunakan tokoh utama film tersebut. misal: “coba dengarkan pooh berbisik kepadamu, kamu anak yang rajin belajar. Aku senang bersahabat denganmu” atau “lihat Barney mendatangimu, hendak memberikan buah-buahan segar karena kamu tadi menjadi pendengar yang baik saat dia bercerita”. Gunakan kesempatan ini untuk memasukan nilai -nilai positif pada anak (sopan santun, aturan dalam bersosialisasi, dll).



C. Dongeng
Ini adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh orang tua kepada kita, ketika kita menjelang tidur. Banyak sekali manfaat dongeng jika kita mengetahui kondisi psikologis dan mekanisme pikiran seorang anak. Biasanya kita memberikan waktu untuk kegiatan ini adalah pada malam hari, menjelang anak kita tidur.
Nah, pada momen ini sebenarnya tingkat kesadaran seorang anak sudah jauh menurun, alias pintu menuju pikiran bawah sadarnya terbuka, dimana kita tahu bahwa pikiran bawah sadar merupakan tempat “program” kehidupan kita. Pada kesempatan memberikan dongeng pada anak, ceritakan dongeng yang penuh muatan “Program Positif”. Anda bisa menciptakan dongeng Anda sendiri sesuai kebutuhan anak, misal Peterpan yang senang sekali belajar dan mengerjakan tugas sekolah, Tarzan yang suka makan sayur dan buah-buahan, Cinderela yang disiplin, atau apapun. Gunakan kreativitas dalam bercerita untuk membuat anak memiliki hidup yang lebih baik.

Berikut adalah jurus yang anda perlu gunakan dalam menceritakan suatu dongeng:
* Jika Anda membacakan dongeng dengan menggunakan buku dongeng, usahakan Anda dekat, memeluk atau memangku anak saat menceritakan dongeng tersebut. Apa maksud dari semua ini? Dengan Anda memeluk, dekat atau memangku anak, maka anak merasa nyaman senang, merasa dicintai, ada perhatian khusus bagi anak. Hal ini berguna sebagai jangkar atau “anchor” bagi anak saat dia membaca buku sendiri, maka secara tidak langsung anak akan mengkaitkan buku dengan rasa nyaman. Sehingga anak akan mudah sekali belajar, membaca buku bukanlah sesuatu hal yang menjemukan bagi dirinya.
* Setelah membacakan dongeng, coba tanyakan kembali pada anak apa yang baru saja didengarnya. Minta anak menceritakan kembali sebisanya. Anda juga bisa meminta anak mendongengkan suatu cerita pada adiknya. Dengan menceritakan kembali, maka nilai yang ada di dongeng tersebut akan lebih kuat tertanan dalam program pikiran anak.
* Mencari bahan untuk dongeng? Setiap orangtua bisa mendongeng untuk anaknya, baik sekadar untuk hiburan atau maksud lainnya. Dengan bercerita orang tua menjadi kreatif, sedangkan pengalaman hidup anak bisa menjadi sumber ide. Dengan sedikit latihan, bisa diperoleh pengalaman untuk menyampaikan cinta, nilai-nilai dan keyakinan yang disampaikan melalui dongeng.
* Mendongeng tampaknya mudah, namun belum tentu setiap orangtua punya kesempatan untuk melakukannya.



Ada beberapa kiat kalau ingin menjadi pendongeng yang baik bagi anak-anak:
* Upayakan hanya mendongeng kalau Anda sedang dalam suasana hati yang cerah, jauh dari resah gelisah, sehingga bisa memusatkan pikiran dan perhatian dengan baik.
* Yakinkan diri sendiri sebelum mendongeng, bahwa Anda mengasihi dan mencintai makhluk-makhluk kecil dihadapan kita dan menginginkan mereka bahagia. Lakukan dengan penuh rasa pengabdian untuk membuat mereka tersenyum, tertawa, berjingkrak atau menangis berurai air mata.
* Cobalah menghayati dan meresapi dengan sungguh cerita yang Anda bawakan. Tangkap nilai-nilainya dan sampaikan pada mereka.
* Buat ringkasan cerita diatas secarik kertas untuk dihafalkan jalan ceritanya dengan cara membaca berulang-ulang. Tulis dan hafalkan nama-nama tokoh utama dan pernyataannya.
* Jika menggunakan alat peraga beri nomor urut sesuai jalan cerita dan susun gambar-gambar peraga sesuai urutan. Sebelum bercerita usahakan susunan ini sudah rapi.
* Pilih adegan yang menarik dan coba mendramatisirnya berulang-ulang, sehingga pada waktunya nanti akan lancar membacakannya.
* Ucapkanlah kata-kata dengan jelas, jangan menggumam.
* Ajukanlah pertanyaan kepada anak-anak dengan spontan atau cubit anak-anak dengan seolah-olah yang mencubit itu adalah pelaku cerita, misalnya. Dengan begitu, mereka dilibatkan dengan isi cerita.
* Usahakanlah selalu memelihara ketegangan atau merahasiakan jalan cerita sehingga anak-anak terikat, terpukau adegan demi adegan. Sekali-kali kejutkan mereka untuk merangsang pengungkapan emosi.

D. Hypnosleep & Rahasia Dibalik Hypnosleep
“Halo selamat pagi Pak, saya Ibu Ani”, suara di seberang sana yang cukup saya kenal. Saya kembali menanyakan kabarnya “Hai Bu Ani, bagaimana kabarnya? Ada kabar apa nih Bu?” sapa saya ke Bu Ani. “Begini, saya mengucapkan terima kasih Pak, Cindy sudah tidak ngomong kasar lagi dan sekarang sudah tidak maen tangan lagi”, jawab Bu Ani. “Wah bagus Bu. Apa yang Ibu lakukan, sehingga Cindy berubah drastis?” tanya saya. “Hanya melakukan yang Bapak sarankan, berbicara pada Cindy pada saat dia tidur”.
Pembaca yang budiman, tehnik yang saya berikan kepada Bu Ani adalah Hypnosleep, ini adalah tehnik yang cukup mudah dan sangat ampuh. Saya akan bagikan caranya secara detil. Banyak kasus untuk anak usia 10 tahun kebawah, bahkan orang dewasapun (pasangan suami-istri), dapat menyelesaikan permasalahannya dengan Hypnosleep.

Saya bagikan beberapa cerita singkat menangani masalah dengan menggunakan Hypnosleep. Rekan saya Bu Ani menelpon saya dan berkeluh kesah jika anaknya Cindy berusia 3,5 tahun memiliki perilaku agresif yang kurang menyenangkan. Ibu cindy adalah pemilik salon, karyawati yang bekerja di salon tersebut sering dipukul dan ditarik rambutnya oleh Cindy. Jika cindy kesal, maka Cindy akan memukul siapa saja yang berada didekatnya (terutama orang yang Cindy kenal).

Setelah melalui wawancara singkat melalui telepon, ternyata perilaku Cindy diperoleh dari Ibu Ani sendiri, Bu Ani jika memarahi Cindy maka dia memukul pahanya. Dan pola seperti ini di pelajari oleh Cindy, jika dia sedang kesal maka dia akan memukul. Kemudian, saya mengajarkan tehnik Hypnosleep via telepon kepada Ibu Ani, serta meminta kepada Ibu Ani untuk merubah cara dia meluapkan emosi kepada Cindy, serta memberikan beberapa nasehat untuk mengubah cara pandang Bu Ani terhadap tumbuh kembang anak.
Selesai pembicaraan ditelepon, 5 minggu kemudian Ibu Ani menghubungi saya lagi. Ternyata perilaku memukul anaknya sudah hilang total hanya menggunakan Hypnosleep dan mengubah cara pandangnya terhadap tumbuh kembang anak. Tetapi ada hal lain yang dikeluhkan, “Sekarang cindy kalo ngomong kasar Pak”, ungkap Bu Ani pada saya. “Kasar seperti apa?”, tanya saya. “Kalo orang tidak mengerti maksud Cindy, keinginan Cindy tidak terpenuhi maka dia berkata goblok, bodoh” jawab Bu Ani. Lalu saya mencoba mencari dari mana dia belajar perkataan itu, ternyata itu disebabkan karyawati Ibu Ani, yang sering bercanda dengan berkata kasar kepada sahabatnya dan Cindy seringkali bermain dengan karyawati Bu Ani. Kemudian hal yang sama saya minta kepada Bu Ani untuk mengubah lingkungannya, beri pengertian kepada karyawatinya dan melakukan Hypnosleep. Apa yang terjadi? 1 bulan kemudian, saya mendapat laporan Cindy telah berubah drastis.

Rekan saya Ibu Mita, memiliki suami yang punya kebiasaan “ngelelet” kalo pagi sehabis bangun tidur, sehingga Ibu Mita sering terlambat jika sampai ditempat kerja. Setelah menceritakan dengan saya, saya menyarankan menggunakan Hypnosleep. Esok harinya Ibu Mita merasa takjub keheranan. Karena suaminya berubah drastis, bangun tidur langsung mandi, ngga pake “ngelelet” lagi dan berangkat kerja bersama.
Apakah Hypnosleep? Pada dasarnya sama dengan Hypnosis, tentunya Anda mengerti proses Hypnosis. Yaitu orang yang sadar, kemudian dengan tehnik induksi diturunkan tingkat kesadarannya dengan berfokus pada satu hal (suara terapis), sehingga mengalami relaksasi yang dalam diseluruh tubuhnya kemudian sugesti diberikan.

Itulah proses yang terjadi pada Hypnosis. Nah, proses Hypnosleep adalah kebalikan Hypnosis. Dalam hypnosleep kita menaikan kesadaran seseorang dari kondisi anak tertidur pulas ke kondisi Hypnosis (Trance), kemudian sugesti diberikan pada saat kondisi Hypnosis (Trance), kita naikkan kesadarannya, kemudian diberikan sugesti dan setelah itu anak ditidurkan lagi.

Nah, langkah-langkah dalam memberikan Hypnosleep adalah:
* Langkah awal adalah membuat sugesti yang akan Anda sampaikan secara tertulis, agar kita tidak berpikir menyusun kalimat saat melakukan Hypnosleep. Hendaknya pendek, singkat dan jelas. Perhatikan juga pemakaian kata yang tepat. Intinya adalah mengatakan apa yang kita inginkan dengan kalimat positif. Hindari kalimat negatif (tidak, jangan, dll)
* Amati jumlah tarikan napas subyek. Hendaknya 6-8 tarikan napas per menit. Ini untuk menjamin bahwa subyek tertidur pulas. Yang paling ideal adalah 6-7 tarikan napas per menit.
* Dekati subyek dengan lembut untuk melakukan Bypass terhadap pikiran kritisnya. Goyang tubuh subyek dengan memegang dagunya. Goyangkan sedikit ke kiri dan kanan sambil mengucapkan kalimat berikut dengan mantap disertai nada suara rendah dan datar “Ini ... (nama Anda atau mama atau papa) yang bicara. Kamu bisa dengar ... (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata! Kamu bisa dengar ... (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata! Kamu bisa dengar ... (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata!”
* Jika subyek tertidur sangat lelap kalimat di atas mungkin perlu diulangi beberapa kali sehingga bisa menembus level pikiran bawah sadarnya. Lanjutkan “Jika kamu dengar gerakkan jari telunjuk atau ibu jari yang saya sentuh. Jika kamu dengar gerakkan jari telunjuk yang saya sentuh. Kamu bisa dengar ... (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata!”
* Setelah itu bacakan sugesti yang telah anda susun tadi 3 atau 4 kali untuk memastikan sampai ke bawah sadarnya.
* Lalu tutup dengan kalimat berikut “Kalau saya berhenti bicara maka kamu akan kembali tidur nyenyak seperti tadi. Kamu tidak akan mengingat apa yang baru saya sampaikan tapi kamu merasakan suatu perubahan dalam dirimu ketika bangun esok pagi dengan sangat segar. Sekarang tidurlah kembali dengan sangat nyenyak”
* Saat mengucapkan sugesti, hendaknya dengan suatu keyakinan bahwa apa yang kita ucapkan diterima dan dimengerti oleh anak. Keyakinan seperti apa yang saya maksud? Seyakin jika Anda makan krupuk, maka krupuk tersebut pasti hancur di dalam mulut Anda.
* Keesokan hari dan seterusnya berlakulah seperti telah terjadi perubahan (kelanjutan dari point no 7). Jika belum melihat perubahan nyata secara janganlah gusar dan berpikiran negatif. Biarkan proses perubahan terjadi di dalam lebih dahulu. Bila perlu Anda ulangi Hypnosleep lagi pada malam harinya dengan kata-kata yang sama.
* Disamping sugesti yang diberikan lingkungan juga perlu dirubah untuk membantu perubahan anak serta memfasilitasi perubahan anak, lingkungan disini termasuk sikap ayah, ibu, pengasuh, serta misal anak suka berkata kasar (contoh: goblok) ciptakan lingkungan yang tidak ada lagi kata-kata kasar tersebut terucap.
* Ketika ia mulai menunjukkan perubahan hindari penggunaan kata-kata “Kok tumben ya sekarang ngomongnya baik?” atau kata-kata semacam itu. Sebaliknya dukung dengan kalimat “Bagus makin hari belajar itu makin dapat berbicara dengan sopan ya?”
* Untuk setiap kasus yang Anda sugestikan beri waktu sampai terjadi perubahan baru beralih ke kasus yang lain.



Contoh sugesti untuk hypnosleep:
* Semakin hari belajar adalah kegiatan yang sangat menyenangkan.
* Mulai besok dan seterusnya kamu akan mudah bangun jam 6 pagi.
* Semakin hari kamu makin sayang sama adik / kakak kamu.
* Mulai besok dan seterusnya mudah bagi kamu untuk belajar berhitung.
* Semakin hari membaca adalah kegiatan yang menyenangkan.

E. Gosip Positif
Maksud dari gosip positif adalah orang tua membicarakan kebaikan, prestasi, kemajuan anak, dengan suara yang agak keras sehingga anak tahu kalo dirinya sedang jadi bahan pembicaraan. Misalnya: Orang tua membicarakan kemajuan anaknya, didalam kamar dengan suara yang keras, sehingga anak yang sedang berada diluar kamar mendengarnya.

Contoh:
Papa : Papa mengamati, Anton sekarang makin sering mengerjakan tugas ya Ma?
Mama : Iya Pa, anak kita itu makin disiplin dengan tugas dan kewajiban sebagai pelajar.
Papa : Wah, kalo begitu nanti liburan akhir tahun kita ajak dia ke taman safari ya Ma. Dia pasti senang ya?
Mama: Usul yang bagus Pa, Mama rasa juga begitu.

Lakukan hal tersebut untuk memperkuat perilaku anak, dan membuat diri anak merasa berharga. Perlu diingat juga, jika kita melakukan hal ini dengan tepat dapat mengakibatkan perasaan positif dan perasaan berharga pada anak berkembang. Jika kita melakukan dengan salah (misal: membicarakan sifat jelek anak) maka mengakibatkan munculnya perasaan negatif yang dapat menghambat perkembangan emosinya yang berujung pada Mental Block.

Sumber: produkdahsyat.com
www.mind-hypnotist.com

Mengapa Bangsa Asia Kalah Kreatif dari Bangsa Barat?

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.





Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, dalam bukunya "Why Asians Are Less Creative Than Westerners" (2001) yang dianggap kontroversial tapi  ternyata menjadi "best seller". (www.idearesort. com/trainers/ T01.p) mengemukakan beberapa hal ttg bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata dan pikiran  banyak orang.

1. Bagi kebanyakan org Asia, dlm budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta thdp sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang utk memiliki kekayaan banyak.

2. Bagi org Asia, banyaknya  kekayaan yg dimiliki lbh dihargai drpd CARA memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai  ceritera, novel, sinetron atau film yang  bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku  koruptif pun ditolerir/ diterima sbg sesuatu yg wajar.

3. Bagi org Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis "kunci jawaban" bukan pada  pengertian. Ujian Nasional, tes masuk PT dll semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus2 Imu pasti dan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan utk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus rumus tersebut.



4. Karena berbasis hafalan, murid2 di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi "Jack of all trades, but master of none" (tahu sedikit sedikit ttg banyak hal tapi tidak menguasai apapun).

5. Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dlm  Olympiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada org Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya  yg berbasis inovasi dan kreativitas.

6. Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibat-nya sifat eksploratif sbg upaya memenuhi rasa  penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.

7. Bagi kebanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah.

8. Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi stlh sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber utk minta penjelasan tambahan.

Bila anda juga tertarik utk mengetahui lebih banyak silahkan search di Google atau pesan buku nya ke Amazon.com



Dalam bukunya Prof.Ng Aik Kwang menawarkan bbrp solusi sbb:
1. Hargai proses. Hargailah org krn pengabdiannya bukan karena kekayaannya.
2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya.
3. Jangan jejali murid dgn banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya.
4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yg lebih cepat menghasilkan uang
5. Dasar kreativitas adlh rasa penasaran & berani ambil resiko. AYO BERTANYA!
6. Guru adlh fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dgn bangga kalau kita tidak tahu.
7. Passion manusia adalah anugerah Tuhan..sebagai orang tua kita bertanggung- jawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya. Mudah2an dengan begitu, kita bisa memiliki anak-anak dan cucu yang kreatif, inovatif tapi juga  memiliki integritas dan idealisme tinggi tanpa korupsi.


Sumber:  dari internet, maaf sumber aslinya kami kurang tahu

Menulis Lebih Mengasah Otak Ketimbang Mengetik

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.





Norwegia, Di zaman moderen sekarang ini, kebanyakan orang lebih suka mengetik dengan menggunakan keyboard komputer ketimbang menulis dengan pena dan tangan sendiri. Padahal, menulis dengan tangan lebih banyak mengasah otak ketimbang mengetik.

Menurut peneliti, membaca dan menulis melibatkan sejumlah indra di tubuh sehingga mengasah kinerja otak. Proses otak ini ternyata hilang ketika orang beralih dari pena dan buku menjadi layar komputer dan keyboard.

Saat menulis dengan tangan, gerakan yang terlibat meninggalkan jejak di bagian otak yang disebut sensorimotor tersebut. Proses ini membantu orang untuk mengenal huruf. Peneliti mengatakan, sentuhan dan gerakan mengetik pada keyboard menghasilkan respons yang berbeda dalam otak, yang berarti tidak memperkuat mekanisme pembelajaran dengan cara yang sama.



"Karena menulis dengan tangan membutuhkan waktu lebih lama dari mengetik pada keyboard, maka aspek temporal otak yang terlibat dalam bahasa juga dapat mempengaruhi proses belajar," jelas Profesor Anne Mangen, ahli dari Stavanger University, seperti dilansir Dailymail, Selasa (25/1/2011).
Prof Mangen menyebutkan, kondisi ini berkaitan dengan haptic. Istilah 'haptic' mengacu pada proses menyentuh dan cara orang berkomunikasi dengan sentuhan, terutama dengan menggunakan jari-jari dan tangan untuk menjelajahi lingkungan.

Penelitian ini dilakukan dengan tes mempelajari abjad, yang dibagi dalam dua kelompok partisipan. Kelompok pertama diajarkan menulis surat dengan tangan, sedangkan kelompok lainya dengan menggunakan keyboard.

Pada interval mingguan, kenangan partisipan tentang abjad dicatat. Dan orang-orang yang mempelajari huruf melalui membaca dan menulis mendapatkan hasil yang terbaik. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Stavanger University di Norwegia dan neurofisiologi Jean-Luc Velay dari Marseille University. Hasil temuan ini telah diterbitkan dalam jurnal Haptics.

sumber http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=23074

Novel Laskar Pelangi dalam 18 Bahasa

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.





Novelis Andrea Hirata berbahagia. Pasalnya, tetralogi Laskar Pelangi karyanya sudah diterjemahkan ke dalam 18 bahasa. Bukan cuma itu, permintaan dari penerbit di luar Indonesia untuk menerbitkan tetralogi Laskar Pelangi terus berdatangan.

“Penerbit Editora Sextante Ltd dari Brasil akan menerbitkan tetralogi Laskar Pelangi dalam bahasa Portugis dan Spanyol untuk wilayah Brasil, Cile, dan Argentina,” katanya.

Laskar Pelangi juga menjadi referensi kajian World Literature di beberapa universitas di Filipina. Laskar Pelangi pun menjadi karya terpilih untuk ditampilkan pada festival buku Brazil Bienal do Livro 2011 karena kualitas penulisan dan kisah yang mewakili kultur Indonesia.

“Saya dijadwalkan presentasi pada festival itu, 1 September nanti,” katanya. Ia baru pindah dari Literary Management Arizona, Amerika Serikat, ke Kathleen Anderson Literary Management New York, yang mewakilinya menerbitkan bukunya untuk edisi internasional. Salah satu proyek awal adalah membahas pembuatan ulang film Laskar Pelangi yang akan dibuat Hollywood. Andrea pun akan menerbitkan novel baru, Ayah. Novel ini aslinya ditulis dalam bahasa Inggris, judulnya Two Trees. Ia menulisnya selama mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, tahun 2010. (LOK)

Sumber: KOMPAS 7 Februari 2011

Pendidikan Semakin Horizonal

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.







oleh: Sumardiono

  
Sadarkah kita bahwa kita sebenarnya memiliki banyak cara pandang terhadap pendidikan? Sadarkah kita bahwa kita dapat melihat pendidikan dengan cara yang berbeda dari sistem sekolah (yang kita terima taken for granted)? Mari kita ambil contohnya.

Di dalam model pendidikan yang kita jalani saat ini (baca: sekolah), sistem pendidikan adalah berjenjang dan hirarkis. Ada SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Materi-materi yang dipelajari dibuat dalam satu paket per-jenjang. Seluruh materi dalam satu jenjang harus dikuasai (lulus) sebelum seseorang melanjutkan ke jenjang berikutnya. Kalau ada satu materi yang gagal, siswa tak dapat naik ke jenjang berikutnya dan harus mengulang seluruh materi, termasuk materi-materi yang sudah dikuasainya.

Siswa tidak lulus mata pelajaran fisika harus mengulang seluruh paket pelajaran di tingkatnya. Walaupun dia jago sastra dan pelajaran lainnya, dia tetap harus mengulang pelajaran yang sama dan tak bisa melanjutkan belajar materi sastra di jenjang yang lebih tinggi.



Sistem sekolah adalah sistem yang hirarkis, materi-materi yang dipelajari diatur dengan ketat urutan dan kapan waktu mempelajarinya. Materi genetika tidak perlu (baca: tidak boleh) dipelajari anak SD karena materi itu baru ada di tingkat SMP. Ketrampilan komputer harus mengikuti urutan-urutan yang telah ditentukan.

Pertanyaannya adalah: apakah model pendidikan yang seperti itu adalah satu-satu bentuk yang valid? Apakah model pendidikan hirarkis itu satu-satunya realita yang ada dalam pendidikan (sehingga harus diikuti oleh semua anak)?

Jawabannya tidak.

Jika kita melepaskan “institusi” dan hanya berbicara tentang pendidikan, maka sesungguhnya kita bisa melihat model-model pendidikan lain selain yang berjenjang dan hirarkis itu. Kalau kita mengamati bagaimana anak-anak kita belajar, maka sesungguhnya model hirarkis itu justru bukan hal yang natural.



Dalam dunia yang semakin horizontal sebagaimana yang disebutkan Friedman (“The World is Flat”), kita melihat bahwa bukan hanya sekat fisik yang memudar akibat globalisasi dan teknologi informasi. Tetapi, hirarki dalam proses pendidikan pun semakin kehilangan kekukuhan pijakannya.

Berkat perkembangan teknologi, kita dan terutama anak-anak kita mengalami perubahan di dalam cara belajar (mendapatkan informasi, pengetahuan, dan ketrampilan baru). Ada mesin pencari (search engine) yang membuat kita bisa mencari dan mempelajari apapun yang kita butuhkan/inginkan. Ada materi multimedia (podcast dan video) berisi berbagai tutorial dan kuliah yang tinggal dilihat kapan pun diinginkan. Ada DVD pelajaran, Wikipedia dan ensiklopedia digital, serta forum-forum yang membuat kita bisa mempelajari ‘virtually’ apapun.

Semua itu bisa diakses kapan pun. Tak ada jenjang tertentu yang dipersyaratkan untuk mempelajarinya. Seandainya pun ada prasyarat, itu hanya yang benar-benar relevan untuk membuat proses belajar lebih mudah.

Tak ada jenjang dan batasan umur untuk mempelajari sesuatu. Mau belajar mengetik sepuluh jari? Mau belajar bisnis dan manajemen? Mau belajar tentang asteroids dan Mars? Mau belajar tentang rekayasa genetika? Mau belajar pemrograman? Mau belajar membuat desain? Semuanya bisa dilakukan. Dan kuncinya adalah kesiapan sang pembelajar itu sendiri.



Jadi, mengapa harus bersikukuh dengan model pendidikan yang berwujud paket yang hirarkis dan berjenjang; apalagi menganggapnya sebagai satu-satunya model belajar yang valid dan harus diikuti semua orang?
Mengapa kita tak membuat model belajar yang modular? Anak yang suka matematika terus menaiki jenjang pelajaran matematika yang disukainya tanpa harus terhambat pelajaran sastra yang menjadi kelemahannya? Apa yang salah jika ada anak yang matematikanya kelas 8, IPA-nya kelas 7, Bahasa Indonesianya kelas 5?
Atau, mengapa tak kita biarkan saja anak-anak kita mempelajari tema-tema yang menjadi minatnya? Jika para ahli ingin membantu, mereka dapat membuat jenjang-jenjang taksonomi pengetahuan berisi cakupan dan urutan (scope and sequence) untuk berbagai pelajaran/tema. Lalu, biarkan anak memilih tema-tema yang diminatinya dan kemudian mempelajarinya, dan kemudian mengikuti ujiannya untuk mengetahui tingkat kecakapannya dalam tema yang dipilihnya itu?


So, ternyata pendidikan berjenjang dan hirarkis itu bukan satu-satunya realita pendidikan. Ternyata kita memiliki banyak pilihan cara memandang pendidikan. Lalu, model pendidikan seperti apa yang menurut Anda paling natural untuk anak-anak kita? Model pendidkan seperti apa yang Anda inginkan?


sumber: http://rumahinspirasi.com/homeschooling/pendidikan-semakin-horizontal

Prestasi Besar Butuh Karakter Yang Hebat

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.





Oleh: Marjohan, M.Pd (Guru SMAN 3 Batusangkar)

Ternyata orang-orang hebat tidak hanyak datang dari benua Eropa atau Amerika, atau tidak hanya datang dari Jepang atau Australia, namun juga bisa berasal dari Indonesia. Barangkali orang hebat tersebut bisa jadi kita sendiri. Markis Kido dan Hendra Setiawan (Bobo, tahun XXXVI, 11 September 2008) misalnya adalah dua tokoh berusia sangat muda berasal dari Indonesia. Mereka begitu kompak meraih medali emas pada olimpiade Beijing melalui olah raga bulu tangkis.

Untuk mampu  meraih prestasi  hebat, apalagi untuk tingkat dunia, tentu tidaklah mudah. Semua harus melalui perjuangan yang berat dan  hebat. Mereka harus melewati hadangan permainan dunia yang lain, yang  juga sangat hebat dan tidak terkalahkan. Bagi Markis Kido dan Hendra Setiawan, saat meraih juara dunia, usia mereka barus berkisar 23 dan 24 tahun. Tentu titik awal sukses pada usia tersebut telah mereka rintis sejak dini. Mungkin pada masa anak-anak atau pada masa remaja- yaitu usia belajar di SD atau di SMP. Di mana pada masa anak-anak lain banyak bermanja-manja atau berhura-hura, mereka tekun merintis mimpi mereka. Yaitu berlatih dengan tingkat porsi belajar/berlatih/ berkarya yang juga hebat untuk menuju prestasi yang besar.

Dalam kenyataan bahwa orang Indonesia juga mampu meraih juara dunia dalam usia yang relatif muda. Gita Gutawa yang saat itu berusia 14 tahun (Nurhayati, 2008: 2-3) mengikuti festival  music pada Nile Song Festival yang berlangsung di Cairo mampu mendapat penghargaan Grand Prix winner-penghargaan  tertinggi. Ia juga mendapatkan  predikat terbaik dari seluruh kelompok peserta hingga meraih juara umum. Ini merupakan seleksi dari 85 negara. Tim juri juga mengatakan bahwa mereka belum pernah menemukan penyanyi usia remaja yang berkualitas seperti Gita.



Prestasi besar yang ia peroleh sebagai juara dunia bukan terjadi secara kebetulan. Prestasi tersebut diraih bukan secara instant- sekarang berlatih, besok juara- atau prestasi yang ia peroleh juga tidak jatuh dari langit. Namun ia peroleh melalui serangkaian persiapan dan proses yang hebat.

Dunia musik bukanlah hal yang baru bagi Gita. Sejak kecil ia hidup dalam lingkungan pemusik. Faktor lingkungan sangat menentukan keberhasilan bagi seseorang. Ketika duduk di kelas 2 Sekolah Dasar, ia sudah mulai belajar bermain piano klasik. Ia juga memperkuat ilmu musiknya dengan mempelajari musik jazz, bahkan melengkapi dengan mengikuti privat piano dan gitar. Dukungan orang tua juga menentukan. sejak kecil orang tuanya menanamkan sistem belajar yang mandiri dan bekerja juga mandiri. Ia bukan tipe anak manja.

Tulisan ini tidak terfokus tentang juara dunia asal Indonesia, tetapi tentang bagaimana seseorang bisa meraih prestasi level dunia. Ada artikel yang membahas tentang karakter yang perlu dimiliki bila seseorang ingin berprestasi yang hebat- ya seperti prestasi untuk level dunia (http://arifperdana. wordpress. com). Artikel tersebut menjelaskan bahwa tokoh olah raga yang ngetop di tahun 1970-an dan 1980-an, yaitu Muhammad Ali, adalah jago tinju sejati sedunia. Itu karena ia berkali-kali menang adu tinju kelas dunia. Kemudian Joe Girad adalah jago jual sedunia- world class achiever- karena selama 12 tahun berturut turut ia berhasil menjual puluhan ribu mobil sedunia.

Ia juga tokoh hebat, namun dalam dunia bisnis,  yang bisa disejajarkan dengan Rudy Hartono (pemain bulu tangkis), Karpov (jago catur), Pele (jago sepak bola). Pengalaman Joe Girad menjadi jago dunia tentu karena ia memiliki karakter hebat. Karakter hebat ini mungkin bagus untuk disadur.

Paling kurang ada sepuluh karakter hebat atau karakter positif yang dimiliki oleh seseorang yang berprestasi hebat tersebut. Karakter tersebut adalah seperti memiliki tekad baja, memiliki visi dalam berkarya, berkarakter tekun dan tabah, selalu berfikir positif, bersemangat dan antusias, memiliki kemampuan dalam relasi antar manusia, bersikap kreatif, bersikap jujur, pandai berkomunikasi, dan selalu bersikap konsisten.

Siapa saja bisa berhasil apalagi sampai pada level dunia. Untuk itu ada beberapa kebiasaan negative yang perlu diusir yaitu mengatasi rasa malas, rasa takut, keterbatasan pengetahuan, dan keterbatasan relasi dengan manusia lain. Bahwa adakalanya orang yang berprestasi level dunia tidak lulus SMA dan bearasal dari keluarga yang miskin. Namun mereka punya tekad atau motivasi untuk berhasil dan berjuang untuk melawan kelemahan diri  dengan mencari banyak pengalaman.

Untuk meraih sukses ternyata perlu mimpi atau visi. Visi tentu mempunyai manfaat. Manfaat terbesar dari visi adalah untuk memberi arah dan tuntutan. Dengan demikian upaya dan kegiatan menjadi efektif dan sekaligus juga efissien. Orang yang tidak punya visi tentu akan gampang teralihkan dan kemudian terombang ambing. Sebahagian remaja sekarang ada yang belum punya visi, sehingga mereka bingung tentang aktivitas apa yang akan mereka tekuni di masa depan.  Kalau demikian bahwa visi sangat perlu untuk dimiliki.

Menjadi orang yang sukses, apalagi untuk level dunia, musti memiliki karakter tekun dan tabah. Bayangkan andai Zidane tiba-tiba malas berlatih bola kaki atau Lance Amstrong malas latihan balap, mereka tentu tidak akan jadi juara dunia. Bertekun dalam mengerjakan sesuatu tentu memerlukan pengorbanan. World class achiever sangat memahami arti ketekunan ini. Menunda sebuah pekerjaan yang penting demi nonton filem adalah contoh ketidak tekunan.



Kemudian mereka juga perlu memiliki fikiran positif. Fikiran positif adalah sikap dasar yang harus dipertahankan. Sikap positif tentu berasal dari fikiran yang positif. Mereka perlu berfikir bahwa bekerja itu sehat, kejujuran adalah modal hidup, komitmen sangat diperlukan dalam kerja, kerjasama dan ketabahan sangat penting dan juga perlu memiliki sikap pemaaf. Poin-poin yang kita sebutkan tadi adalah bagian dari karakter positif untuk memperkuat pikiran positif. Selalu berfikir positif dapat menyehatkan jiwa menjadi pribadi yang positif. 

Para jago dunia dan orang-orang sukses selalu bersemangat dan antusias.  Antusias sendiri berarti â€Å“kegairahan, semangat yang besar dan kegembiraan yang besar (Echols dan Shadilly, 2006). Gaya bersemangat dan antusia dari Joe Girard terlihat saat ia memberikan seminar. Ia berlari, melompat dan berteriak. Suaranya melengking, bergetar dan membahana. Lain kali suaranya mengecil dan berbisik sambil menangis. Ia berbicara dengan hati dan emosinya. Tentu saja tiap orang punya karakter antusias dan semangat yang berbeda. Namun  paparan karakter tadi adalah deskripsi emosi antusia dari Joe Girard.

Jago dunia yang bergerak dalam bidang bisnis, seperti pemiliki merek dagang Philip, Samsung, Carrefour, Pizza Hut, dan lain-lain mutlak perlu berhubungan dengan banyak orang. Semakin maju bisnis mereka maka semakin banyak mereka harus berhubungan dengan orang lain. Pemilik merek dagang yang kita sebutkan tadi tentu telah melayani puluhan atau ratusan juta orang di dunia. Dapat ditebak bahwa kunci sukses mereka dalam bisnis karena mampu menangi kebutuhan manusia. Tentu mereka harus mengiklan diri dan menjumpai banyak orang, mendengar keluhan dan memperkecil keluhan tadi. Prinsip human relation mereka adalah mereka menyukai orang dengan sungguh-sungguh. – love customers honestly, genuinely and sincerely.

Jangan biarkan otak ngawur atau blank. Karena sukses level dunia harus kreatif otaknya. Menjadi jago dunia tentu dambaan banyak orang. Untuk itu mereka musti punya energi, semangat, antusias, keterampilan dan percaya diri yang gede. Bila ini sudah dimiliki namun belum punya strategi maka akan sia-sia. Strategi adalah tugasnya otak yang kreatif atau kognitif yang kreartif.
Ide-ide yang baru berasal dari otak yang kreatif- yang kaya dengan imajinasi.  Otak yang kreatif tidak mutlak monopoli dari pendidikan formal atau dari universitas. Otak yang kreatif tergantung kepada pemilik otak tersebut dalam merawat dan menumbuhkan kembangkan kekuatan imajinasi dan keberanian.

Juga perlu diingat bahwa kejujuran adalah kunci suskses. Ada orang yang  beranggapan bahwa kejujuran itu tidak penting, namun begitu seseorang tahu bahwa ia telah dibohongi maka pelaku kecurangan (orang yang tidak jujur tadi akan ditinggalkan) .  Kejujuran adalah landasan kepercayaan dan kepercayaan adalah basis dari hubungan baik. Selanjutnya hubungan baik sarana dalam berbisnis. Maka kalau ingin berbisnis yang selalu langgeng maka kita perlu berlaku jujur pada pelanggan.

Ada pribahasa berbunyi : hewan diikat dengan tali dan manusia diikat dengan kata. Manusia diikat dengan kata berarti bahwa kata-kata sebagai alat berkomunikasi itu sangat penting. Menjadi sukses untuk level apa saja- apalagi untuk level nasional dan level dunia maka perlu memiliki kemampuan berkomunikasi. Orang yang ingin sukses tidak perlu pasif  dalam berkomunikasi- dengan arti kata harus mampu berkomunikasi. Musti aktif bertanya, aktif  menyapa, aktif memuji, aktif mensugesti dan aktif mendengar akhirnya kita terbawa aktif. Tidak hanya menggunakan mulut, tapi juga bahasa tubuh, mata, tangan dan senyuman. Pokonya musti menjadi orang yang aktif, positif dan dinamis dalam berkomunikasi.  Rasa takut dan jarak antar manusia tidak perlu ada dalam berkomunikasi. Namun yang perlu ada adalah suasana fun- menyenangkan-ada rasa menerima, menyenangi dan mendengar dengan siapa kita berkomunikasi.  Kalau begitu orang  jago musti  pintar mengkomunikasikan isi hati dan isi fikiran kepada teman bicaranya.

Terakhir bahwa orang yang ingin menjadi jago atau suksesd perlu mempunyai karakter konsisten. Kalau aktif dalam bidang bisnis dan  berhubungan dengan orang banyak maka mereka harus bersikap ramah, baik, melayani, menolong, member perhatian, menghormati  dan berusaha memuaskan klien. Tentang hal ini sudah diketahui oleh banyak orang. Tapi mereka hanya sebatas tahu saja- idealnya menerapkan secara sungguh-sungguh dan konsisten.  

Ya benar bahwa untuk meraih prestasi hebat maka dibutuhkan persiapan besar. Orang hebat tidak mutlak monopoli dari benua Eropa dan Amerika, atau juga bukan monopoli Negara maju atau lembaga pendidikan yang maju. Siapa saja bisa jadi jago atau sukses. Untuk menjadi jago maka perlu persiapan, latihan dan proses usaha yang posrsinya cukup besar. Mereka perlu lingkungan kondusif- yang memberikan rangsangan dan tantangan serta dukungan dari guru dan orang tua. Selanjutnya mereka perlu memiliki karakter dan sikap positif seperti memiliki tekad baja, memiliki visi dalam berkarya, berkarakter tekun dan tabah, selalu berfikir positif, bersemangat dan antusias,
memiliki kemampuan dalam relasi antar manusia, bersikap kreatif, bersikap jujur, pandai berkomunikasi, dan selalu bersikap konsisten. 

Catatan:
1) Echols, John M dan Hassan Shadily .(2006). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Pt Gramedia,
2)  Nurhayati Tafsir (2008). Meniti Karir Masa Depan. Jakarta: Pt. Tunas Melati.  

Ribuan Guru Terancam Menganggur

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.




BOS untuk Operasional Sekolah di Luar Gaji

JAKARTA – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menemukan ribuan guru honorer yang terancam kehilangan pekerjaannya akibat pembatasan biaya operasional sekolah (BOS) untuk pembayaran gaji. Kini, dana BOS yang bisa dipakai untuk gaji guru hanya 20 persen dari total anggaran yang didapatkan setiap sekolah.

’’Sekitar 1.600 guru tidak tetap di Surabaya di diberhentikan secara halus. Ada kegelisahan yang mendalam di kalangan guru honorer akibat pembatasan penggunaan dana BOS untuk belanja pegawai termasuk dana untuk honorarium maksimal 20 persen,’’ ujar Ketua PB PGRI Sulistiyo saat memberikan keterangan pers di Jakarta kemarin (31/1).

Untuk diketahui, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 37/2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS tahun anggaran 2011 disebutkan maksimum penggunaan dana untuk belanja pegawai bagi sekolah negeri sebesar 20 persen. Penggunaan dana untuk honorarium guru honorer di sekolah agar mempertimbangkan rasio jumlah siswa dan guru sesuai dengan ketentuan pemerintah yang ada dalam Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang SPM Pendidikan Dasar di Kabupaten atau Kota.

Ketua Komite III DPD ini menilai, peraturan tersebut sangat tidak fleksibel. Akibatnya, banyak kepala sekolah yang terpaksa mengurangi jam mengajar atau bahkan memberhentikan guru honorer akibat dana untuk membayar gaji menjadi terbatas. ’’Soal honor mestinya jangan kaku. Ini berpotensi menimbullkan pengangguran baru, seperti di Surabaya itu bisa menimbulkan pengangguran baru,’’ katanya.

Padahal, lanjut senator dari Jawa Tengah ini, kebutuhan sekolah-sekolah akan tenaga guru honorer sangat tinggi. Bahkan tidak sedikit sekolah yang rasio tenaga pendidiknya justru lebih banyak guru honorer daripada guru PNS. ’’Ini fakta lapangan, bayangkan fungsi mereka kadang bukan sekadar guru bantu, tapi sebagai guru utama,’’ terangnya.

Wakil Menteri Pedidikan Nasional Fasli Jalal mengatakan, Kemendiknas mempunyai alasan sendiri membatasi penggunaan 20 persen dana BOS untuk gaji guru. Sebenarnya, BOS itu untuk operasional sekolah. Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di luar gaji. Tapi, karena realita di sekolah-sekolah negeri ada guru honorer dan sekolah swasta membayar gaji menggunakan dana BOS.



’’Akhirnya dimulailah dipakai dana BOS itu sedikit demi sedikit. Mulanya untuk operasional non gaji dipakai untuk membayar gaji tadi itu. Tapi tampaknya sudah kebablasan. Sehingga mengorbankan kegiatan-kegiatan operasional dengan mengatasnamakan untuk membayar honor,’’ tegas Fasli.

Diakui Fasli, sebenarnya aturan yang mendasari penggunaan BOS untuk membayar gaji belum disepakati pemerintah dan DPR. ’’Bagaimana pengaturan orang-orang yang bukan PNS yang dibayar atas nama honorarium dalam menjalankan fungsi pendidikan tadi. Itu kan perlu pengaturan. Nah, kalau nanti misalnya sudah jelas pengaturan ini.

Artinya sudah ada sumber lain untuk membayar honor itu tadi. Dan juga ada aturan siapa yang boleh mengangkat honor, atas dasar apa, verifikasi apa supaya tidak semena-mena saja honor ini diangkat. Saat ini ada yang tingkat sekolah, ada yang tingkat komite,’’ papar mantan dirjen Dikti tersebut.

Diterangkan pejabat kelahiran Padang Panjang tersebut, jika BOS lebih banyak digunakan untuk membayar gaji, maka tujuan operasional akan terkendala. Oleh karena itu, dilihat berapa struktur yang wajar dan menyadari bahwa honorarium dan gaji ini memang belum lengkap di dalam struktur sekolah, maka dimungkinkanlah BOS itu dipakai, tapi dibatasi hanya 20 persen.



’’Itu bukan dipotong, tetapi supaya 80 persennya digunakan untuk mendukung mutu daripada sekolah. Kalau di swasta memang dimungkinkan, karena dari awal, sekolah swasta itu sumber penggajian gurunya dari BOS, jadi kita tidak memberi batasan. Tetapi begitu terlalu besar dan di sekolah negeri besar juga, maka kita perlu aturan,” katanya.

Jadi, kata Fasli, Kemendiknas berharap 20 persen dana BOS tersebut itu dilaksanakan dulu. Jika masih ada kekurangan gaji di sekolah swasta yayasan dipersilakan yayasan mencari. Tetapi di sekolah negeri tidak boleh lagi menggunakan dana BOS lagi untuk pembayaran honorer dan gaji. (cdl)

http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=83420

Tiap Anak Jenius, Betulkah?

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.






Oleh Reiny Dwinanda

Banyak orang tua yang berupaya segala cara agar si buah hati sepintar Albert Einstein.

Sejumlah orang tua di Sumatra Barat berbondong-bondong menjual ternak, sawah, dan bahkan mengijonkan ikan mereka yang belum waktunya panen. Sementara itu, di Bandung, Jawa Barat, orang tua sibuk mencari sepuluh kawannya yang memiliki anak usia SD atau SMP. Tujuan mereka sama, ingin mengikutsertakan buah hatinya dalam kegiatan aktivasi otak tengah (AOT).

Konon, banyak manfaat yang bisa dipetik anak dari AOT. Penyelenggara mempromosikan anak yang otak tengahnya telah diaktivasi, akan tampil santun, religius, seimbang secara hormonal, lebih konsentrasi, dan bisa membaca dengan mata tertutup. Klaim yang paling dahsyat: mencetak anak jenius!

Yuliany, ibu dua putra, memahami jenius adalah bawaan genetik. Melalui beragam bacaan yang dilahapnya sejak awal pernikahannya tujuh tahun silam, ia menyimpulkan tidak semua anak dapat menjadi jenius. "Memangnya, kejeniusan bisa dikarbit?" tanyanya penasaran.

Doktor antropolog kesehatan Julia Maria van Tiel menggeleng. Pemahaman jenius secara ilmiah sesungguhnya didukung oleh berbagai penelitian panjang di berbagai bidang ilmu. "Waktu risetnya lebih dari seratus tahun."

Dalam ilmu psikologi, lanjut Julia, istilah jenius hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai tingkat inteligensi luar biasa. IQ-nya tergolong dalam kategori very superior, atau dua standar deviasi di atas rata-rata. "Besaran IQ itu ditunjang pula dengan kreativitas yang luar biasa dan prestasi yang luar biasa."

Sebagai contoh, Julia menunjuk Albert Einstein, Vincent Van Goh, Rembrandt, Johann Sebastian Bach, dan Thomas Alva Edison. Lantas, siapa yang bisa masuk dalam kelompok seperti tiga tokoh penting tersebut? "Tidak semua orang, tentunya," kata Julia.

Inteligensi luar biasa adalah sebuah hal yang diturunkan. Faktor genetik merupakan salah satu penentu. "Namun demikian, anak yang memiliki gen ini membutuhkan dukungan lingkungan agar ia bisa menghasilkan prestasi luar biasanya sebagai karya jenius," urai Julia yang juga pembina di situs anakberbakat@ yahoogroups. com itu.

Karya jenius tentunya haruslah bersifat orisinal. Ini merupakan wujud pengembangan inteligensi dengan kreativitas yang tinggi serta dikembangkannya sendiri. "Seseorang yang hanya meniru atau mengikuti perintah sebagaimana anak-anak yang dilatih dalam kegiatan aktivasi otak tengah itu, dalam ilmu psikologi tidak dapat dikategorikan sebagai anak jenius," cetus Julia yang juga penulis buku.

Julia mengatakan, pihak-pihak yang mengimingi masyarakat dengan menawarkan jalan tol menuju kejeniusan telah melakukan praktik penipuan. Mereka sama saja menisbikan dan menolak keragaman yang terdapat pada tiap-tiap individu. "Klaim mereka bertentangan dengan ragam teori dan kepustakaan ilmiah di bidang tumbuh kembang kognisi manusia (cognitive and learning theories)," ucap Julia.

Keragaman antarindividu ditentukan oleh potensi dasarnya. Itu akan memengaruhi gaya belajar, cara berpikir, dan cara menyerap suatu informasi. "Kejeniusan bukan sesuatu yang bisa dipaksakan," tandas Julia. ed: nina chairani




Salah Istilah, Salah Kaprah

Kecerdasan memiliki makna yang berbeda dengan bakat. Tingkat kecerdasan berkaitan dengan IQ. "Anak yang memiliki keunggulan di bidang olahraga, musik, atau social, disebut memiliki bakat," jelas psikolog A Kasandra Putranto.

Bakat bisa digali dan diasah. Kecerdasan pun perlu dioptimalkan melalui proses latihan dan stimulasi yang telah terbukti secara ilmiah. Itulah tugas besar orang tua. "Kita harus mendampingi anak-anak agar mereka dapat mengeluarkan potensi terbaik yang dimilikinya, " cetus psikolog klinis ini.

Tengok saja Michael Phelps. Di arena kejuaraan renang dunia, namanya teramat disegani. Dialah pemecah rekor renang di ajang Olimpiade. "Phelps bukan anak jenius. Attention deficit disorder (ADD) menghambat prestasi akademisnya, namun dalam bidang olahraga renang dia berprestasi, " tutur Kasandra.

Beberapa tokoh teori kecerdasan mungkin saja memiliki argumentasi yang berbeda. Howard Gardner, misalnya. "Ia meyakini bahwa bakat juga merupakan komponen kecerdasan, antara lain kecerdasan fisik, musik, bahasa, interpersonal, dan naturalistik, " imbuh Kasandra.

Orang tua semestinya tidak melulu menuntut anaknya unggul di bidang akademis. Apalagi, faktor genetik berpengaruh pada daya tangkap anak. "Bagaimana dengan anak-anak yang IQ-nya rata-rata atau di bawah rata-rata? Apakah mereka tidak ada artinya hanya karena keterbatasannya di bidang akademis?" tanya Kasandra retoris.

Tingkat kecerdasan yang lebih rendah sebenarnya hanya berarti bahwa mereka perlu berusaha lebih keras dibandingkan mereka yang memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dalam pengamatan Kasandra terhadap klien-kliennya selama ini. "Dengan upaya yang lebih keras, mereka bisa tetap mencapai prestasi."

Kasandra menyarankan agar orang tua memahami profil anaknya dan menghargai keunikannya dengan anak lain. Anak tidak harus jenius. "Banyak contoh orang bisa tetap 'menjadi' tanpa membawa gen jenius."

Kasandra juga mengatakan tidak penting memaksakan anak menjadi jenius, tetapi lebih baik mendampingi dan membantu mereka untuk menemukan potensi dan melatihnya agar dapat berprestasi. ed: nina chairani



Petunjuk Awal Si Jenius

Bagaimana ciri anak jenius? Banyak criteria disodorkan. Berikut tanda-tanda awalnya, seperti yang dirumuskan American Association of Gifted Children dari Duke University:
- Belajar dengan cepat dan mengingat dengan mudah
- Terlihat lebih matang dari usianya
- Perbendaharaan katanya luas, menunjukkan minat yang tak lazim terhadap kata-kata atau sudah membaca sesuai keinginannya sendiri
- Melakukan uji coba sendiri untuk menyelesaikan masalah
- Lebih menyukai teman yang lebih tua
- Cenderung sensitif
- Menunjukkan semangat keingintahuan
- Menunjukkan rasa sayang pada manusia dan binatang
- Menyukai puzzle, teka-teki, dan angka
- Cenderung suka mempertanyakan kekuasaan
- Mudah bosan
- Energetik

Apakah si kecil memiliki beberapa karakteristik di atas? Bila ya, para ahli di Duke University menyarankan orang tua untuk membawa sang anak kepada pakar perkembang an anak.
Seperti mengembangkan bakat pada anak dengan kecerdasan biasa, para ahli memberi kan saran tak jauh beda pada orang tua si jenius. Saran mereka, orang tua bisa membantu memelihara bakat alami anak dengan membacakan buku dan memperkenalkan pada seni, musik, alam, dan olahraga. americanbaby.com/nina ch

sumber: http://koran.republika.co.id/koran/0/127763/Tiap_Anak_ Jenius_Betulkah

Toto-Chan si Cerdas yang Menginspirasi

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.





Membaca pertama kali buku Toto Chan - Tetsuko Kuroyanagi, di tahun 1998, memang belum berpengaruh banyak terhadap cara mengajar saya. Tapi saya sangat menyukai cerita Toto ini, saya sangat menyukai bagaimana orang tua Toto memperlakukan Toto, mereka tidak seperti orang tua di sini, yang begitu ketemu orang lain atau ketemu saya, guru anaknya, pertama kali yang dibicarakan pasti kejelekan  atau hal negatif yang ada pada anaknya. Sampai berbusa saya meyakinkan ibu itu bahwa anaknya hebat, baik, dan apresiatif jika di kelas. Sebaliknya si ibu itu selalu membantah dengan “tapi anak saya kan….” , ”namun kan… “. Jikalau maksudnya basa-basi..waduh, basa-basi yang harus mulai dihilangkan.

Hal yang saya sukai lainnya adalah kepala sekolah Pak Kobayashi—di manakah ada seorang kepala sekolah yang mau mendengar cerita calon muridnya dari pagi hingga siang dengan SEPENUH HATI? Dan cerita itu cerita khas anak-anak yang terkadang tidak berujung pangkal.. adakah kepala sekolah seperti itu sekarang?
Kebanyakan sih, -saya bilang mostly ya, jadi kemungkinan juga ada..-kepala sekolah jarang di tempat, alih-alih bertemu ngobrol santai dengan murid-muridnya.

Tentu saja yang paling disukai adalah Toto-chan anak cerdas yang menginspirasi hingga mampu dengan sangat apik, menuliskan kisahnya di Tomoe Gakuen dan pendidikan yang diperolehnya dari sekolah itu eh dari guru-guru disana terutama pak Kobayashi.

Konsep-konsep penting yang terus saya ingat dan lambat laun merubah cara pandang saya mengenai mendidik adalah:
1.       Memberi kebebasan pada murid untuk mempelajari apa yang ingin dipelajari terlebih dahulu di hari itu. Misal guru menulis hari ini kita akan belajar fisika, menulis, menggambar,  matematika dan sejarah, maka murid diberi kebebasan untuk memilih mana yang ingin dipelajari terlebih dahulu. Dengan demikian guru akan mengetahui minat setiap muridnya dari pilihan hal atau pelajaran yang dipelajari. Setelah mengetahui minat murid, guru dan sekolah tinggal memfasilitasi saja—hasilnya murid-murid Tomoe semua menjadi orang-orang yang kompeten di bidang yang memang sudah mereka sukai sejak kecil. (mengenai ini dituliskan oleh Tetsuko di halaman terakhir)
2.       Menghargai murid sepenuh hati, selalu berbicara dengan murid dengan perhatian yang tulus dan bersungguh-sungguh—misalkan dengan berjongkok sejajar dengan tubuh muridnya dan menatap mata yang mengajak bicara dengan tulus.
3.       Mendidik bertanggungjawab, ingatkah ketika Toto mencari dompet kesayangannya yang jatuh di Kakus yang membuat dia harus menguras kakus yang bau. Apa yang dilakukan Pak Kobayashi, “Kau akan mengembalikannya di tempat semula bukan?”---tanpa marah, tanpa mengomel, namun dengan senyum dan keyakinan yang diperlihatkan bahwa Toto dapat dipercaya.
4.       Lomba Olahraga Sayur, permainan olahraga yang dirancang untuk dapat dilakukan oleh semua murid Tomoe tidak kecuali seorang murid penderita Polio. Permainan olahraga yang diciptakan pak Kobayashi ini mampu membuat semua murid tumbuh kepercayaan dirinya, dan menghormati orang lain.
5.       Belajar dengan ahlinya, belajar menanam sayur dengan pak tani. Membuat saya sadar bahwa saya bukan satu-satunya sumber informasi  dan orang paling ngerti mengenai ekonomi, bisnis, akuntansi, keuangan bagi murid-murid saya-justru learn from the expert atau praktisi lebih berarti dan lebih mengena bagi mereka. Seperti ketika pernah-murid-murid saya ajak mengikuti seminar tentang agrobisnis bersama Bob Sadino, mereka belajar tentang bahwa hidup tidak linier, bahwa menghadapi hidup harus berani, bahwa manusia harus bisa menghadapi kegagalan dan bahwa pasar bisa diciptakan. Link mengenai ini dapat dibaca di sini

Tulisan ini saya buat tanpa membuka buku Toto Chan, karena buku ini selalu laris dipinjam teman-teman. Begitu berkesannya buku ini hingga merasuk ke bawah sadar saya, dan kini sangat mempengaruhi saya dalam proses pembelajaran di kelas.

sumber: http://untukanakbangsa.blogspot.com/

Permainan untuk Balita Anda (klik play, pilih lagu di kiri, lalu tekan sembarang tuts)