Rabu, 07 April 2010

Catatan Kecil dari forum International Teacher Conference


Segera bergabung di www.indi-smart.com


Catatan Kecil International Teacher Conference
Rangkuman posting Omjay, Pak Sopyan, & M. Ihsan di Milis Klub Guru Indonesia
International Teachers Conference and Education Exhibition 2010 (ITCEE 2010)
Hotel Sahid Jaya Jakarta selama dua hari, dari 3-4 April 2010.



Tema ITCEE 2010
Tema dari ITCEE kali ini adalah Learning, Sharing, and inspiring in a green environment, Education for 21st Century. Forum ini merupakan ajang bagi para guru untuk saling menceritakan dan bertukar informasi serta pengalaman para guru, saling menginspirasi bagi kemajuan peningkatan kualitas dan profesionalitas guru sehingga dicapai suatu kesepakatan yang bermanfaat dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Para Peserta ITCEE 2010
Saya pribadi mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada redaksi majalah guruku yang telah mengundang saya sebagai kontributor untuk hadir dalam kegiatan ini. Apalagi pak Ismet Hasan Putro, pimpinan redaksi majalah guruku dalam sambutannya mengatakan pentingnya para guru untuk saling berbagi dan berkolaborasi dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
ITCEE 2010 ini dibuka oleh Prof Dr. Fuad Hamid, dari deputy Menkokesra. Sedianya acara ini akan dibuka oleh presiden SBY, namun pak SBY berhalangan hadir dan terus terang ini membuat saya dan rekan-rekan guru agak sedikit kecewa. Sebab dalam daftar acara jelas tertulis, bahwa akan ada dialog dengan presiden SBY. Tentu akan sangat senang sekali bila pak SBY bisa hadir dihadapan 1000 orang guru yang memenuhi ruangan Puri Agung Lantai 2 Hotel Sahid Jaya Jakarta.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Fuad Hamid mengatakan bahwa kemiskinan dan pengangguran, tanggap cepat terhadap bencana, konflik sosial, dan investasi SDM menjadi fokus kita dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu diperlukan SDM unggul yang mampu untuk bersaing dalam dunia pendidikan sebagai investasi penting di masa yang akan datang. Termasuk di dalamnya profesionalisme guru dan peningkatan kualitas pendidikan di negara ini.
Dr. Arturo Acosta
Setelah sambutan dari deputy Menkokesra, Dr. Arturo Acosta, dari USAID USA memberikan paparannya tentang pendidikan di Amerika Serikat. beliau mengatakan bahwa guru yang berkualitas akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas pula, dan oleh karena itu, para guru di amerika serikat selalu melakukan proses "update diri" untuk lebih profesional dalam tugasnya sebagai pendidik.
Pemaparan beliau ini sangat menarik, dan membuat guru banyak bertanya tentang pendidikan di negera adidaya itu. Apalagi tema yang dibawakannya adalah Regulations on Teachers Profesionalism Development and impact on Education Quality. Mampu mempresentasikan dengan baik tentang Mapping America's Progress in education in the Era of No Child Left Behind.
Prof Fasli Djalal (Wakil Mendiknas) didampingi PimRed Majalah Guru sedang berbincang-bincang dengan penjaga stand dari Universitas Cambridge Buat saya yang hanya mahir dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (hahahaha) tentu mengalami kesulitan memahami omongan orang bule ini yang seperti orang kumur-kumur. Untunglah ada penterjemah yang mampu mengartikan kepada kami para guru yang belum begitu lancar dalam bahasa Inggrisnya, sehingga memahami apa yang beliau paparkan. Intinya beliau memuji Indonesia yang banyak sekali sekolahnya dan juga pelajarannya. Membuat para guru di Amerika harus banyak belajar dari Indonesia, hahahahaa (Nggak salah Tuh?).
Tanggal 3 April 2010 saya berusaha menyempatkan diri untuk menghadiri  undangan International Teacher Conference yang diadakan oleh Majalah Guruku bersama Bakti BUMN. Sebuah perhelatan yang megah karena diselenggarakan di Hotel Sahid dengan pembicara lokal (para birokrat departemen dan pemimpin beberapa BUMN), ada Pak Johanes Surya, dan hampir di setiap sesi ada pembicara asing. Sayang RI-1 tidak datang, katanya sih lagi sibuk di hajatannya Abu Rizal Bakri... hmmmm selalu begitu ya.
Setelah pembukaan, kegiatan selanjutnya adalah presentasi dari Mr. Dacosta dari USAID yang bercerita tentang perbandingan sekolah di Amrik dengan di Indonesia. Dia menjadi sangat paham karena memang kerjaan dia adalah membuat pelatihan di berbagai daerah di Indonesia dengan DBE nya. Sayang... hanya sebatas statistik dan tidak menukik kepada sesuatu yang lebih dalam. Jadinya hanya sebatas informasi saja. Kegiatan selanjutnya adalah presentasi dari perwakilan Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama. Judulnya keren banget mengenai strategi pengembangan madrasah. Isinya? Melulu masalah pendidikan di Kementrian Agama, kurang sdm lah, bangunan rusak, guru malas, dan seabrek masalah... Walah, kirain gak gitu ya... (sayang gak bisa nanya... kalau saja dapet... aku hajar dengan pertanyaan segambreng).
Selanjutnya talk show Wakil Mendiknas Bapak Fasli Jalal. Nah... kalau ini lumayan enak didengarkan. Selain presenternya juga menyenangkan, topik yang disampaikannya juga cukup menarik. program-program dan janji pembenahan menjadi sorotan. Bahkan beliau nantangin kalau ada kecurangan-kecurang an. Tapi lagi-lagi ujungnya formalitas.. . hmmm susah ya dapat kesempatan diskusi intensif. Harus main ke kantornya sepertinya.
Setelah makan siang dan melihat galeri stand yang cukup wah.... Saya mendengarkan presentasi dari Pak Johanes Surya. Tapi topiknya  perasaan selalu sama. Dia selalu ngomong "Tidak ada murid bodoh jika gurunya OK dan metodenya OK". Tapi secara umum dia cukup menarik untuk didengarkan. Apalagi dari daerah lain pasti dahsyat mendengarkan salah satu icon olimpiade IPA. Ia bercerita bahwa:
·         ada 10% anak yang Auditory
·         ada 30% anak yang visual
·         ada 60% anak yang kinestetik.. ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Permainan untuk Balita Anda (klik play, pilih lagu di kiri, lalu tekan sembarang tuts)