Senin, 31 Oktober 2011

Dhia Fairuz, Juara Dunia Matematika

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pendidikan online interaktif untuk pelajar.
dan Share Bareng Guru, Orang Tua, Alumni juga teman-teman sekolah di www.goesmart.com



Sudah pernah mendengar nama Dhia Fairuz Sabrina? Siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya ini, juara dunia Matematika saat berhasil menyabet emas dalam Wizards at Mathematics International Coimpetition di India, pada 26 Oktober pekan lalu. Prestasi ini bukan satu-satunya yang berhasil diraih. Dhia sudah kerap menorehkan prestasi di ajang olimpiade dan kompetisi Matematika. Bagaimana keseharian Dhia?
Seperti anak-anak pada umumnya, Dhia selalu mengisi waktu luangnya dengan berlibur atau membaca cerita fiksi, baik komik maupun novel. Dhia mengaku, tak bisa menanggalkan kesenangannya membaca komik.
"Kalau libur atau waktu senggang setelah belajar, saya lebih senang membaca komik dan novel apa saja. Saya tidak suka lihat telvisi,” ujar .
Membaca komik, menurut Dhia, tak hanya mendorong kemampuannya membaca tetapi juga menumbuhkan daya nalar. Komik apa yang disukai Dhia?
"Aku suka Detektif Conan," ujar bocah kelahiran 6 Juli 2000 itu. 

Cerita emas
Ternyata, ada cerita dibalik medali emas yang diboyong Dhia ke Tanah Air. Dalam kompetisi Matematika di India itu, Dhia sebenarnya peraih perak dan perunggu. 
"Yang penting bawa emas. Katanya, panitia sendiri yang menukar perak menjadi emas. Dengan raihan ini, Indonesia juara umum,” kata Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Solikin.
Kecintaan Dhia pada Matematika sendiri belum berlangsung lama. Saat duduk di kelas satu dan dua SD, siswa yang bercita-cita menjadi dokter ini, tak mencatatkan nilai pelajaran Matematika yang terbilang istimewa. Akan tetapi, kondisi ini berbalik, saat Dhia duduk di kelas tiga dan empat. Nilainya memuaskan. Ia mengaku, selalu mendisiplinkan diri menyisihkan waktu untuk belajar setiap hari.
“Saya suka logika dan tak suka menghafal. Saya memang ikut Bimbel khusus Matematika,” kata Dhia.

Sumber kompas.com

Prestasi Dua Anak Indonesia Masuk Seleksi Akademi ArsenaL

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pendidikan online interaktif untuk pelajar.



Dua anak Indonesia yang berangkat untuk mengikuti pelatihan di Arsenal berhasil menarik perhatian tim pelatih Akademi Arsenal. Rangga Pratama dan Nazarul Fahmi dipanggil secara khusus oleh pihak Akademi Arsenal untuk tinggal selama dua hingga enam bulan dan menjalani serangkaian seleksi lanjutan penerimaan di Akademi Arsenal.
"Kami ditelepon pihak manajemen akademi Arsenal ketika di bandara yang meminta Rangga dan Fahmi untuk kembali ke Akademi guna menjalani seleksi lanjutan," ujar tim ofisial Tunas Garuda, Nina Reganata dalam rilisnya di Jakarta, kemarin.
Rangga adalah peserta tim seleksi Tunas Garuda yang mewakili kota Palembang dan Fahmi adalah peserta yang mewakili Kota Medan. Kedua pesepakbola muda ini berpeluang besar masuk ke tim inti Arsenal junior karena mampu tampil gemilang saat eksibisi yang dilakukan oleh Arsenal Development melawan Wycombe dan Brighton.
Rangga terpilih menjadi kiper utama selama tiga babak dan baru digantikan pada babak keempat ketika melawan Wycombe. Dia nyaris tak banyak bekerja keras di dua babak pertandingan. Ia baru mendapatkan tantangan pada babak ketiga. Satu gol bersarang tapi ia mampu melakukan tiga penyelamatan gemilang.
"Rangga luar biasa. Soal gol, semua kiper pasti akan mengalaminya. Tapi ia sangat berani di pertandingan ini," kata staf pelatih Tunas Garuda yang ikut mendampingi, Luthfi Ahmad.
Sementara itu, Fahmi yang baru bermain pada babak ketiga ketika melawan Brighton tampil gemilang dalam laga di Stadion The Grove, Burnham. Fahmi berhasil menunjukan performa terbaiknya. Melalui  umpan-umpannya, permainan Arsenal Development menjadi menarik dan tidak monoton lagi.
Sumber : kompas.com

Jumat, 28 Oktober 2011

Muhammad Yamin

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pendidikan online interaktif untuk pelajar.



Mr. Prof. Muhammad Yamin, SH (lahir di Sawahlunto, Sumatra Barat, 24 Agustus 1903– meninggal di Jakarta, 17 Oktober
1962 ( pada umur 59 tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional, Ia dimakamkan di Talawi, Sawahlunto. Beliau merupakan
salah satu perintis puisi modern di Indonesia, serta juga 'pencipta mitos' yang utama kepada Presiden Soekarno

Dilahirkan di kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Yamin memulai karier sebagai seorang penulis pada dekade 1920-an semasa dunia sastra Indonesia mengalami perkembangan. Karya-karya pertamanya ditulis dalam bahasa melayu dalam jurnal Jong Sumatera,  sebuah jurnal berbahasa Belanda, pada tahun 1920. Karya-karyanya yang awal masih terikat kepada bentuk-bentuk bahasa Melayu Klasik.Himpunan Yamin yang kedua, Tumpah Darahku, muncul pada 28 Oktober 1928. Karya ini amat penting dari segi sejarahkarena pada waktu itulah, Yamin dan beberapa orang pejuang kebangsaan memutuskan untuk menghormati satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia yang tunggal. Dramanya, Ken Arok dan Ken Dedes yang berdasarkan sejarah Jawa muncul juga pada tahun yang sama. Antara akhir dekade 1920-an sehingga tahun 1933, Roestam Efendi, Sanusi Pane, dan Sutan Takdir Alisjahbana merupakan pionir-pionir utama bahasa Melayu-Indonesia dan kesusasteraannya.Walaupun Yamin melakukan banyak eksperimen bahasa dalam puisi-puisinya, dia masih lebih menepati norma-norma klasik bahasa Melayu, berbanding dengan generasi-generasi penulis yang lebih muda. Ia juga menerbitkan banyak drama, esai, novel sejarah dan puisi yang lain, serta juga menterjemahkan karya-karya Willian Shakespeare (drama Julius Caesar) dan Rabindranath Tagore.. Pada tahun 1932, Yamin memperoleh ijazahnya dalam bidang hukuim di jakarta. Ia kemudian bekerja dalam bidang hukim di Jakarta sehingga tahun1942. Karier politiknya dimulai dan beliau giat dalam gerakan-gerakan nasionalis. Pada tahun 1928,Kongres Pemuda II menetapkan bahasa Indonesia, yang berasal dari bahasa melayu, sebagai bahasa gerakan nasionalis Indonesia. Melalui pertubuhan Indonesia Muda, Yamin mendesak supaya bahasa Indonesia dijadikan asas untuk sebuah bahasa kebangsaan. Oleh itu, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi serta alat utama dalam kesusasteraan inovatif.Semasa pendudukan Jepang  antara tahun 1942 dan 1945, Yamin bertugas pada Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), sebuah organisasi nasionalis yang disokong oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1945, beliau mencadangkan bahwa sebuahBadan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) diasaskan serta juga bahwa negara yang baru mencakup Serawak, Sabah, Semenanjung Malaya, Timor Portugis, serta juga kesemua wilayah Hindia Belanda. Sukarno yang juga merupakan anggota BPUPK menyokong Yamin. Sukarno menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama pada tahun 1945, dan Yamin dilantik untuk jabatan-jabatan yang penting dalam pemerintahannya.Yamin meninggal dunia di Jakarta dan dikebumikan di Talawi, sebuah kota kecamatan yang terletak 20 kilometer dari ibu kota Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat
Karya-karyanya :
§  Tanah Air (puisi), 1922
§  Indonesia, Tumpah Darahku, 1928
§  Ken Arok dan Ken Dedes (drama), 1934
§  Sedjarah Peperangan Dipanegara , 1945
§  Gadjah Mada (novel), 1948
§  Revolusi Amerika, 1951
Yang Pernah dijabat Oleh Muhamad Yamin :
Menteri Penerangan Republik Indonesia ke-14 (masa Jabatan 6 Maret 1962-13 November 1963)
·          Presiden                 :               Soekarno
·          Pendahulu              :               Maladi    
·          Pengganti              :               Roeslan Abdulgani
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia (masa jabatan 30 Juli 1953-12 Agustus 1955)
·          Presiden                 :               Soekarno
·          Pendahulu              :               Bahder Djohan
·          Pengganti              :               R.M. Suwandi
Menteri Kehakiman Republik Indonesia ke-6 (masa Jabatan 27 April 1951-3 April 1952)
·          Presiden                 :               Soekarno
·          Pendahulu              :               Wongsonegoro
·          Pengganti              :               Lukman Wiriadinata

sumber : wikipedia



Rabu, 26 Oktober 2011

Planet Termuda Telah Lahir

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pendidikan online interaktif untuk pelajar.



Ilustrasi planet LkCa 15b, planet termuda yang pernah ditemukan. LkCa 15b mengorbit bintang LkCa 15 berumur 2 juta tahun pada jarak 11 kali jarak Bumi-Matahari.

Adam Kraus, astronom dari Institute for Astronomy University of Hawaii, berhasil menangkap citra planet yang tengah dilahirkan. Ia mengatakan, planet tersebut terbentuk dari debu dan gas yang mengelilingi bintang LkCa 15 berumur 2 juta tahun dan berjarak 450 tahun cahaya dari Bumi.

Planet tersebut bernama LkCa 15b dan memecahkan rekor sebagai planet termuda yang pernah ditemukan. Berdasarkan estimasi, planet tersebut baru mulai terbentuk 50.000-100.000 tahun yang lalu. Planet termuda sebelumnya berumur lima kali lebih tua.
LkCa 15b punya massa enam kali Jupiter. Jarak planet dengan bintang induknya 11 kali lebih jauh daripada jarak Bumi-Matahari. Untuk menemukan planet itu, Kraus dan rekannya, Michael Ireland dari Macquire University dan Asutralian Astronomy Observatory, memakai teleskop Keck di Manuna Kea.
"Kami menangkap obyek ini pada saat yang tepat. Kami melihat bintang muda yang memiliki piringan yang mengelilinginya, tempat planet mungkin terbentuk di sana. Kami juga melihat sesuatu tepat di tengah-tengah gap piringan itu," kata Kraus seperti dikutip AP, Kamis (20/10/2011).
Kraus dan rekannya menemukan LkCa 15b setelah mengetahui adanya "ruang" antara bintang induk dan piringan debu yang ada di sekitarnya. Ruang itu menjadi pertanda adanya planet yang tengah terbentuk. Planet mampu "membersihkan" debu dan gas di sekitarnya karena mengakumulasikan materi.
"Gap ini keuntungan besar bagi astronom yang ingin menemukan planet. Kami tahu planet mungkin ada di sana dan bahkan tahu di mana harus melihatnya. Kami hanya perlu menemukan cara membedakan planet yang redup dengan bintang induknya yang terang," kata Kraus.
Penemuan planet ini menjadi pencapaian baru dari ilmu pengetahuan sebab sebelumnya belum ada astronom yang mampu menemukan planet semuda LkCa 15b. Pasalnya, cahaya bintang yang sangat terang menghalangi observasi planet muda yang sedang terbentuk. Untuk mengatasi hambatan, Kraus menggunakan dua teknik. Pertama adalah mengubah bentuk cermin pada teleskop sehingga bisa menghilangkan distorsi cahaya dari atmosfer Bumi. Kedua adalah pemakaian topeng pada cermin teleskop sehingga cahaya bintang terblokir dan planet bisa diobservasi.
Seperti dikutip National Geographic, Jumat (21/10/2011), Kraus mengatakan, "Kami telah mencari planet ini bertahun-tahun karena kami tahu bahwa mengobservasi planet yang sedang terbentuk akan membuat kita mengetahui bagaimana proses awal terbentuknya planet."
LkCa 15b diharapkan bisa menjawab teka teki pembentukan planet dan membantu ilmuwan memastikan apakah planet terbentuk pada masa awal bintang atau periode selanjutnya, serta apakah planet terbentuk di zona dekat atau jauh dari bintang.

sumber L kompas.com

Selasa, 25 Oktober 2011

Bimbingan Belajar, Apakah Perlu ??

Segera bergabung di www.indi-smart.com, dan dapatkan ratusan konten pendidikan online interaktif untuk pelajar.





Bimbingan belajar alias bimbel seakan menjadi hal ”wajib”, terutama bagi siswa kelas XII atau kelas III SMA. Benar enggak, sih? Ada siswa yang menjawab perlu banget, tetapi ada juga yang bilang enggak.
Maklum, biaya masuk bimbel tak murah, bisa mencapai jutaan rupiah. Ini artinya sama atau malah lebih mahal dari bayaran uang sekolah di SMA negeri dan swasta kelas menengah selama setahun.

Bimbel bukan barang baru bagi dunia pendidikan di negara kita. Coba tanyakan soal bimbel kepada tante, om, atau orangtua, pasti minimal mereka pernah mendengarnya.
Sejak sekitar akhir 1970-an, bimbel sudah ada di kota besar seperti Jakarta. Tetapi, waktu itu bimbel sebatas ajang melatih siswa SMA yang akan mengikuti tes masuk ke perguruan tinggi. Salah satu bimbel yang dikenal pada zaman itu adalah Siky Mulyono.
Pada 1990-an, keberadaan bimbel semakin menjamur. Sasaran mereka tidak hanya menjaring lulusan SMA yang akan mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri (PTN), tetapi mulai menarik pelajar kelas III SMA guna menyiapkan mereka mengikuti ujian nasional (UN).
Targetnya, peserta lulus UN dengan nilai bagus dan lolos seleksi masuk PTN. Malahan bimbel juga membuka bimbingan bagi siswa kelas X dan kelas XI dengan sasaran agar peserta mendapat nilai ulangan harian bagus dan naik kelas dengan nilai memuaskan.
Kepala Perwakilan Bimbingan & Pemantapan Belajar Quin, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Eriza Sitohang menyatakan, bimbel sebenarnya hanya memenuhi kebutuhan belajar siswa.
”Kami banyak memberi latihan soal. Sering kali ada soal yang tak ada di sekolah, tetapi kami punya sebab kami memiliki tim penyusun soal sendiri,” tuturnya.
Selain itu, tutor di bimbelnya juga siap membantu siswa yang kesulitan menjawab soal dari guru di sekolah.

Materi pelajaran minim
Alasan siswa SMA masuk bimbel bermacam-macam. Umumnya peserta bimbel mengaku karena pembelajaran di kelas masih kurang.
”Guru hanya memberi materi sedikit, tapi banyak memberi soal. Kita yang enggak bisa menyelesaikan soal jadi bingung, mau tanya ke mana. Ya, akhirnya masuk bimbel,” ujar Nunung, lulusan salah satu SMAN di Madiun, Jawa Timur. Alasan senada disampaikan Lala, siswa sebuah SMA di Tangerang.
Sementara Cyntia Martha, siswa SMAN 70 Jakarta Selatan, menyatakan ingin berlatih menjawab soal secara cepat lewat pelatihan di bimbel, yang setiap bulan memberi siswa kesempatan try out (uji coba).
”Di Geo (bimbel di mana ia bergabung), setiap bulan ada try out. Kalau sering latihan menyelesaikan soal, kita akan terbiasa menghitung waktu pengerjaan soal pada ujian sesungguhnya,” tutur siswa kelas XII itu.
Selain agar lulus UN, Cyntia berharap ikut bimbel akan membantu memudahkannya mengerjakan soal pada seleksi masuk di Universitas Indonesia nanti.
Menanggapi keluhan kurangnya guru memberikan materi belajar di kelas, Ida, guru sebuah SMA di Jakarta, mengakuinya.
”Guru sekarang beda dengan guru zaman dulu yang bisa maksimal mengajar di kelas. Saya sendiri bisa merasakannya. Itu yang membuat anak-anak masuk bimbel,” katanya.
Iwan Hermawan, guru SMAN 9 Bandung, lebih memandang fenomena makin suburnya bisnis bimbel karena unsur tren sehingga siswa cenderung mengikuti teman-teman yang sudah ikut bimbel. Namun, Sekretaris Jenderal Federasi Guru Independen Indonesia itu tak menampik, ada guru yang kurang maksimal memberikan materi pembelajaran di kelas, sampai suasana belajar mengajar yang tak membuat siswa betah di sekolah.
Ke mana lagi mereka lari kalau tidak ke bimbel yang umumnya ber-AC dan memberikan suasana lebih nyaman untuk belajar?
”Ada guru kurang maksimal mengajar, itu belum tentu salah guru sepenuhnya karena guru pun sibuk mengerjakan administrasi demi mendapat penilaian baik agar bisa segera mendapat sertifikasi,” Iwan menambahkan.
Sebagai guru, ia tetap menyarankan, jika kurang paham, siswa bertanya kepada guru bersangkutan dan belajar sungguh-sungguh di rumah. Faktanya, banyak pula siswa tak ikut bimbel dan tetap bisa masuk PTN favorit.
Ada garansi
Jika memang siswa merasa harus bimbel, berarti orangtua mesti merogoh kocek dalam-dalam karena umumnya bimbel memasang tarif relatif mahal. Selain itu, siswa juga harus menjaga kesehatan lahir batin. Sebab, setelah belajar di sekolah, mereka harus belajar lagi di tempat bimbel minimal 1,5 jam, dua kali seminggu.
Soal biaya bimbel, di kota kecil seperti Madiun, misalnya, peserta bimbel harus membayar rata-rata Rp 2 juta untuk bisa lulus UN dan lolos ujian masuk PTN. Di Jakarta, biaya bimbel sekitar Rp 6 juta. Untuk program khusus, biayanya Rp 12 juta-Rp 15 juta selama tak sampai setahun. Program ini memberikan jaminan kelulusan siswa masuk PTN, apa pun jalur seleksinya.
Bimbel Quin yang berkantor pusat di kawasan Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, misalnya, punya program khusus mengejar nilai ulangan harian, menghadapi ujian sekolah dan UN, hingga lolos masuk PTN.
Quin juga menawarkan program spesial untuk siswa kelas XII berbiaya Rp 15 juta. Di sini, peserta mendapatkan garansi masuk PTN. Jika peserta gagal, mereka akan mengembalikan sebagian biaya bimbel (minimal separuhnya).
”Ini tergantung dari nilai siswa. Semakin tinggi nilainya, makin tinggi uang yang akan kami kembalikan,” kata Erni, staf Quin. Pengembalian uang mencapai Rp 7 juta-Rp 8,5 juta.
Beda program spesial dengan reguler dan eksekutif hanya pada intensitas pertemuan. Peserta program eksekutif setiap hari belajar untuk semua mata pelajaran tes masuk PTN. Setiap kali pertemuan sekitar 90 menit. Pada program reguler, pertemuan membahas soal guna menyiapkan diri ikut UN dua kali seminggu (reguler) dan tiga kali (eksekutif). Siswa kedua program ini tak mendapatkan pengembalian uang garansi masuk PTN.
Bimbel lain pun memiliki sistem sama. ”Jika tak lulus masuk PTN, sebagian uang kami kembalikan,” tutur seorang petugas BTA Grup di kawasan Pasar Mayestik, Jakarta Selatan.
Jadi, perlukah bimbel untuk masa depan kita? Semua kembali kepada kondisi setiap siswa. Ada baiknya, sebelum memutuskan ikut bimbel, tanyakan kepada diri sendiri kelebihan dan kekurangannya.
Ikut bimbel berarti kita punya kesempatan belajar lebih lama, tetapi lebih lelah dan orangtua harus mengeluarkan uang ekstra. Belajar sendiri atau berkelompok dengan teman-teman relatif tak perlu biaya ekstra besar, tetapi memerlukan disiplin diri yang tinggi. Kemungkinan lain, minta kesediaan guru di sekolah untuk memberikan waktu tambahan untuk pelajaran yang belum kita mengerti.
Sumber : kompas.com



Permainan untuk Balita Anda (klik play, pilih lagu di kiri, lalu tekan sembarang tuts)