Kamis, 25 November 2010

Lebah Memecahkan Masalah Matematika untuk Cari Makanan

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.





Studi mengatakan lebah adalah serangga pertama yang diketahui mampu memecahkan masalah matematika yang kompleks untuk menemukan rute terpendek ke sumber makanan. Para ilmuwan di Universitas London menemukan bahwa lebah dengan mudah dapat memecahkan apa yang disebut "Traveling Salesman Problem 'untuk menemukan jalan pintas makanan.

"Lebah pencari makan memecahkan Traveling Salesman Problem setiap hari," kata Dr. Nigel Raine yang dikutip oleh Presstv, Senin 25 Oktober. "Mereka mengunjungi bunga di beberapa lokasi dan, karena lebah menggunakan banyak energi untuk terbang, mereka menemukan rute dengan jarak terbang minimum."
Komputer memecahkan masalah yang sama dengan membandingkan panjang dari semua rute yang mungkin dan memilih rute terpendek, peneliti mengatakan dalam sebuah pernyataan. Meskipun memiliki otak seukuran benih rumput, lebah mampu terbang dengan rute terpendek dalam percobaan dengan bunga buatan yang dikendalikan komputer.



Para ilmuwan mencoba untuk melihat apakah serangga mengikuti rute yang ditentukan oleh urutan di mana mereka menemukan bunga atau mereka menghitung rute terpendek. Lebah dengan cepat menemukan jalan pintas setelah menjelajahi lokasi bunga, MSNBC melaporkan. Para peneliti mengatakan temuan mereka dapat membantu manusia dalam memecahkan masalah lalu lintas dan digunakan untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana lebah menyerbuki tanaman dan bunga-bunga liar.

"Gaya hidup kita bergantung pada jaringan seperti lalu lintas di jalan-jalan, arus informasi di Web dan rantai pasokan bisnis," kata pernyataan itu. "Dengan memahami bagaimana lebah dapat memecahkan masalah mereka dengan otak sekecil itu, kita dapat meningkatkan manajemen jaringan sehari-hari tanpa perlu banyak waktu di komputer."

Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempulah jalan Tuhan-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnannya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan (QS. An Nahl: 69)

[muslimdaily. net/ptv]

Penggunaan Bahasa Inggris di Sekolah Melanggar UU

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.





JAKARTA (Suara Karya): Internasionalisasi standar pendidikan Indonesia saat ini telah disalahartikan sebatas mengganti bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Padahal, dalam Undang-Undang (UU) No 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan secara tegas dinyatakan bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam proses belajar-mengajar.

"Sekarang ini ada semacam euforia berbahasa asing di sekolah dan perguruan tinggi. Hal itu bisa dilihat pada program rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI). Penggunaan bahasa asing dalam kegiatan belajar di sekolah telah melanggar UU," kata Agus Dharma, Wakil Kepala Sementara Pusat Bahasa, dalam seminar Pengujian Bahasa di Jakarta, Selasa (20/7).



Agus Dharma menambahkan, proses belajar-mengajar di negara mana pun di dunia selalu menggunakan bahasa nasionalnya sebagai bahasa pengantar di sekolah. Bahasa asing , seperti bahasa Inggris, hanya digunakan saat mata pelajaran tersebut diajarkan.

"Internasionalisasi pendidikan telah ditanggapi salah oleh dunia pendidikan kita dengan penggunaan bahasa Inggris, kelas ber-AC, dan laboratorium bahasa. Yang perlu diinternasionalisas i adalah keilmuan para siswa, bukan bahasanya. Karena di Jerman, para siswa tetap menggunakan bahasa nasionalnya di dalam kelas," ucap Agus Dharma menegaskan.



Hal senada dikemukakan peneliti bahasa, Dendy Sugono. Internasionalisasi standar pendidikan di Indonesia baru sebatas kulit, bukan substansi. Internasionalisasi standar pendidikan seharusnya menyentuh mutu pendidikan dan wawasan para siswanya, tak sebatas pada penggunaan bahasa asing di sekolah.

"Kemampuan berbahasa asing memang penting bagi siswa agar mereka bisa masuk dunia internasional. Tetapi, semua ada aturan mainnya. Dalam UU No 24/2009, secara tegas dinyatakan bahwa bahasa pengantar dalam pendidikan adalah bahasa Indonesia. Jika tidak, mana rasa kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia," ungkap Dendy.



Menurut Dendy, pengabaian bahasa Indonesia terjawab pada hasil nilai ujian nasional (UN) bahasa Indonesia yang tidak memuaskan. Hampir sebagian besar siswa yang tak lolos UN terganjal pada ujian bahasa Indonesia. "Kondisi ini merupakan salah satu contoh bagaimana bahasa Indonesia mulai terabaikan," kata mantan Kepala Pusat Bahasa itu.

Dendy mengharapkan, agenda internasionalisasi pendidikan Indonesia diikuti agenda internasional bahasa Indonesia. Salah satunya menggalakkan sertifikasi pendidikan dengan bahasa sendiri bagi para guru dan dosen. Sebab, banyak guru dan dosen belum memiliki sertifikat UKBI (Ujian Kemahiran Berbahasa Indonesia).

"Para guru dan dosen perlu digalakkan untuk meningkatkan mutu penguasaan bahasa Indonesia. Sekarang yang terjadi para guru atau dosen berlomba-lomba menguasai bahasa asing. Bagi mereka, sertifikasi bahasa asing lebih bergengsi daripada sertifikasi bahasa Indonesia," ujarnya. Di dunia kerja pun, menurut Dendy, situasinya hampir sama. (Tri Wahyuni)

Digelar, Festival Film Sains untuk Anak

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.




Sumber: Kompas.com


Pembelajaran sains yang menyenangkan bagi anak-anak akan hadir di Indonesia. Belajar seraya dapat hiburan lewat film-film sains bisa disaksikan siswa, guru, dan masyarakat umum secara gratis dalam program Festival Film Sains yang digelar di Jakarta pada 16-30 November.

FX Augustin, Direktur Goethe-Institut Indonesia, di Jakarta, Kamis (11/11/2010) , menjelaskan, awalnya festival film sains digelar di Thailand sejak lima tahun lalu. dan sudah lebih dari 100.000 pengunjung yang belajar sains lewat film. Menurut dia, perlu untuk membawa anak-anak dan kaum muda sejak dini berhubungan dengan berbagai pertanyaan ilmiah.

"Perlu kita buktikan ke anak-anak bahwa untuk menyingkap berbagai rahasia dan harta karun ilmu pengetahuan dunia ini bukanlah hal yang sulit, namun ringan dan menyenangkan. Film sains ini bisa memberikan inspirasi dan menghibur dalam waktu yang bersamaan," kata Augustin.

Untuk itulah, Festival Film Sains Indonesia 2010 digelar pertama kalinya. Ada 28 film sains menarik dari berbagai negara, termasuk Indonesia, yang bisa dinikmati anak-anak dan masyarakat umum secara gratis mulai 16-30 November 2010.

Festival ini memberikan keceriaan dalam mengkomunikasikan ilmu pengetahuan bagi semua lapisan umur. Festival ini sekaligus hendak menggambarkan bahwa dunia hiburan juga peduli pada pendidikan. Festival film sains Indonesia digelar di Blitz Megaplex (Pasific Place), Universitas Paramadina , PP-IPTEK Taman Mini Indonesia Indah, dan Goethe-Institute. Pemesanan tiket hanya dapat dilakukan lewat email sff@jakarta.goethe.org dan nomor telepon 08589057010 atau 021-23550208 ext 131. Setiap pemutaran film diikuti berbagai aktivitas, kuis, dan percobaan yang dikembangkan tim majalah komik sains Kuark.
Kategori film yang diputar adalah pendidikan keluarga, ekologi dan lingkungan, ilmu pengetahuan alam, fisika, dan teknologi, budaya dan sejarah. Semua film disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia. Informasi lebih lanjut tentang Festival Film Sains Indonesia 2010 bisa dilihat di laman www.goethe.de/ sciencefilmfestival.

Penulis: Ahmad Rizali
http://ahmadrizali.com

Kamis, 18 November 2010

Permendiknas 28/2010 Pastikan Kepsek Penuhi Standar Kompetensi

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.





REPUBLIKA.CO. ID,JAKARTA- -Diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru Menjadi Kepala Sekolah tidak menggantikan kewenangan daerah untuk memilih calon kepala sekolah.''Kewenangan tetap di daerah. Pusat hanya memastikan sebelum ditunjuk menjadi kepala sekolah harus memenuhi standar kompetensi sebagai kepala sekolah,'' tutur Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Fasli Jalal kepada Republika, Rabu (3/11). Guru yang akan menjadi kepala sekolah, kata Fasli tetap dipilih oleh bupati. Yaitu orang-orang yang sudah memenuhi syarat sesuai ketentuan kriteria yang dimiliki daerah dan siap menjadi kepala sekolah.

Lahirnya Permendiknas No 28 tahun 2010 ini juga melengkapi peraturan sebelumnya yaitu UU Sisdiknas yang di antaranya mengatur bahwa penugasan menjadi kepala sekolah harus sesuai standar karena kepala sekolah memegang peran penting. Selain itu adanya permen ini pun, menurut Fasli, untuk menjawab adanya keraguan dari masyarakat terhadap pemerintah daerah.''Sering terjadi tuduhan-tuduhan kalau ada bupati baru membawa orang-orangnya, '' tutur dia.



Jumlah guru yang mengikuti ujian standar kompetensi inipun, menurut Fasli, disesuaikan dengan jumlah kepala sekolah yang dibutuhkan. Tapi tetap ada lebihnya sedikit untuk memberi ruang gerak kepada kepala daerah untuk memilih,'' tutur dia. Di antara syarat menjadi kepala sekolah, dipaparkan di antaranya harus lulus S-1 dan pada beberapa kasus harus lulus S-2 dan sudah lama menjadi guru serta lulus uji kompetensi menjadi kepala sekolah. Setelah uji kompetensi, kata Fasli, calon kepala sekolah pun harus menjalani serangkaian pelatihan mempersiapkan diri menjadi kepala sekolah.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/11/03/144414-permendiknas-282010-pastikan- kepala-sekolah-penuhi-standar-kompetensi

Pelajaran Tak Berdaya

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.



Ditulis oleh: Andry Cahya (dengan suntingan seperlunya)

Ada sebuah pelajaran yang sungguh sangat berbahaya dan tak berguna untuk dipelajari. Kita sebut saja PELAJARAN TAK BERDAYA. Pelajaran ini didapat biasanya dari pengalaman. Kita mempelajarinya secara tak sengaja, namun efeknya luar biasa permanen.
Seorang anak yang pernah digigit anjing ketika masih kecil tak akan mengerti bahwa anjing adalah binatang peliharaan yang setia terhadap tuannya. Baginya anjing adalah mahluk buas dan sama sekali bukan diciptakan untuk jadi sahabat manusia. Karakter ini bisa disebuat semacam trauma.
Digigit anjing merupakan contoh dari sebuah pengalaman buruk yang bisa menyebabkan sang anak mempelajari sebuah fenomena yang membentuk pendapatnya terhadap anjing.

Namun maksud saya tidak hanya itu. Ada hal-hal lain yang kelihatannya sepele padahal sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak ketika besar nanti. Seorang anak akan mendapati identitas dirinya melalui perjalanan hidupnya. Sangat disayangkan apabila perjalanan pada usia dininya ia mendapati sebuah pelajaran tak berdaya.
Misalnya ia mendapati dirinya berkali-kali gagal dalam memanjat pohon. Setelah kegagalan kesekian, kawannya memberikan ejekan pula yang isinya mengingatkan bahwa ia selalu gagal memanjat. Hingga di dalam pikiriannya terbentuk sebuah pola pikir paten buat dirinya untuk jangan berharap banyak dalam urusan memanjat dikarenakan pengalaman kegagalannya.
Apalagi ketika orang tuanya memperingatinya untuk sadar diri, bahwa sudah 3 kali ia terjatuh untuk urusan permainan monyet-monyetan ini.



Inilah yang saya maksud pelajaran tak berdaya. Pengalaman yang memberikannya kesimpulan dan batasan untuk tidak berdaya. Pelajaran tak berdaya ada disekitar kita, dan sangat berbahaya. Kita sering tidak menyadarinya. Jangankan urusan anak, kita saja yang udah bangkotan gini juga kadang-kadang kena pelajaran itu.
Berkali-kali seseorang merugi dalam business-nya bisa menyebabkan ia terlalu cepat mengambil kesimpulan," ... Yaaah.,. mungkin emang gue gak bakat dagang kali". Apalagi kesimpulan takdir,, wah... Kalau orang udah bilang ,"... yaaah,.,. emang dari sononye takdirnya udah gini garisnya".

Haduh.,., kita jangan bawa-bawa takdir deh,, ntar jadi debat agama gak jelas juntrungan. yang pasti-pasti aja, bahwa pelajaran tak berdaya ada di mana-mana, di sekitar kita, siap menerjang dan mengancam kita dan anak-anak kita, hingga menghancurkan dan melumat kita menjadi manusia yang "merasa" tidak berdaya. Orang yang tidak pernah bisa menembus apa-apa, dikarenakan keterbatasan-keterbatasan yang sebenarnya dibuat oleh kita sendiri.

Anak-anak kita, lebih rawan lagi. Apalagi jika mereka berada di luar jangkauan kita (maksud saya di sekolah). Mereka sangat rentan akan terkaman pengalaman-pengalaman yang melumpuhkan. Oleh karena itu, saya mengajak kita orang tua untuk tidak lengah. Jangan biarkan si kecil mencicipi pelajaran itu di sana sini. 

Diterbitkan di sebuah milis oleh: pujinev@yahoo.com

Selasa, 16 November 2010

Tips Anak Belajar Online

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.




Disusun oleh: Sumardiono
Email: aar@rumahinspirasi.com

Salah satu tools yang dapat dipergunakan untuk melatih anak menjadi pembelajar mandiri adalah materi-materi online. Berikut ini beberapa tips untuk belajar secara online:

1. Membangun ketertarikan
Untuk membuat anak menjadi pembelajar mandiri, anak tak bisa dilepaskan begitu dengan materi belajarnya dan kemudian kita mengharapkan mereka menjadi seorang pembelajar mandiri. Hal pertama yang harus dibangun adalah merangsang ketertarikan anak. Ketertarikan anak itu bisa dibangun dengan membuat kita (orangtua) tertarik terlebih dahulu. Kalau orangtua sendiri suka dan tertarik dengan materi yang ada, orangtua lebih mudah menarik perhatian anak. Tetapi kalau kita sendiri tak suka, tentunya akan menjadi sulit untuk meyakinkan dan menarik perhatian anak.

2. Keterlibatan
Setelah orangtua tertarik, orangtua harus terjun dan mencoba sendiri sehingga dapat merasakan (feels) materi online yang dipelajari. Mencoba dan merasakan sendiri berbeda dengan sekedar melihat dan mengetahui. Setelah itu, orangtua dapat memberi contoh kepada anak. Jika materi yang dipelajari memang menarik, tak sulit buat anak-anak generasi digital (digital natives) untuk mempelajari dan beradapatsi. Bahkan, mereka bisa dengan cepat berjalan sendiri dan melampaui orangtua.



3. Pendampingan
Ketika anak sudah tertarik dan mencoba sendiri materi belajar online, proses selanjutnya yang diperlukan adalah pendampingan. Pendampingan bukan berarti selalu menemani anak saat online. Unsur pokok dalam pendampingan adalah membangun kenyamanan pada anak bahwa orangtua selalu siap sedia untuk membantu jika diperlukan. Proses pendampingan ini juga dengan sesekali menengok dan menemani serta membahaskan materi yang sedang dimainkan/dipelajar i. Pembahasan dan pembicaraan itu dapat dilakukan pada saat makan bersama atau melalui cerita kepada orang lain (yang diketahui anak) untuk menunjukkan bahwa hal yang dilakukan anak itu cool, keren, asyik, dan penting.

4. Feedback
Ketika anak sudah merasa nyaman dan berkembang dengan materi yang dipelajarinya, orangtua dapat memberikan feedback untuk meningkatkan kualitas belajar anak. Proses yang terjadi bisa dua-arah: saling tanya-jawab, berkomentar, dan berdiskusi. Anak diberdayakan untuk menjadi guru dan orangtua membuka diri untuk diajari anak. Jika dilakukan dengan genuine (bukan pura-pura), proses ini akan sangat positif dan membangun kepercayaan diri pada anak.

Sumber: http://rumahinspirasi.com

Benarkah Berenang Tingkatkan Kecerdasan Anak?

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.




Sumber: VIVAnews

Mengajarkan anak berenang sejak dini ternyata memiliki banyak manfaat. Selain menyehatkan, aktivitas olahraga air itu juga bermanfaat merangsang perkembangan otak anak. Tim peneliti di Queensland percaya bahwa berenang bisa meningkatkan kecerdasan anak.

Sebuah proyek penelitian Universitas Griffith menganalisa lebih 10 ribu anak lima tahun ke bawah untuk mengetahui pengaruh berenang terhadap perkembangan fisik, sosial, intelektual, dan kemampuan bahasa.



Seperti dilansir dari Times of India, Profesor Robyn Jorgensen mengatakan bahwa anak yang memiliki rutinitas berenang cenderung lebih percaya diri dibandingkan dengan anak seusianya yang tak memiliki rutinitas tersebut.

Penelitian ini sudah berjalan setidaknya dua tahun untuk merekam perkembangan anak-anak selama belajar berenang. "Data awal yang kami dapat memberikan kabar perkembangan cukup positif," katanya. "Bahkan anak-anak yang ikut sekolah berenang terlihat berkembang lebih bagus dalam kehidupannya. "



Jorgensen mengatakan penelitian juga memantau 60 perenang muda yang diambil secara acak dari sejumlah sekolah di Australia untuk mendukung penelitian. Berdasarkan penelitian, anak yang sejak kecil diajarkan berenang memiliki IQ lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak diajari berenang sejak kecil.
http://kosmo.vivanews.com/news/read/186565-benarkah-berenang-tingkatkan-kecerdasan-anak

Sekolah Belum Tanamkan Sadar Bencana

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.



Laporan wartawan KOMPAS Ester Lince Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan di sekolah-sekolah Indonesia seharusnya mengajarkan anak-anak didik untuk hidup harmonis bersama alam. Dengan pengetahuan lingkungan yang kuat, anak-anak Indonesia akan mampu memanfaatkan potensi alam untuk kesejahteraan serta menjaga alam sebaik-baiknya guna mencegah terjadinya bencana atau kerugian yang lebih besar dari fenomena alam. Kunci utama dari persoalan ini sebenarnya bagaimana kurikulum dalam pendidikan kita itu memiliki roh utama tentang lingkungan.

"Di tengah banyaknya bencana alam yang terjadi, memang, pendidikan kebencanaan mutlak diperkuat di sekolah-sekolah sejak dini. Tetapi, kunci utama dari persoalan ini sebenarnya bagaimana kurikulum dalam pendidikan kita itu memiliki roh utama tentang lingkungan," kata Lendo Novo, pemerhati pendidikan lingkungan yang juga penggagas Sekolah Alam, di Jakarta, Rabu (3/11/2010).



Menurut Lendo, bencana alam yang terutama karena ulah manusia serta ketidaksiagaan masyarakat mengantisipasi bencana, tidak lepas dari kontribusi kesalahan pada sistem pendidikan nasional. Hal itu terjadi karena pemahaman masyarakat soal prinsip-prinsip lingkungan sekitar dan dampak baik-buruknya dalam kehidupan sehari-hari sangat terbatas.

Sekolah sendiri tidak menjadi contoh atau representasi dari peduli lingkungan dan siaga bencana. Bangunan sekolah yang tahan gempa, misalnya, masih minim. Pendidikan bagi siswa untuk mengantisipasi adanya bencana alam juga belum secara sadar dilakukan pihak sekolah.

Lendo menambahkan, sudah semestinya pemerintah mewajibkan sekolah untuk memperkenalkan kepada siswa tentang peta gempa atau bencana nasional yang sebenarnya sudah ada. Siswa akan tahu dan sadar bagaimana lingkungan yang dihadapinya dan dibekali dengan keterampilan untuk mengantisipasi datangnya bencana alam tersebut.



Salah satunya, dengan membuat buku soal daerah rawan bencana dan cara mengantisipasinya. Buku-buku tersebut mesti disebarkan ke sekolah, sambil tetap
membiasakan siswa dengan latihan-latihan siaga bencana.

"Coba kita contoh pendidikan di Jepang. Anak-anak sejak usia TK sudah tahu bahwa mereka hidup di daerah rawan gempa dan tahu bagaimana mengantisipasinya. Ketika besar, kesadaran itu ada dengan ketaatan mengikuti aturan membangun rumah tahan gempa, misalnya," ujar Lendo.

Lima Makanan Pantangan Anak

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.



Sayang anak bukan berarti memberinya segala jenis makanan dan minuman yang disukainya. Seperti gorengan, burger, camilan kemasan atau kentang goreng. Sebagai orang tua yang cerdas memilih makanan dan minuman yang sehat serta aman untuk anak tercinta sangat penting. Kami yakin Anda yang memiliki anak sudah mengetahui makanan mana saja yang tidak sehat, memiliki pengawet atau pewarna. Tapi tahukah Anda kalau makanan dan minuman ini sebenarnya tidak baik untuk kesehatan dan perkembangan anak-anak? Meski kita rutin menyantapnya. Berikut beberapa santapan yang kurang sehat untuk anak Anda, seperti yang dilansir situs Shine:

1. Roti putih, meses dan selai botol
Makanan yang dibuat dari terpung terigu ini menjadi favorit banyak orang yang tinggal di perkotaan sebagai asupan sarapan saat pagi hari. Menyiapkannya mudah, mengenyangkan dan harganya relatif murah. Tapi roti putih berpotensi membuat anak Anda gemuk karena kandungan karbohidratnya tinggi. Selain itu roti putih juga minim kandungan gizi. Makin berpotensi membahayakan kesehatan jika ditambah olesan selai botol dan meses. Selai botol dan meses buatan pabrik terdapat kandungan bahan pengawet, pewarna dan gula dalam konsentrasi tinggi. Jika terlalu sering dikonsumsi dalam jangka waktu panjang bisa merusak gigi, mulut dan ginjal anak Anda. Gantilah roti putih dengan roti gandum. Roti gandum dikenal memiliki serat tinggi dan karbohidrat rendah. Jika tak suka rasanya yang tawar, bisa ditambahkan dengan kismis.

2. Kentang panggang dan Roti goreng (pretzel)
Jajanan yang satu ini bukan hanya anak-anak yang doyan, orang dewasa pun demikian. Rasanya gurih dan mengenyangkan. Tapi kentang panggang dan roti goreng punya kandungan lemak dan garam yang tinggi. Nutrisinya juga rendah sehingga kurang bermanfaat untuk daya tahan anak Anda. Jika ingin kentang panggang yang sehat, tambahkan keju dan daging cincang agar kadar proteinnya tinggi. Jangan lupa brokoli yang direbus tidak terlalu lama sangat baik menangkal sejumlah penyakit.



3. Susu
Susu baik bagi anak. Susu memiliki kandungan vitamin D dan kalsium yang baik bagi pertumbuhan tulang anak. Tapi jangan terlalu lama memberikan susu kepada anak karena kandungan lemaknya tinggi. Lemak yang berlebih pada anak bisa mengakibatkan obesitas atau berat badan yang tidak seimbang. Jika anak mengalami obesitas, ia akan mengalami kesulitan dalam bernafas, beraktivitas, bergaul dan bisa menyebabkan gangguan jantung atau diabetes. American Academy of Pediatric menganjurkan agar anak yang berusia di atas dua tahun lebih baik meminum susu rendah lemak (low fat milk). Susu rendah lemak tetap mengandung vitamin D dan kalsium, tapi kadar lemaknya rendah. Tapi akan lebih baik jika anak mendapat air susu ibu (ASI), minimal untuk enam bulan pertama setelah dilahirkan.

4. Pasta apel
Pasta apel, terutama di masyarakat Amerika Serikat, sangat digemari. Harganya murah, praktis dan lezat. Tapi pasta apel tidak sehat karena banyak mengandung bahan pengawet dan gula. Bahan pengawet jika dikonsumsi berlebih bisa berakibat kanker. Gula yang terlalu banyak membuat gigi keropos dan berpotensi kegemukan serta diabetes. Apel atau buah segar tetap yang paling baik. Biasakan anak-anak menyantap buah segar agar gigi mereka kuat, tidak sariawan, pencernaannya lancar dan jarang sakit flu. Jika anak enggan mengunyah buah, Anda bisa mengirisnya lalu mencampurnya dengan susu rendah lemak dan sereal gandum.
Tapi ingat, buah yang sehat dan segar adalah yang disantap tidak lebih dari lima jam setelah dikupas/dipotong.



5. Makanan kemasan dan minuman soda
Ini salah satu produk yang paling menggoda. Kemasannya menarik mata dan rasanya disukai anak-anak. Sebagian besar makanan kemasan mengandung bahan pengawet. Selain itu kandungan penyedap rasanya (MSG) tinggi. Penyedap rasa tidak baik untuk kecerdasan anak. Selain itu penyedap rasa bisa membuat sariawan bahkan iritasi mulut. Soda pun demikian. Kandungan gulanya tinggi. Bisa menyebabkan keropos pada gigi anak-anak. Juga berpotensi mengakibatkan keropos tulang dini.
Biasakan anak Anda minum air putih, jus buah segar atau susu rendah lemak. Untuk makanan kemasan, ganti yang terbuat dari rumput laut atau makanan laut. Kedua snack jenis ini tinggi protein, rendah garam dan MSG.
Nah, sebagai orang tua, biasakan Anda memberi contoh makanan dan minuman apa saja yang baik untuk dilahap. Meminta atau mengomeli anak bukan contoh yang baik. Jika asupan anak bergizi dan berimbang, sang buah hati pun akan memiliki daya tahan tubuh dan kecerdasan yang baik.

Disusun oleh:
Fajar AP; redaksi@yahoo-inc.com

Pilih Ketua OSIS, Siswa SMP Pakai E-Voting

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.



Euphoria penggunaan teknologi e-voting dalam memilih seorang pemimpin rupanya menular juga ke kalangan siswa di Jembrana. Seolah tidak mau kalah dengan pemilihan kepala dusun/kepala lingkungan, ratusan siswa SMPN 1 Negara mengadopsi sistem pemilihan yang kini sedang hangat dibicarakan untuk memilih Ketua OSIS periode 2010-2011.

Sabtu (13/2), sejak pukul 07.30, 817 siswa SMPN 1 Negara telah memenuhi lapangan sekolah yang terletak di Jalan Ngurah Rai, Jembrana menunggu digelarnya pemilihan ketua OSIS dengan e-voting. Ratusan siswa tersebut akan memilih satu diantara enam kandidat calon ketua OSIS yang kesemuanya masih duduk di kelas VIII untuk menggantikan Tri Utami Handayani, yang saat ini bersiap-siap lengser dari jabatannya sebagai ketua OSIS periode 2009-2010.

“Saya ingin mengajarkan anak-anak berdemokrasi melalui pemilihan ketua OSIS dengan e-voting”, ujar Kepala SMPN 1 Negara, I Ketut Budiarsa di sela-sela memantau persiapan pemilihan.

Menurut Budiarsa, pihaknya sengaja mengadopsi e-voting dalam pemilihan ini karena selain akurat juga tidak membutuhkan waktu lama. “Selama saya jadi kepala sekolah sudah empat kali dilakukan pemilihan ketua OSIS namun baru kali ini kami melakuannya dengan e-voting”, katanya.

Ketika jarum jam menunjukkan tepat pukul 08.00, pemilihanpun dimulai. Satu persatu siswa tampak tertib berbaris menuju tempat verifikasi.

Setelah lolos verifikasi, siswa-siswa tersebut langsung menuju dua bilik suara yang telah dipersiapkan. Di masing-masing bilik suara tersebut, telah tersedia satu unit komputer lengkap dengan card reader dan satu unit printer.

Ketika kartu Jembrana Smart School (JSS) diletakkan di card reader tersebut, terpampanglah enam foto kandidat calon yang siap untuk disentuh.

Seusai pemilih menyentuh kandidat calon yang dijagokannya, maka secara otomatis printer akan mencetak nomor calon pilihannya. Para pemilih langsung memasukkan cetakan nomor tersebut ke dalam kotak.

“Ini untuk antisipasi saja, siapa tahu ada calon yang tidak puas, kita bisa hitung manual melalui kertas ini”, ujar I Putu Agus Swastika, M.Kom, koordinator Tim IT Pemkab Jembrana yang ikut mengawasi jalannya pemilihan.

Setelah dilakukan pemilihan yang hanya memakan waktu dua jam saja, Nanda Pebri Prasetia calon nomor urut 1 berhasil mengumpulkan suara terbanyak dengan 395 suara. Dengan demikian, siswa berkaca mata ini berhak duduk menjadi Ketua OSIS SMPN 1 Negara periode setahun mendatang yang didampingi oleh Grace Vitaloka sebagai wakilnya setelah dalam pemilihan menduduki posisi kedua dengan meraih 159 suara.

“Ternyata dengan sistem ini cepat sekali diketahui hasilnya. Kayaknya, baru kami saja di Indonesia yang melakukan pemilihan ketua OSIS dengan e-voting”, ujar Erna, salah seorang siswa kelas VII. Sedangkan, Tri Utami mengaku kini bisa bernafas lega lantaran penggantinya sebagai ketua OSIS sudah bisa dipastikan.

“Sekarang saya sudah lega karena dengan waktu dua jam, saya sudah tahu siapa yang menggantikan saya. Kalau dulu pemilihan dengan manual, harus menunggu hingga sore”, ujar Tri Utami ketua OSIS yang bakal digantikan Nanda.

Bupati Jembrana, I Gede Winasa yang sempat meninjau jalannya pemilihan mengatakan SMPN 1 Negara memang sengaja dipersiapkan menjadi salah satu sekolah sampel dalam penerapan teknologi di Jembrana, termasuk pemilihan ketua OSIS dengan e-voting. “Dengan sistem ini, sekaligus juga kita mengajarkan siswa kalau demokrasi itu bisa berjalan dengan baik tapi dengan biaya murah”, tandasnya. (dey)

Sumber: http://www.beritaba li.com

Senin, 15 November 2010

Free Dua Bulan Akses Indismart bagi Pelanggan Speedy

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.

Rabu, 03 November 2010

Mendiknas Tegaskan Pentingnya Profesionalitas Guru

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.




dicopas dari milis IGI

SURABAYA- Menteri Pendidikan Nasional Prof.Dr. Muh Nuh, DEA menegaskan pentingnya profesionalitas guru.  Pemerintah menaruh perhatian luar biasa untuk meningkatkan dan mendorong terwujudnya guru yang bermutu, berkompeten dan professional. Untuk tujuan ini, pemerintah mengalokasikan sebagian besar anggarannya untuk memberikan penghargaan bagi guru yang professional.

 “Pemerintah mengalokasikan 70% anggaran pendidikan untuk gaji guru dan dosen. Ini angka yang sangat besar,” tegas M. Nuh, dalam sambutan seminar “Guru Menulis” yang diselenggarakan Ikatan Guru Indonesia (IGI) bekerja sama dengan Harian Umum KOMPAS, di Gedung PDAM Surabaya, Minggu (31/10).  Tahun ini, anggaran pendidikan mencapai Rp 243 trilyun.   Sekitar 10%  dari jumlah itu dipakai untuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sisanya, 20%, untuk membangun infrastruktur dan lainnya.

Mendiknas berharap  alokasi dana yang sangat besar ini berdampak pada meningkatkan profesionalitas guru. “Kalau gajinya besar, seharusnya imbal baliknya, guru harus meningkatkan kemampuannya, sehingga hasilnya sepadan, sumbut antara gaji besar dengan peningkatan mutunya,” tegas M. Nuh.



 Tidak boleh lagi ada guru yang  tidak mau belajar. Dulu, katanya, guru itu menjadi rujukan masyarakat,s ebagai tempat bertanya. Sekarang, masyarakat sudah semakin pandai. Seharusya, guru meningkatkan kompetensinya terus-menerus agar masyarakat tetap menghormatinya sebagai guru. “Profesionalitas harus dilakukan secara sadar dan terus-menerus. Guru itu harus belajar, belajar, belajar,” paparnya.

Saat ini, dari 2,6 juta guru di Indonesia,  hanya sedikit sekali yang bisa naik pangkat dengan cepat. Ini disebabkan guru-guru tidak bisa menulis karya tulis ilmiah. Pemerintah mensyaraatkan penulisan karya ilmiah agar guru  mampu menulis dan meningkatkan kompetensinya. Angkanya memprihatinkan. Guru dengan golongan IV b hanya 0,87%, golongan IVc hanya sekitar “James Bond” yaitu 0,007%, serta IV d 0,002%.  Sampai November 2009,  terdapat 569, 611 (21,84) guru yang kariernya mentok  di IV a. “Karena itulah saya senang sekali jika ada kegiatan-kegiatan seperti ini. Kegiatan ini penting sekali untuk meningkatkan profesionalitas guru agar guru-guru bisa menulis,” tuturnya.

Ketua Ikatan Guru Indonesia Satria Dharma menyambut baik kehadiran Mendiknas di acara ini. “Ini menunjukkan Mendiknas sangat peduli pada guru-guru yang ingin belajar menulis. Kami berharap dukungan Mendiknas ini tidak disia-siakan guru. Teruslah belajar dan belajar. IGI akan sekuat tenaga memfasilitasi keinginan guru untuk belajar meningkatkan kompetensinya,” tegas Satria Dharma.



Menurutnya, menulis sangat penting bagi karier guru. IGI bekerja sama dengan harian umum Kompas dan Surya akan memfasilitasi agar karya tulis guru bisa dimuat secara berkala. “Guru diajari menulis. Setelah itu tulisannya akan dimuat di media massa. Ini kesempatan baik agar guru bisa menulis sekaligus bisa mendapatkana kredit point untuk kepentingan kenaikan pangkat. Itu artinya guru berpotensi mendapatkan kenaikan gaji dan tunjangannya,” terang Satria.
Dalam kesempatan itu, Mendiknas mengeluarkan informasi baru tentang ranking pendidikan Indonesia di antara Negara-negara di dunia.  Catatan Global Competitive Index (GCI) mencatat kemajuan berarti pendidikan di Indonesia. Tahun lalu, 2009-2010, rangking Indonesia menempati  54 dari sejumlah negara di dunia. Indonesia masih kalah oleh Thailand dan Malaysia. Kini, tahun 2010-2011,  ranking GCI naik menjadi ranking 44. “Peningkatan ini sangat berarti bagi kemajuan pendidikan kita dan itu semua berkat guru-guru yang berdedikasi,” katanya.

Kondisi  antara jumlah guru dengan siswa juga masih tergolong baik. Satu guru mengajar 19 orang siswa. Angka ini masih tidak berbeda jauh dengan Singapura yang mengajar 16 guru.  Persoalannya kualitas guru memang masih menjadi pertanyaan. Dalam sertifikasi portofolio,  hampir sebagian besar guru tidak meningkat kualitasnya. Begitu diberi terapi sertifikasi melalui PLPG, kemampuan guru perlahan mulai membaik.

Dalam kesempatan itu, Mendiknas menayangkan sejumlah foto mahasiswa miskin yang menerima bantuan beasiswa. Sejumlah guru, peserta pelatihan, terharu dan menangis melihat foto-foto itu. Dalam foto terlihat rumah gubuk milik mahasiswa penerima beasiswa. (her)

Jadilah Pendongeng yang Ekspresif

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.


Sumber: Kompas




Ceritakan hal yang berbeda-beda pada Si Kecil.
Ingatkah Anda saat si kecil menyodorkan buku cerita dan meminta Anda membacakan cerita saat ia hendak tidur? Manfaatkan momen seperti ini, tak hanya makin mendekatkan hubungan Anda dengan anak, tetapi juga memberikan pendidikan baginya. Sebab, para ahli berpendapat bahwa dongeng dapat menjadi salah satu media yang efektif dalam mendidik anak. Namun, bagaimana cara mendongeng yang benar agar pesan dapat tersampaikan dengan benar? Kak Kusomo yang dikenal sebagai raja dongeng membagi beberapa tips cara mendongeng yang baik:

1. Pendongeng harus ekspresif. Untuk menarik perhatian anak, seorang pendongeng harus dapat berekspresi dan enerjik. "Kalau pendongeng lemas dan datar dalam mendongeng, mana ada anak yang mau mendengar," ujar Kak Kusomo. Menurutnya, dalam mendongeng harus ada perubahan intonasi, mimik wajah, dan gerakan tubuh. "Oleh karena itu, untuk menjadi pendongeng ekspresif, mimik wajah, intonasi, dan bahasa tubuh harus terus dilatih."



2. Banyak membaca. Menurut Kak Kusomo, seorang pendongeng harus mempunyai banyak cerita. Pasalnya, anak akan bosan jika terus-menerus mendengar cerita yang sama. "Perbanyaklah membaca cerita-cerita rakyat atau literatur lain. Dengan begitu, pendongeng juga dapat berimprovisasi dalam mendongeng," tutur Kak Kusomo.

3. Memilih cerita yang mempunyai pesan. Tidak semua cerita rakyat mempunyai pesan moral yang bagus bagi anak-anak. "Ada beberapa cerita rakyat yang tidak cocok untuk anak, misalnya tentang perang saudara dan lain-lain. Jadi pilihlah cerita-cerita yang pesan moral atau budayanya dapat ditiru anak," lanjutnya.



4. Sesuaikan dengan usia anak. Kak Kusomo menuturkan tiap-tiap tingkatan umur. Untuk umur di bawah 5 tahun, dongeng yang cocok adalah mengenai lingkungan, seperti cerita hewan atau tumbuhan. Pada umur 5-7 tahun, anak boleh mulai dikenalkan dengan cerita rakyat. Selanjutnya, anak pada umur 9-12 tahun cocok dengan cerita mengenai fiksi, seperti petualangan. Usia maksimal anak diberi dongeng adalah umur 12


Berjalan Kaki Ke Sekolah, Salah Satu Pendidikan Karakter

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.





Ditulis oleh: "Suwandi Andi" 
suwandi.view@gmail.com



Berjalan kaki ke sekolah, dari gerbang sekolah ke kelas…why not? Anak anak sekolah full day yang terbiasa dengan antar jemput baik pribadi maupun sekolah selalu termanjakan oleh armada ini, dari rumah dijemput mobil ber-ac, sampai sekolah disambut segarnya ruangan kelas ber-ac dan pulang diantar dengan mobil ber-ac juga. Bayangkan jika kebiasaan ini menjadi kebutuhan setiap orang, bisa kita bayangkan imbasnya pada kharakter anak serta dampaknya terhadap lingkungan. 

Untuk menanamkan pendidikan kharakter sekolah sekolah berkategory full day melaksanakan program berjalan kaki. Program ini diluncurkan sebagai bagian dari komitmen sekolah pada kepedulian lingkungan dan kesehatan siswa. Ada beberapa manfaat dari program ini. Manfaat program ini adalah :



a. Berjalan kaki ke sekolah akan mengurangi stress pada anak, menurunkan resiko obesitas dan mengurangi resiko serangan jantung ketika mereka dewasa. Menurut hasil studi tentang tingkat stress yang dilakukan oleh peneliti di Buffalo, Amerika Serikat menunjukkan bahwa para siswa yang terbiasa berjalan kaki ke sekolah mengalami kenaikan detak jantung sekitar tiga denyut permenit ketika mereka dihadapkan pada soal yang sulit. Sementara murid yang ke sekolah dengan mengendarai mobil mengalami kenaikan 11 denyut permenit (kenaikan detak jantung menunjukkan tingkat stress yang dialami). Berdasarkan jurnal Medicine & Science in Sport & Exercise edisi Agustus, para siswa yang naik mobil ke sekolah dua kali lebih rentan stres ketimbang siswa yang berjalan kaki (liputan6.com).

b. Berjalan kaki ke sekolah akan melatih fisik anak karena dengan berjalan kaki, sejumlah 200 otot bergerak secara simultan, persendian menjadi lebih kuat dan tulang menjadi lebih sehat. Dengan melatih fisiknya, maka energy yang dimiliki anak akan menjadi lebih besar dan lebih siap untuk belajar.



c. Berjalan kaki ke sekolah akan memberikan kesempatan anak untuk bertemu dengan teman-temannya, membuat pertemanan baru, menciptakan permainan baru sambil berjalan ke sekolah, meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian anak.

d. Berjalan ke sekolah akan mengurangi volume kendaraan yang lalu lalang sehingga kemacetan bisa teratasi dan udara akan menjadi lebih segar karena terjadi pengurangan tingkat emisi di kawasan yang biasanya padat kendaraan.


Tak Ada Cara Instan Cerdaskan Anak

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pembelajaran online interaktif untuk pelajar.






Ditulis oleh: "Mohammad Ihsan" 
ihsan@igi.or.id


JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak ada guna bagi orangtua menyertakan anaknya dalam pelatihan aktivasi otak tengah yang diklaim bisa mencerdaskan seorang anak dalam waktu singkat. Untuk membuat anak menjadi pintar, orangtua harus menekankan buah hatinya agar rajin belajar sambil membangkitkan minat dan bakat.

"Saya melihat pelatihan aktivasi otak tengah itu tidak bermanfaat karena tidak mungkin seorang anak jadi pintar dalam dua hari," ujar guru besar Psikologi Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan Sarwono, Jumat (29/10/2010) di Jakarta.

Pria yang akrab disapa Mas Ito ini ragu bahwa kecerdasan anak bisa meningkat dengan cepat dalam 48 jam. "Untuk orangtua yang berpunya, uang sebesar Rp 3,5 juta itu tak seberapa. Tapi, kasihan pada sang anak kalau gagal memenuhi harapan ayah dan ibunya, menjadi orang pandai seperti Einstein," tutur pakar Psikologi Sosial itu.

Mas Ito juga memastikan bahwa di dalam psikologi tidak dikenal istilah aktivasi otak tengah atau mid-brain. Ia mengkhawatirkan, anak bisa menjadi takut kalau dipaksa oleh orangtuanya untuk ikut kegiatan yang mengklaim otak tengah anak masih dapat diaktifkan.



Menurut Sarlito, kecerdasan seorang anak tergantung pada sikap rajin belajar si anak. Orangtua perlu memberikan latihan asosiasi kepada anaknya.

"Orangtua juga harus mencari minat dan bakat yang dimiliki anak hingga kemudian orangtua terus berusaha mendukung dan membangkitkan minat dan bakat tersebut," kata peraih gelar doktor pada tahun 1978 di University of Leiden, Belanda, itu.

Sarlito meminta kalangan guru untuk memberikan pengajaran yang menyenangkan dan menghibur bagi muridnya sehingga ilmu bisa lebih cepat diserap tanpa disertai kebosanan dan ketakutan. "Saya yakin anak mampu menjadi sosok yang cerdas apabila sang anak diberikan dorongan dan kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakatnya sendiri. Dan, untuk mencapai titik cerdas itu, tidak cukup dalam waktu instan," ungkapya.

dimuat di http://m.kompas. com/news/ read/data/ 2010.10.29. 22483634


Mohammad Ihsan
Sekjen Ikatan Guru Indonesia

Permainan untuk Balita Anda (klik play, pilih lagu di kiri, lalu tekan sembarang tuts)